PART 10

366 57 6
                                    

Keesokan paginya Sakura bangun terlambat. Semalaman dia bermain game dan baru tidur pukul 4 pagi. Dia melihat jam waktu sarapan sudah sangat terlambat. 10 menit lagi menuju makan siang.

Sambil menguap Sakura menuju dapur. Menuangkan air putih sambil memejamkan matanya. Sakura masih mengantuk.

Bel apartemen berbunyi. Dengan rambut acak-acakan dia membuka pintu apartemennya.

"Selamat siang Sakura." Taehyung menenteng makanan di tangan kanannya.

"Masuk." Sakura menggaruk rambutnya. Berjalan menuju sofa dan kembali memejamkan matanya.

Taehyung melihat Sakura dengan gemas. Dia ingin sekali memeluk tubuh mungil wanita yang ada dihadapannya itu.

Berjongkok dedepan Sakura yang sedang tertidur. Dia melihat wajah Sakura tertutupi rambut warna cherry baby pink.

"Kau tidur jam berapa semalam?"

Sakura membuat angka empat di jarinya.

"Kau ini. Aku akan menyiapkan makan siang untukmu." Taehyung mengacak-acak rambut Sakura.

Taehyung menuju dapur sambil bersenandung. Dia tidak khawatir jika Jungkook akan datang karena dia tahu Jungkook akan sangat disibukkan dengan rekaman album solonya.

Setelah selesai menyiapkan sarapan, Taehyung kembali menghampiri Sakura. Kini Sakura sudah terduduk namun matanya masih terpejam.

Dengan usil Taehyung mendekatkan wajahnya ke wajah Sakura. Dari situ dia dapat melihat dengan jelas. Bentuk bibir Sakura yang sudah tidak tahan untuk dicium oleh dirinya.

"Sakura." Bisik Taehyung. "Sakura."

"Ya." Sakura reflek membuka matanya.

Tanpa sengaja Sakura memajukan wajahnya dan kini wajah mereka berdua beradu sehingga membuat bibir mereka menempel.

"Kim Taehyung kau memang berengsek."

Taehyung kabur meninggalkan Sakura yang kini berteriak kencang.

Nafas Sakura menggebu-gebu. Sakura mencium nafas dari mulutnya. "Aku belum sikat gigi. Mulutku pasti bau tapi pria itu dengan sengaja melakukannya." Sakura berjalan menuju meja makan.

Disana Sakura melihat Taehyung tersenyum lebar. Pria itu selalu saja membuat ulah kepadanya.

"Makan ini. Kau pasti suka." Taehyung menggeser sepiring makan dekat dengan Sakura.

"Kau menyogokku supaya aku tidak marah denganmu." Sakura memelototi Taehyung.

"Maafkan aku nona Sakura." Taehyung menepuk kedua tangannya.

"Kau dimaafkan." Sakura membuang mukanya. "Ini berkat makanan dimeja. Kau harus berterimakasih padanya."

Taehyung tertawa padahal ini adalah makanan yang dia bawa dari luar.

"Baiklah makanan. Terimakasih karena kau nona cantik yang berada didepanku ini memaafkanku."

Sakura sedikit menyunggingkan senyuman. Walaupun Taehyung sedikit menyebalkan tapi dia selalu tampak menarik dimata Sakura.

"Ayo makan jangan sungkan." Ajak Sakura.

"Inikan makanan yang aku bawa jadi untuk apa aku malu-malu." Sahut Taehyung.

"Kau membawa makanan ini untukku bukan?" Sakura menunjuk Taehyung dengan sumpit ditangannya.

"Iya untukmu."

"Lali ini semua milikku." Sakura mengunyah daging dengan gerakan slow motion untuk mengejek Taehyung.

Taehyung tidak berhenti tertawa. Dia sangat amat menyukai kepribadian wanita dihadapannya ini.

"Nona Sakura. Terimakasih untuk makan siangnya. Selamat makan."

"Sama-sama tuan Taehyung."

"Taehyung daging ini sangat enak." Sakura memegang pipinya dengan mata bersinar.

"Kau suka?" Taehyung tersenyum melihat mimik Sakura seperti itu.

"Aku suka. Dimana kau membelinya?" Sakura kembali memasukkan daging kedalam mulutnya.

"Aku akan memberitahumu tapi dengan satu syarat."

"Apa?"

"Kau harus berkencan denganku."

"Tidak. Aku tidak mau."

"Pikirkan dulu sebelum menjawab. Mengapa mudah sekali bagimu untuk mengatakan tidak untukku."

"Kau akan minta macam-macam."

"Tidak akan."

"Kau akan."

"Ayolah Sakura." Bujuk Taehyung.

"Apa yang aku dapat dari berkencan denganmu?"

"Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan."

"Apapun?" Sakura mebulatkan matanya.

"Apapun." Taehyung mengangguk.

"Janji?"

"Aku berjanji." Taehyung membuat huruf V di jarinya. "Aku akan melakukannya asal tidak berhubungan dengan Jungkook atau pria lain."

"Mengapa yang dipikiranmu selalu Jungkook dan para pria."

"Karena mereka semua sainganku. Aku tidak ingin wanita yang aku dekati di ambil lagi oleh orang lain."

"Dasar womanizer." Sakura mengejek.
"Salahkan dirimu. Kau yang membuatku seperti itu."

"Selalu aku." Gumam Sakura. "Jika bukan karena daging enak ini, aku tidak akan mau berkencan denganmu."

"Apa kau yakin?" Taehyung tersenyum nakal.

"Aku yakin." Sakura sedikit salah tingkah melihat senyuman Taehyung.

"Lihat wajahmu bersemu." Taehyung menunjuk wajah Sakura yang kini memerah.

"Ini semua karena daging ini bukan karena kau." Sakura menjawab secepat kilat. Dia tidak ingin Taehyung semakin meledeknya.

"Baiklah. Baiklah. Ini semua karena daging." Taehyung tertawa.

"Taehyung jangan bilang Jungkook jika kita berkencan." Nada bicara Sakura berubah menjadi serius.

"Kenapa? Aku akan dengan senang hati memberitahunya."

"Jangan." Larang Sakura.

"Jangan bilang kau masih menyukai dirinya." Taehyung mulai kesal.

"Bukan itu. Aku tidak ingin ada pertengkaran diantara kalian. Ingat dia adalah mantan pacarku."

"Aku tahu itu. Dia harus menerima jika kau berkencan dengan pria lain."

"Aku tahu tapi ini akan berbeda jika pria yang kukencani adalah dirimu. Kau dan dia sudah dekat bertahun-tahun."

"Bagaimana jika aku tidak mau."

"Aku mohon."

Taehyung tahu dia tidak bisa berkata tidak kepada Sakura.

"Baiklah aku berjanji tapi hanya untuk saat ini."

"Apa maksudmu kau akan mengajakku berkencan lagi?"

"Tentu." Jawab Taehyung.

"Jangan ber-."

"Habiskan dagingnya sebelum aku memakannya." Taehyung memotong perkataan Sakura.

Selangkah menuju hati Sakura semakin dekat.

My Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang