TETANGGA BARU

751 70 0
                                    

ASSALAMUALAIKUM. MINAL AIDZIN WALFAIDZIN SEMUAAA... MAAFIN FIA YA KALO ADA SALAH KATA.

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe KALIAN BISA SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)

YUK BELAJAR MENGHARGAI DAN APRESIASI KARYA SESEORANG DENGAN DUKUNG DISETIAP KARYANYA. DITUNGGU VOTE DAN KOMENNYA :)

HAPPY READING!

🌻🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻


Masih weekend, setelah tragedi di pasar kemarin. Genta dan Clara sudah lupa rasanya akibat menghadapi ocehan Arfa. Meskipun begitu Clara tau maksud dari ocehan Arfa, suaminya itu hanya khawatir terlebih karena Clara juga salah. Ia sempat meninggalkan Genta dan malah memilih mengejar copet kemarin.

Pagi ini suasana masih kondusif. Genta dan Giana masih dalam kondisi normal. Tidak bertengkar, tidak saling berebut dan tidak saling berteriak kesal.

Clara mengaduk adonan kue yang ia buat. Entah mengapa ia ingin membuat kue dengan inovasi baru untuk menu di toko kuenya, rasanya harus ada menu baru agar pelanggan tidak bosan.

Di ruang tengah ada Genta dan Giana yang asik menonton TV dengan sekotak coklat di antara keduanya. Mereka menonton dengan serius meskipun film yang Clara putar berbahasa inggris. Parahnya tidak ada subtitle yang membuat mereka hanya mengira-ngira perbincangan tokoh dalam film.

Cars. Film yang di putar Clara itu memicu adrenalin Genta. Tiba-tiba saja Genta bercita-cita menjadi pembalap.

"Gia. Nanti kalo udah besar ikut abang naik mobil."

"Nggak mau."

"Loh, kenapa?"

"Nanti Genta kebut-kebutan kan kayak itu?" jawabnya sembari menujuk Cars yang sedang balapan.

Genta mengangguk mantab dan menepuk dadanya bangga. "Tenang. Semua aman sama abang, kamu tinggal duduk diem terus makan coklat. Gimana?" tawarnya.

"Coklatnya dua kotak baru Gia mau ikut abang."

"Okedeh."

Perbincangan keduanya berakhir, mereka terus asik menonton TV dan tanpa sadar cokpat di antara mereka sudah habis. Tangan Genta dan Giana saling merogoh kotak coklat dan kedua tangan itu bertemu di satu coklat yang tersisa.

Mereka saling pandang dan tersenyum manis.

"Gi. Buat abang ya?"

Giana menggeleng. "Katanya, kakak itu harus ngslah sama adik. Jadi, ini buat Gia ya?"

"Gi. Ngalah sama abng, kita bikin sejarah hari ini. Kalo biasanya kakak yang ngalah sama adik, sekarang gantian. Adik yang ngalah sama kakak."

"Mohon maaf sebelumnya. Gia nggak ada minat mau cetak sejarah karena Gia pengen makan coklat banyak-banyak. Cetak sejarah nggak bikin Gia kenyang. Sensasi doang!"

Mereka saling menatap tajam. Tidak ada yang mau mengalah, saling berebut coklat sampai akhirnya Genta mendapatkan sisa coklat tersebut dan hendak memakannya cepat. Sayangnya Genta kalah cepat dengan tangan Giana dan berakhir batuk-batuk karena Giana menyentil tenggorokannya. Alhasil coklat tersebut jatuh ke karpet.

Giana berniat turun dari sofa dengan hati-hati tapi Genta malah mendorongnya hingga terjungkal. Melihat ada kesempatan Genta melompat dari sofa, tangannya terulur untuk mengambil coklat yang jatuh tersebut. Belum sampai tangannya di coklat itu, kini ia berusaha menarik tangannya sebab Giana mengigit kuat.

ARCLA 2 (Colors )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang