SEBELUM MEMBACA CHAPTER INI, FIA MAU KASIH TAU KALO KALIAN SUKA DENGAN KARYA-KARYA FIA, BOLEH LAA FHALLAW INSTAGRAM FIA UNTUK MENDAPATKAN NOTIF-NOTIF CERITA-CERITA BARU FIA SETELAH INI HEHEHE...
CHECK!
@rubanabe on instagram
🌻🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻
Hari ini keluarga Arfa memilih menghabiskan waktu dengan berlibur ke pantai. Setelah melewati peliknya masalah yang sempat mampir di kehidupan mereka kemarin, rehat adalah cara yang paling tepat.
Kini yang menjadi tontonan mereka adalah pertengkaran Giana dan Genta. Dua bocah itu terus berdebat di bibir pantai.
Genta dengan ketakutannya dan Giana dengan kekuatannya, menyeret abangnya untuk berendam serta merasakan ombak lautan.
"Aku masih belum bisa ngerti, kenapa Genta takut sama laut padahal dia jago berenang."
Clara yang sedang meminum air kelapa menoleh menatap Arfa dari samping yang terlihat begitu senang menatap kedua buah hatinya.
"Genta punya trauma sama laut," ujar Clara. "Aku tau itu dari papa."
"Kenapa?"
"Papa ngajak Genta ke pantai sama Tara dulu. Waktu kita pulang untuk menjenguk Giana ke Medan waktu nemenin Dares terapi." Clara terlihat mengingat ucapan Tio waktu itu. "Dulu, Genta masuk rumah sakit. Aku jelas khawatir dan akan menyusul kamu buat menengok Genta. Tapi untung aja ada Tara sama papa yang berusaha bikin aku gak panik."
"M-maksud kamu?!" seru Arfa, khawatir. "Kenapa papa nggak bilang?!"
Clara terkekeh garing, "Papa takut kamu kalut katanya," ia terbahak. "Inget waktu aku dulu kepleset pas hamil Genta?"
Arfa mengangguk.
"Papa bener-bener kesusahan waktu kamu nempel terus buat jagain aku," ucap Clara.
"Kok bisa papa yang kesusahan?"
"Iyalah! Kamu nungguin aku 24 jam nonstop, panggil dokter setiap dua jam sekali pas aku merintih kesakitan, negtes makanan yang papa masakin buat aku, bahkan kamu juga sampai bilang kalo aku bakalan kritis istirahat di rumah aja dan kamu malah berakhir debat sama papa."
Ya. Arfa mengingat semua itu, betapa posesif dirinya semasa hamil anak pertama mereka, Genta. Arfa benar-benar merasa konyol, tapi semua itu wajar karena ia khawatir akan terjadi sesuatu pada Clara dan anak perdananya yang waktu itu bahkan belum menendang-nendang dari dalam perut seperti bayi lainnya.
"Kamu tahu, waktu itu aku tuh diare, makannya aku kelihatan kesakitan, perutku mules tau!" seloroh Clara kesal.
Clara menatap sengit Arfa dan menarik napas panjang, ia bersiap meluapkan kekesalan dan curahan hatinya. Arfa? Dia sudah mulai mempersiapkan diri menghadapi kicauan Clara dengan segala hiperbola dan kegirangannya.
Sementara Arfa sibuk dengan Clara, ada Genta yang terus berusaha melepaskan diri dari Giana. Giana benar-benar memiliki kekuatan gajah, bahkan ia tidak mampu melepaskan cekalan tangan Giana serta mengatasi ancaman Giana.
"GIA!!!!"
Giana mengeratkan cekalannya dan tangannya yang menarik boxer Genta.
"CELANA GUE MELOROT NANTI BODOH!"
"BODO AMAT!"
Giana kembali menarik Genta membuat Genta dengan sekuat tenaga mempertahankan celananya agar tidak melorot dan melepaskan diri dari tangan Giana. Ombak besar terlihat menghampiri keduanya membuat Genta ketar-ketir di tempatnya. Ia harus memutar otak untuk menyelamatkan diri dari si adik menyebalkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA 2 (Colors )
RomanceS I N O P S I S Aku bersyukur bertemu denganmu. Menciptakan alur cerita bersamamu. Merindu dalam setiap dekapanmu. Tapi, Bagaimana bisa aku menemukanmu jika aku tidak sungguh-sungguh mencintaimu? Apakah jika aku memilih kepastian, kebahagiaan akan...