Sakura mengakhiri panggilan untuk Jungkook. Dia merasa ada yang aneh dengan Jungkook semenjak Sakura ke Korea tapi Sakura tidak tahu apa itu.
Taehyung melihat jam di tangannya. Dia tidak sadar jika ini sudah waktunya makan malam. Dia jenuh dengan pertemuan ini. Selalu berputar-putar. Memutuskan model saja membutuhkan waktu berjam-jam.
"Pak Han, aku ingin merekomendasikan seseorang untuk menjadi partnerku."
"Siapa?" Tanya pak Han pada Taehyung.
"Kau kenal Miyawaki Sakura?"
Pak Han mengangguk.
"Aku ingin dia yang menjadi partnerku. Jika kau mengenalnya. Kau juga pasti tahu berapa kali dia menjadi brand ambasador produk terkenal dan itu sukses dipasaran. Apalagi ini hanya untuk cover majalah bazar. Aku sangat yakin penjualan majalah bulan nanti akan laku berkali-kali lipat." Jelas Taehyung
Pak Han berpikir sejenak.
"Sepertinya ide Taehyung bagus juga. Kita semua tahu Sakura memiliki fanbase yang sangat amat loyal." Tambah Seung Mo editor majalah Bazar.
"Sepertinya ini ide yang bagus." Akhirnya pak Han tersenyum lebar. "Hubungi manager Sakura secepatnya."
"Akan kulakukan." Jawab Nana.
Taehyung tersenyum dalam hati. Misinya kali ini sukses. Hanya tinggal menunggu reaksi Sakura.
Aroma harum tercium di dalam apartemen Sakura. Dia memasak sedikit banyak karena Jungkook akan mampir ke apartemennya. Beberapa kali Sakura melihat jam yang ada didinding apartemennya namun Jungkook belum juga tiba sampai masakannya tersaji di meja makan.
Terdengar suara pintu terbuka. Itu pasti Jungkook.
Jungkook berjalan menuju meja makan. Disana dia melihat Sakura sudah menunggunya dengan bosan.
"Maafkan aku. Pengambilan suara hari ini cukup memakan waktu."
"Cuci tanganmu dulu lalu makan." Perintah Sakura.
"Siap nona miyawaki."
Sakura meringis.
Jungkook langsung mencuci tangannya dan kembali ke meja makan.
"Makanlah yang banyak."
"Tanpa kau minta aku akan melakukannya." Jungkook langsung melahap makanan diatas meja.
"Maafkan aku pagi ini." Jungkook mengunyah makanannya.
"Tidak perlu. Aku tahu kau lelah."
"Sakura. Kau marah padaku?" Jungkook melihat mata Sakura.
"Tidak. Aku tidak marah."
"Lalu kenapa kau mengabaikan panggilanku?"
"Aku sedang makan waktu kau meneleponku."
Jungkook hanya mengangguk kecil. Walaupun Sakura berkata seperti itu namun hatinya masih tidak tenang.
"Aku ingin minta maaf lagi."
"Untuk apa kali ini?"
"Sepertinya aku tidak bisa menemanimu selama liburan di sini. Managerku ingin mempercepat perilisan album soloku. Aku akan sangat sibuk."
Sakura mendesah kasar namun dia masih bisa mengendalikan wajahnya.
Jungkook bisa melihat wajah kekecewaan terbersit di wajah Sakura.
"Tapi aku janji. Aku akan mengunjungimu di sela waktuku."
"Jangan pernah menjanjikan sesuatu yang kau tidak tahu itu pasti atau tidak. Kau tahu aku membenci hal itu."
"Aku tidak berbohong Sakura."
"Apakah aku bilang kau berbohong?"
"Kau tidak mengatakannya." Jungkook meneguk segelas air.
"Kau tahu salah satu alasan kita putus. Kau selalu menjanjikan hal yang kau sendiri tidak bisa menepatinya."
"Itu salahku." Jungkook berhenti mengunyah.
"Hei, aku sedikit kasar. Maafkan aku."
"Tidak. Kau tidak salah." Jungkook tersenyum.
"Apa yang ingin kita lakukan malam ini?" Tanya Sakura. Dia ingin mengalihkan pembicaraan ini.
"Aku membelikanmu video game terbaru. Bagaimana jika kita memainkannya?"
"Ide bagus. Cepat habiskan makananmu." Sahut Sakura.
Taehyung kembali ke dorm dengan wajah cerah. Semua orang di dorm melihat aneh kepadanya.
"Hyung ini hari apa?" Tanya Jimin.
"Hari Rabu." Jawab Seokjin.
"Apa hubungannya dengan hari rabu?" Taehyung bergabung dengan mereka.
"Wajahmu selalu terlihat seperti orang ini memecahkan semua yang ada didepannya setelah kau melakukan pertemuan." Jawab Yoongi.
"Apakah aku seperti itu. Aku hanya bosan." Jawab Taehyung.
"Carilah pacar seperti Jungkook." Jawab Seokjin.
"Hyung sebelum kau menasehatiku, kau juga harua mencari pacar. Dan kalian perlu ingat Jungkook sudah putus."
"Bisakah aku memukul kepalamu?" Seokjin tersenyum jahat.
"Jangan. Kepalaku telah diberkati." Balas Taehyung.
"Apakah sudah ditentukan siapa model pendampingmu?" Tanya Jimin.
"Mungkin. Aku harus menunggu."
"Kau mencurigakan." Yoongi memicingkan matanya.
"Apa maksudmu?" Taehyung tidak paham.
"Kau itu selalu kesal mendengar kata menunggu. Jadi harusnya hari ini kau dalam keadaan kesal." Yoongi menjelaskan.
"Apa salah jika aku berwajah senang hari ini?"
"Kau tidak salah tapi aneh." Sahut Namjoon yang baru saja datang.
Taehyung menggerutu.
"Jangan - jangan kau memiliki pacar?" Tebak Namjoon.
"Dia itu selalu memasang wajah kejam kepada semua wanita. Semua wanita takut padanya." Tunjuk Jimin pada Taehyung.
"Kalian semua ini sok tahu." Seru Taehyung.
"Aku pulang." Seru Jungkook yang baru saja datang dengan wajah murung.
"Hei. Duduklah." Yoongi menepuk sofa disebelahnya.
"Ada apa hyung." Jungkook duduk disebelah Yoongi.
"Ada apa denganmu. Tidak biasanya kau pulang dengan wajah lesu seperti ini." Yoongi merangkul Jungkook.
"Aku baik-baik saja." Jawab Jungkook dengan tidak semangat.
"Hari ini kepribadian kalian berdua terbalik." Jimin menunjuk Taehyung dan Jungkook.
"Memangnya ada apa dengan Taehyung hyung?" Tanya Jungkook.
"Tidak biasanya dia pulang dengan wajah ceria. Apa kau tahu Taehyung sedang dekat dengan seorang wanita?" Tanya Yoongi.
"Apakah benar Taehyung hyung sedang dekat dengan wanita?" Jungkook membelalakkan matanya.
"Aku justru bertanya padamu." Jawab Yoongi.
"Aku tidak tahu." Jungkook kembali dengan mode lesunya.
Taehyung menyilangkan tangannya dan menatap Jungkook. Dia tahu apa alasannya Jungkook pulang dengan kondisi seperi ini. Alasannya tentu saja karena Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Enemy
Fanfiction(COMPLETED) Semua orang tahu jika Miyawaki Sakura dan Kim Taehyung adalah musuh abadi. Miyawaki Sakura merupakan artis terkenal setelah dia memutuskan lulus dari grup yang menaunginya, HKT 48. selain itu Kim Taehyung juga adalah salah satu idol ter...