Setelah pernyataan cinta dari Taehyung. Pria itu semakin menempel terhadap Sakura seperti tidak memiliki batasan. Bahkan ketika makan malampun seperti itu. Beberapa kali Taehyung memperhatikan Sakura makan. Menatapnya dengan penuh cinta. Itu membuat kedua manager mereka berdua menaruh perasaan curiga.
"Hei Kim Taehyung. Apa kau berhubingan dengan Sakura?" Tanya Manager Taehyung ketika berada di toilet pria.
"Mengapa kau berpikir seperti itu?" Taehyung membasuh tangannya di westafel.
"Jangan berbohong. Aku tahu kau sudah sangat lama. Kau tidak pernah bersikap seperti ini terhadap seorang wanita."
"Tolong rahasiakan hal ini dari yang lain termasuk semua member. Biar aku yang mengatakannya sendiri."
"Bukankan Sakura mantan pacar Jungkook. Apa itu tidak masalah untuknya?"
"Cepat atau lambat dia harus menerimanya. Aku tidak ingin menyembunyikan hubungan kami."
"Lalu. Apa kau ingin mengumumkannya. Bukankah itu tidak baik untuk karirmu."
"Lalu. Apakah aku harus menyembunyikannya terus-menerus. Hyung, aku tidak mau seperti itu."
"Kau harus memikirkannya lagi Taehyung. Didunia industri seperti ini menjatuhkan orang sangat mudah. Hanya dengan sekali gosip. Bukan kau yang aku takutkan tapi Sakura. Dia wanita dan pernah menjadi kekasih Jungkook. Jika mereka tahu skandal cinta kalian yang menjadi korban adalah Sakura dimata kita tapi dimata publik kau dan Jungkook yang korban. Publik akan menyalahkan Sakura bukan kau ataupun Jungkook."
Taehyung hanya terdiam memikirkan perkataan managernya.
"Aku tidak akan melarang hubungan kalian. Justru aku suka kau seperti ini mencintai wanita. Itu membuatmu terlihat seperti pria normal tapi Sakura bukan orang biasa. Eksistensinya didunia hiburan Jepang sangat berpengaruh. Jika sesuatu yang buruk terjadi kepadanya karena dia berpacaran denganmu. Kau sendiri yang akan kena batunya."
"Jangan khawatir hyung. Aku bisa mengatasinya."
"Sepertinya apapun yang aku katakan padamu, kau tidak akan menyerah."
"Tidak akan." Taehyung menggeleng.
"Kita harus kembali. Sepertinya Sakura dan managernya sudah menunggu kita.
Di luar restoran Sakura sibuk berbicara dengan seseorang di ponselnya.
"Apakah kau sudah makan malam?" Tanya Sakura.
"Belum. Aku menunggu teleponmu hari ini." Jawab Jungkook.
"Jangan seperti itu. Kau bisa sakit."
"Aku akan makan ketika kita selesai berbicara. Aku janji."
"Baiklah." Sakura menyerah. "Jika kembali nanti. Aku ingin segera bertemu denganmu. Ada yang ingin kubicarakan."
"Apa yang ingin kau bicarakan Sakura?" Firasat Jungkook menjadi tidak enak.
"Nanti saja akan kukatakan."
"Hmm. Baiklah Sakura. Apakah kau nyaman disana. Kau menyukai tempatmu menginap?"
"Aku suka. Tempatnya sangat bagus. Mungkin lain kali aku ingin kemari lagi."
"Aku akan mengajakmu kesana lain kali."
"Terimakasih Jungkook."
"Sakura. Ayo kita harus kembali ke cottage. Besok kita akan berangkat pagi sekali." Seru Maria dari sebrang telepon.
"Aku harus pergi Jungkook. Sampai jumpa."
"Sampai Jumpa Sakura."
Panggilan berakhir.
Setelah panggilan selesai Maria dan Manager Taehyung kembali ke Main hall tempat mereka menginap sedangkan Sakura dan Taehyung kembali ke cottage bersama.
"Aku suka sekali disini. Suasananya tenang."
"Jika kau suka, kita bisa kemari lagi setelah pemotretan ini selesai."
"Hal itu sama persis yang diucapkan Jungkook."
"Apa dia menghubungimu?"
"Tidak." Sakura menggeleng. "Aku yang menghubunginya duluan."
"Mengapa kau lakukan itu?" Taehyung merasa kesal.
"Karena aku tahu dia akan menungguku dan terus menunggu jika aku belum mengabarinya ketika aku pergi kemanapun terlebih lagi aku perginya dengan dirimu."
"Aku tidak suka kau peduli dengannya. Berhentilah memberinya harapan."
"Aku tidak memberinya harapan." Sakura berkata dengan polosnya.
"Jangan bodoh." Taehyung mencubit pipi Sakura. "Dia seperti itu karena kau terus peduli dan memberikan perhatian padanya."
"Kau mencubitku sedikit keras." Sakura mengusap pipi yang dicubit Taehyung.
"Maafkan aku." Taehyung mengusap pipi Sakura.
"Tapi aku merasa aku menganggapnya sebagai sahabat saja. Bukankah itu baik saling perduli terhadap sahabat."
Taehyung memutar matanya dengan kesal. Wanita ini terlalu bodoh dalam hal percintaan.
"Ingat dia itu mantan pacarmu Sakura dan dia masih mencintaimu. Sebagaimanapun kau menganggapnya sahabat jika dia masih mencintaimu. Sekecil apapun kau memberikannya perhatian itu akan dianggapnya sebagai kesempatan." Taehyung menjelaskan dengan nada sedikit kesal.
"Aku tidak tahu akan hal itu." Sakura mengangkat kedua bahunya.
"Jelas kau tidak tahu. Nilai pengetahuanmu terhadap lelaki itu nol."
"Hei, aku tidak seburuk itu." Sakura membela dirinya.
"Ya kau. Dengan perasaanmu sendiri saja kau tidak menyadarinya. Butuh bertahun-tahun untukku menyadarkan perasaanmu padaku."
"Ugh, Jangan katakan hal itu." Sakura menggigit bibirnya karena kesal.
Taehyung menghentikan langkahnya. begitupu Sakura.
"Jangan menggigit bibirmu seperti itu nanti bisa luka." Taehyung menyentuh bibir Sakura dengan ibu jarinya. Bahkan mengelus bibir mungil wanita itu. "Hanya aku yang boleh menggigitnya."
"Dasar pria gila." Sakura memukul dada Taehyung dan berjalan meninggalkan Taehyung dengan wajah memerah.
Pria itu tertawa dengan keras. "Hey kau mau kemana."
"Kau berisik." Balas Sakura dengan kesal karena pria itu selalu menggodanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Enemy
Fanfiction(COMPLETED) Semua orang tahu jika Miyawaki Sakura dan Kim Taehyung adalah musuh abadi. Miyawaki Sakura merupakan artis terkenal setelah dia memutuskan lulus dari grup yang menaunginya, HKT 48. selain itu Kim Taehyung juga adalah salah satu idol ter...