PART 15

334 55 13
                                    

Maria berdiri didepan apartemen Sakura sambil menenteng tasnya dengan wajah sedikit kesal. Beberapa jali dia memencet bel namun Sakura tidak kunjung membukakan pintu.

Akhirnya dengan kesal Maria menelepon ponsel Sakura. Butuh usaha yang keras juga untuk menelepon ponsel artisnya itu.

"Tuhan Sakura. Cepat bukakan pintu. Aku sudah didepan pintu apartemenmu beberapa menit yang lalu dan membuat jari telunjukku sakit karena terus memencet bel."

"Tunggu sebentar." Sakura menghampiri Maria dengan ponsel masih menempel ditelinganya.

"Akhirnya kau bukakan juga pintunya." Maria langsung masuk tanpa aba-aba dari Sakura.

"Maafkan aku. Aku sedang mandi tidak mendengar kau memencet bel."

"Kau sudah makan?" Tanya Sakura.

"Aku tidak ingin makan dan minum. Aku ingin istirahat"

"Kamar tamu sudah kusiapkan untukmu. Kau beristirahatlah disana." Sakura memimpin jalan untuk menunjukkan kamar tamu. "Tidurlah sudah kubersihkan untukmu."

"Terimakasih. Aku akan tidur sejenak. Jangan bangunkan aku." Maria langsung menutup pintu kamar.

"Ugh. Padahal aku baru saja menyiapkan makanan jika dia tiba-tiba saja datang." Sakura kembali ke kamarnya.

Setelah memakai pakaian lengkap dan berias Sakura kembali mendapat panggilan dari Taehyung.

"Kau dimana? Aku sudah di basement apartemen."

"Tunggu sebentar. Maria datang. Aku akan memberitahunya aku pergi."

"Baiklah, cepat."

Sakura mematikan panggilannya. Dia mengambil tas dan memakai sepatu lalu menghampiri Maria yang tertidur.

"Maria, aku pergi dulu. Aku sudah menyiapkan makanan untukmu. Jika kau lapar panaskan saja di microwave."

"Hmm." Hanya itulah balasan dari Maria.

Percuma saja Sakura membangunkannya juga. Maria pasti akan memjawab hal yang sama.

Menunggu didalam mobil tidak pernah terasa selama ini untuk Taehyung. Ingin rasanya dia langsung menemui Sakura didepan apartemen. Namun tidak dia lakukan.

Pintu mobil terbuka. Taehyung melihat Sakura masuk dan duduk di kursi penumpang samping pengemudi.

"Aku pikir kau terjebak di lift." Taehyung menyalakan mesin mobilnya.

"Kau ingin aku terjebak di lift." Sakura memelototi Taehyung namun Taehyung mengabaikan dirinya.

"Aku tidak bilang seperti itu." Taehyung membela dirinya.

"Tapi kau-."

"Shtt." Taehyung memotong percakapan Sakura. "Jika kau melanjutkannya aku akan mencium bibirmu." Ucap Taehyung sambil menahan tawa.

"Mesum." Seru Sakura.

Hari ini proses rekaman Jungkook cepat selesai. Dengan wajah gembira Jungkook meninggalkan studi rekaman dan menuju apartemen Sakura.

"Hei, Kim Taehyung kau ingin mengajakakku kemana?"

"Bersabarlah Miyawaki. Perjalanan kita masih cukup jauh."

"Ugh, maka dari itu kau mengajak bertemu pukul 10 pagi."

"Aku tidak ingin menyia-nyiakan satu hari ini."

Sakura menggerutu pelan.

"Apa yang kau katakan Sakura." Taehyung masih bisa mendengar gerutuan Sakura walaupun dirinya fokus menyetir.

Sakura sedikit terkejut. Sepertinya pria itu punya sinyal tersendiri.

"Aku tidak berkata apapun."

"Aku sudah membelikanmu beberapa makanan kecil dan minuman." Taehyung menunjuk jok belakang mobilnya.

Umumnya Taehyung tidak suka ada orang yang makan ataupun minun didalam mobil mewahnya. Setitik saja noda yang ada, pria itu bisa marah besar. Namun untuk Sakura adalah pengecualian. Selama Sakura nyaman disampingnya dia tidak peduli.

Sakura meraih sebungkus snack yang ada di jok belakang.

"Aku pikir kau adalah orang yang cinta kebersihan dan tidak ingin mobilmu kotor." Sakura membuka snack di tangannya.

"Apakah seperti itu?"

"Hmm." Sakura memasukkan snack kedalam mulutnya.

"Jika kau yang melakukannya, aku dapat mentolerirnya."

"Apakah diduniamu itu selalu aku dan aku."

Sakura yang bodoh masih tidak paham juga jika Taehyung itu tergila-gila dengan dirinya.

"Kau memang bodoh. Sangat bodoh."

"Kenapa aku bodoh." Sepertinya Sakura sedikit kesal dengan ucapan Taehyung.

"Jika aku tidak tergila-gila padamu, apakah aku akan melakukan semua ini. Menunggu kau dan Jungkook putus. Mengajakmu berkencan. Selalu menggagalkan rencana kau dan Jungkook untuk berkencan. Bahkan aku mencium bibirmu. Aku bukan pria yang mudah melakukan itu kesetiap wanita."

"Aku tidak tahu." Sakura menunduk dan kembali memakan snack ditangannya.

"Jelas kau tidak tahu. Pengalaman cintamu itu nol besar. Walaupun kau lernah berpacaran. Kau bodoh memahami perasaan pria. Tidak semua pria yang menyukaimu itu adalah fansmu."

"Aku tidak menganggap dirimu adalah fansku."

"Itu hanyalah perumpaan Sakura."

"Tapi." Bantah Sakura.

"Tapi apa." Taehyung melirik sekilas ke arah Sakura. "Jika kita berada di apartemenmu, aku pastikan aku akan memelukmu dan menciumi seluruh wajahmu karena kebodohanmu itu."

"Kim Taehyung mesum."

"Yah, kekuranganku saat aku berada sisampingmu adalah sifat mesumku." Taehyung tertawa puas.

Wanita ini tidak tahu berapa kali wajahnya dibuat merah merona seperti sekarang oleh seorang Kim Taehyung.

"Aku ingin sekali menghukum bibirmu itu sekarang juga. Bibirmu itu selalu mengatakan hal yang kadang membuatku kesal."

"Itu bukan hukuman." Sakura setengah berteriak.

"Aku tidak mungkin menyakitimu jadi aku lebih memilih memberikan dirimu hukuman itu."

"Bilang saja kau memang ingin sekali mencium bibirku." Sindir Sakura.

"Kau tahu aku kecanduan dengan bibirmu."

"Taehyung hentikan." Sakura menutup wajahnya karena malu.

"Kau yang memancingku Sakura. Aku hanya berkata jujur."

Sial pria ini memang benar-benar mesum namun pria ini juga yang selalu membuat jantung Sakura berdetak semakin cepat.

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang