GUMONING EPRIBADEHHH...
JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe! KALIAN SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)
GIMANA, SEJAUH INI KONFLIKNYA KALEM-KALEM AJA YA.
KALO BERAT, CLARA NGGAK KUAT. ARFA NGGAK SANGGUP, FIA NGGAK TEGA. DI ARCLA PERTAMA UDAH TERLALU BERAT BUAT MEREKA BERDUA HUHUUU...
OKE CUKUP. HAPPY READING, PLEASEEE... UNTUK PEMBACA GELAP YANG TERHORMAT, SAYA TUNGGU VOTE DAN KOMENNYA HEHEHE...
🌻🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻
Kini perhatian semuanya mengarah pada Genta. Mereka semua terlihat sibuk menggoda Genta yang tengah berada di pangkuan Tio.
Arfa pamit untuk ke ruang kerja sejenak, ia perlu membereskan sedikit pekerjaannya. Clara mengangguk dan memilih menatap mereka yang sibuk memasang berbagai wajah konyol supaya Genta tertawa.
Dari arah dapur Berta membawa beberapa kue dan meletakkannya di meja. Berta ikut tersenyum melihat Clara menatap buah hatinya. Berta duduk di sebelah Clara. Ia merangkul bahu Clara.
Clara tersenyum dan memeluk Berta, Berta mengelus sayang rambut Clara. "Kamu beruntung banget punya Genta, biasanya bayi itu banyak rewelnya, ini Genta malah banyak diemnya."
Clara mengangguk, benar. Genta tidak terlalu rewel, hanya rewel saat buang air besar dan kecil serta lapar. Genta sangat berbeda dengan bayi lainnya, Clara sangat bersyukur akan itu.
"Mama kok khawatir Genta nurun Arfa, ya?"
"Kenapa, ma?"
"Lihat, bayinya aja Genta diem terus. Gedenya jangan-jangan irit ngomong kayak Arfa."
Clara mendongak dan saling tatap dengan Berta selanjutnya mereka langsung bersamaan mengetuk pelan kepala mereka seraya berseru, "Amit... Amit... Jangan sampe!"
Dan keduanya terkekeh karena memiliki pemikiran yang sama.
"Oiya, gimana toko kue kamu?"
Clara kembali memeluk Berta, ia senang memeluk Berta karena terasa seperti memeluk Liana, mendiang mamanya. Berta juga kembali mengelus sayang rambut Clara.
"Seminggu lagi selesai, Arfa masih mau menata semuanya."
Berta mengangguk. "Mama nggak nyangka kamu udah jadi ibu, Arfa yang kemaren masih ngambek-ngambek udah jadi ayah."
"Ara juga, rasanya kayak mimpi."
"Kamu harus ngertiin Arfa. Dia banyak kerja keras gitu kalo nggak ada masalah pasti sedang menghindar. Dia pinter banget sembunyiin masalahnya."
Clara melepas pelukannya pada Berta, ia menatap Berta menunggu penjelasan lebih lanjut.
"Dulu mama sama papa Yuda pernah pilih kasih sama Arfa, pernah salah paham sama Arfa. Sampai hubungan kami serenggang itu, kamu tahu sendiri kan bagaimana Arfa dulu?"
Clara mengangguk.
"Ternyata, di balik sikapnya itu. Arfa sembunyikan masalah besar. Ternyata alasan Arfa nggak mau kembali ke mama karena ingin menjaga nenek kakek dia, orang tua mama. Arfa dari kecil memang punya potensi besar terhadap perusahaan papa Yuda, karena itu rival perusahaan papa berusaha celakain keluarga mama. Mereka punya dendam dan Arfa yang menanggung dendam rival papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA 2 (Colors )
RomanceS I N O P S I S Aku bersyukur bertemu denganmu. Menciptakan alur cerita bersamamu. Merindu dalam setiap dekapanmu. Tapi, Bagaimana bisa aku menemukanmu jika aku tidak sungguh-sungguh mencintaimu? Apakah jika aku memilih kepastian, kebahagiaan akan...