PART 5

415 66 3
                                    

"Kita sampai." Taheyung memarkirkan mobil mewahnya didepan kedai yang cukup kecil.

Sakura masih menatap depan kedai tersebut. Apakah benar ini tempat yang Taehyung maksudkan.

"Ayo turun. Apa kau ingin aku membukakan pintu untukmu."

"Huh." Sakura langsung turun dari mobil dengan wajah sedikit kesal dengan Taehyung.

"Ayo masuk. Kedai ini masih sepi di pagi hari jadi tidak ada yang mengenali kita."

"Aku juga tidak peduli jika orang mengenali kita." Sakura menjawab dengan acuh namun wajahnya mengatakan lain.

"Jadi tidak masalah jika orang membuat gosip kita berpacaran?"

"Hentikan. Jangan menggodaku." Sakura masuk kedalam kedai untuk menghindari pertanyaan Taehyung.

Taehyung mengikuti Sakura dari belakang. Tak lama setelah mereka berdua duduk. Bibi pemilik restoran datang.

"Kim Taehyung. Sudah lama kau tidak datang."

"Maafkan aku, promosi album membuatku sibuk. Aku hampir tidak punya waktu tidur selama promosi album."

"Tidak masalah. Selama kau ingat kedai ini kau selalu diterima."

Sakura melongo melihat keakraban dua orang yang ada didepannya ini.

Bibi pemilik kedai mengalihkan wajahnya ke arah Sakura.

"Katakan siapa wanita cantik yang ada dihadapanku ini Taehyung? Aku rasa oernah melihatnya tapi aku lupa."

Taehyung terkikih. "Dia Sakura bi. Miyawaki Sakura."

"Kau bercanda." Bibi pemilik kedai memukul bahu Taehyung.

"Apakah aku harus meminta Sakura memberikan kartu pengenalnya."

Bibi pemilik Kedai memindai wajah Sakura.

"Oh tuhan. Aku ingat dirimu. Kau tahu aku sangat menyukai peranmu di film yang kau bintangi tahun lalu."

"Terimakasih bi." Sakura memberikan senyuman tulusnya pada bibi pemilik kedai.

"Bahkan kau lebih cantik dari yang kulihat di televisi bukankah begitu Taehyung."

"Iya. Bahkan sampai sekarangpun aku masih tidak menyangka ada manusia seperti dirimu di bumi yang kotor ini." Jawab Taehyung.

"Bumi kotor karena ada orang sepertimu." Sakura memberikan balasannya untuk Taehyung.

"Bibi dia menggemaskan bukan." Taehyung mengadahkan wajahnya dengan tangan kanan.

"Kau seperti remaja yang sedang jatuh cinta."

"Aku memang mencintai wanita ini." Jawab Taehyung apa adanya.

Wajah Sakura berubah menjadi semerah tomat. Dia tahu Taehyung adalah orang yang selalu jujur tapi tetkadang kejujurannya itu kelewat batas.

"Apakah kalian berpacaran." Bibi pemilik kedai bergantian menunjuk Sakura dan Taehyung.

"Apakah kami serasi?" Tanya Taehyung.

"Kalian sangat serasi." Bibi pemilik kedai menepuk tangannya.

"Taehyung jangan membuat berita yang tidak benar." Sakura sedikit menggeram.

Taehyung hanya tertawa sebagai jawabannya.

"Baiklah jangan bertengkar. Aku akan membawakan menu khas kedai ini. Aku akan meninggalkan kalian."

Setelah bibi pemilik kedai pergi menuju dapur.

"Taehyung apa yang katakan pada bibi pemilik kedai."

"Aku hanya mengatakan fakta."

"Orang bisa salah paham."

"Aku tidak perduli. Aku senang jika orang mengira aku ada hubungannya denganmu. Kau juga harusnya senang. Aku tampan, terkenal, baik hati, penyanyi, dan tentu saja kaya."

Sakura menepuk keningnya.

"Dasar pria narsis."

"Aku serius Sakura. Seberapa banyak kau menolakku. Sebanyak itu pula aku akan mencoba mendapatkanmu."

"Taehyung hentikan. Ini tidak boleh dilakukan."

"Kenapa? Apa karena Jungkook lagi?"

"Dia adalah mantan pacarku dan teman satu grupmu."

"Apakah aku harus keluar dulu dari grup ini lalu kau bisa menerima cintaku?"

"Jangan gila!" Sakura sedikit berteriak.

"Sakura. Aku mencintaimu jauh sebelum Jungkook dan kau bersama. Kau tahu itu dan aku yakin kau juga memiliki perasaan yang sama denganku."

Sakura hanya menelan ludah. Dia tidak tahu harus menjawab apa.

"Sakura, apa kau takut denganku?"

"Aku tidak takut denganmu."

"Tentu saja karna wajahku ini tampan." Taehyung kembali dengan mode narsisnya.

"Oh tuhan, kutukan apa yang kau berikan kepadaku di pagi hari ini."

"Hei jangan berbicara seperti itu wajahku adalah anugerah. Kau harusnya beruntung lelaki seperti diriku ini tergila-gila padamu."

"Iya aku beruntung." Sakura menjawab iya namun nada bicara dan wajahnya mengatakan fuck off.

"Oh tuhanku. Aku masih tidak mengerti mengapa aku sangat menggilai dirimu."

"Karena otakmu sedikit tidak waras." Sakura mengalihkan pandangannya. Dia tidak ingin Taehyung melihat wajahnya yang sedikit merona.

"Ah sepertinya begitu tapi aku menyukainya.

Bibi pemilik kedai datang dengan membawa pesanan mereka berdua.

"Kalian berdua seperti remaja yang sedang kasmaran."

Sakura mengernyitkan alisanya sedangkan Taehyung tersenyum lebar.

Bibi pemilik kedai menyajikan makan di meja.

"Sup ini enak dimakan ketika masih hangat."

"Terimakasih bibi." Jawab Sakura.

Bibi pemilik kedai meninggalkan mereka berdua untuk makan.

"Makanlah. Sup disini rasanya enak."

Tanpa basa-basi Sakura mmasukkan sesendok sup kedalm mulutnya.

"Taehyung ini enak."

"Sudah kubilang bukan. Jika kubilang enak pasti enak."

"Iya aku percaya.

"Jadi kau percaya juga jika cintaku sangat besar untukmu." Taehyung sengaja memancing.

"Hei, jangan mengalihkan pertanyaanmu."

"Kau mudah sekali di goda." Taehyung tersenyum senang.

"Itu semua kau yang melakukannya."

"Tapi kau suka."

Sakura lebih memilih tidak menjawab pertanyaan Taehyung karena pasti akan berbuntut panjang.

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang