HELLA! MOHON MAAF KEMAREN NGGAK UPDATE CERITA INI, SIBUK BANGET KEMAREN SAMPE NGGAK SEMPAT HEHE.
SELAMAT MEMBACA.
ALOHA! JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe KALIAN BISA SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)
YUK BELAJAR MENGHARGAI DAN APRESIASI KARYA SESEORANG DENGAN DUKUNG DISETIAP KARYANYA. DITUNGGU VOTE DAN KOMENNYA :)
HAPPY READING!
🌻🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻
Suara lonceng terdengar, menandakan ada pelangan yang baru saja masuk. Amy mengalihkan pandangannya dari buku catatan ke arah pintu.
"Selamat datang-- loh, Ara?"
Clara tersenyum singkat, ia membawa satu box kecil berisikan cake serta kantung plastik hitam yang Amy tidak tau apa isinya. Amy mengajak Clara ke pojok ruangan, tepat di meja dekat jendela besar.
"Buat kamu. Aku rasa kamu perlu makan kue coklat," ucap Clara sembari menyerahkan box cake yang ia bawa tadi. Ia membukanya dan menyuruh Amy lekas memakannya.
Amy dengan sedikit bingung menerima sendok kue Clara dan memakan kue tersebut sementara Clara menumpu dagunya san memandangi Amy dengan tatapan lesu.
Merasa ada yang tidak beres Amy menghentikan kunyahannya, "Kenapa?"
"Hmm?"
"Kenapa kamu ngelihatin aku kayak gitu? Ada yang salah sama muka ku? Atau aku belepotan?" tanya Amy sambil mengusap ujung bibirnya.
Clara menggeleng, ia menghela napas panjang. "Aku lagi banyak pikiran aja. Habisin kuenya."
Setelah kue tersebut habis Amy menyuruh salah satu pegawainya membawakan ice cream coklat untuk Clara dan stroberi untuknya. Mereka berdua makan ice cream tanpa banyak suara sampai dering ponsel Amy mengalihkan perhatian.
Tanpa sadar Amy gemetar, ia menatap takut pada ponselnya yang kini menampilkan nama Roy di layarnya. Sayangnya reaksi itu tidak luput dari pandangan Clara. Lama berdering layar ponsel tersebut kembali menghitam sebab Amy tidak lekas mengangkat telepon Roy barusan.
"Amy?"
Panggilan Clara membuat Amy terhenyak dan tanpa sengaja menyenggol mangkuk ice cream sampai terjatuh. Suara pecahan mangkuk membuat beberapa pelanggan mengalihkan perhatian. Amy langsung berjongkok dan berniat membersihkan pecahan mangkuk tersebut sampai--
"Aduh!"
Clara mendelik kaget dan menarik Amy berdiri, ia melihat tangan Amy berdarah. Clara memanggil salah satu pegawai toko Amy dan meminta tolong pada pegawai tersebut untuk membereskan kekacauan yabg ada. Ia menarik Amy ke sebuah ruangan --ruangan khusus pegawai-- dan mendudukkan Amy di sana.
Hari ini Amy merasa aneh melihat sikap Clara. Tidak biasanya temannya itu banyak diam dan terus memasang wajah khawatir kala melihatnya bahkan tatapan mata Clara menyiratkan rasa iba. Sebenarnya apa yang terjadi?
Tanpa sadar Clara sudah mengobati luka Amy, "Amy? Boleh aku olesin salep ke luka memar kamu?"
Amy terhenyak, ia kehabisan kata-kata. Melihat respon Amy yang diam saja membuat Clara memutuskan untuk mengambil salep yang is baea tadi kemudian melipat lengan baju Amy. Clara meringis melihat luka memar Amy, terlihat parah dan menyakitkan. Saat Clara mengoleskan salep tersebut sebisa mungkin Amy tidak mendesis sakit, ia berusaha sekuat tenaga menahannya sampai Clara selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA 2 (Colors )
RomanceS I N O P S I S Aku bersyukur bertemu denganmu. Menciptakan alur cerita bersamamu. Merindu dalam setiap dekapanmu. Tapi, Bagaimana bisa aku menemukanmu jika aku tidak sungguh-sungguh mencintaimu? Apakah jika aku memilih kepastian, kebahagiaan akan...