HALLO! NGGAK KERASA SEQUEL ARCLA INI BAKALAN TAMAT BEBERAPA CHAPTER LAGI LOH!
GIMANA SEJAUH INI?
ASIK NGGAK? SERU NGGAK?
AKU MAKASIH BANGET SAMA KALIAN YANG UDAH NGIKUTIN CERITA INI, TERUS NAGIH DI DM BUAT INGETIN AKU UPDATE CHAPTER SELANJUTNYA BAHKAN MENYAMPAIKAN APRESIASI TERHADAP KARYAKU INI.
TERUNTUK PEMBACA GELAP, AKU JUGA MAKASIH SAMA KALIAN YANG SEMPATIN BACA CERITAKU INI TANPA NINGGALIN JEJAK. AKU TETAP BERSYUKUR KALIAN MELUANGKAN WAKTU UNTUK CERITA INI.
MUNGKIN AKU BEBERAPA KALI MOLOR UPDATE, ACTUALLY AKU LAGI SIBUK BELAJAR BUAT PERSIAPAN MENDAFTAR KULIAH. HARAP DI MAKLUMI HMM...
OKEY, SEGINI AJA CUAP-CUAPNYA. HAPPY READING DAN JIKA BERKENAN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN, KARENA ITU ADALAH SEBUAH APRESIASI YANG SANGAT BERARTI BAGIKU.
🌻🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻
Mungkin semua ini merupakan permainan takdir yang sedang mereka jalani. Benar kata orang, tidak ada yang tahu bagaimana takdir akan berakhir. Seperti sekarang ini.
Arfa menatap sendu Dares yang berusaha tegar di samping Amy yang terbaring koma. Amy mendapatkan banyak luka sampai tukang rusuknya ada yang retak. Dares tidak berani melakukan kontak fisik dengan Amy karena terhalang phobianya.
Di sampingnya ada Clara yang tengah menyandarkan kepalanya di bahu. Istrinya itu baru saja tenang setelah mendengar kondisi Amy dari dokter.
Genta dan Giana?
Mereka Arfa titipkan pada Aldo sebab mereka masih belum cukup besar mengetahui kejadian ini.
Amy. Ibu dari Dares itu perlu menjalani beberapa pemeriksaan khusus. Kondisinya sangat lemah, bahkan sempat mengalami henti jantung.
Arfa berjanji akan membereskan kekacauan ini secepatnya.
🌻🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻
Sudah menginjak hari ke lima Amy terbaring koma di ruangan itu. Kini Clara benar-benar merasa iba melihat kondisi Dares yang semakin hari semakin menyendu.
Sikap Dares berubah drastis setelah mendapatkan phobia itu, dan sekarang ditambah dengan kenyataan bahwa ibunya dalam kondisi hidup ditunjang dengan alat kesehatan, seperti selang oksigen dan lainnya.
Di usianya yang masih belum cukup puas dengan bermain juga berteman Dares malah dihadapkan dengan pendewasaan seperti ini.
Clara memasukki ruangan Amy membuat Dares yang tadinya melamun teralihkan.
"Sudah makan?" tanya Clara dibalas gelengan kepala oleh Dares. "Gimana kalau kamu sekarang makan sama tante?" tawarnya.
Dares diam, tidak bergeming. Untuk kesekian kalinya ia menatap wajah pucat Amy.
"Dares belum lapar," katanya enatap Clara.
Helaan napas panjang terdengar, Clara tidak tahu bagaimana membujuk Dares untuk sekedar mengisi perut. Bocah ini sudah lima hari tidak makan nasi, hanya memakan roti atau buah yang kerap kali diberikan Giana serta beberapa susu kotak yang Genta dan Arfa belikan sekardus di nakas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA 2 (Colors )
RomanceS I N O P S I S Aku bersyukur bertemu denganmu. Menciptakan alur cerita bersamamu. Merindu dalam setiap dekapanmu. Tapi, Bagaimana bisa aku menemukanmu jika aku tidak sungguh-sungguh mencintaimu? Apakah jika aku memilih kepastian, kebahagiaan akan...