HUHUUU, BERAT BANGET JADI CLARA. ITU SI CHIARA NGESELIN BANGET GA SIH?!
JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe! KALIAN SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)
VOTE DAN KOMENNYA FIA TUNGGU YAK!
🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻
Rani terus mengigiti kuku jarinya, ia menunggu seseorang yang ia telfon tadi untuk menandatangani persetujuan bedah. Bayi dalam kandungan Clara harus segera di keluarkan, air ketuban Clara pecah, jika tidak cepat maka bayi dalam kandungan Clara beresiko terinfeksi karena meminum air ketuban tersebut.
Itu sangat berbahaya!
"Dimana Ara?!"
Rani menoleh cepat dan mendapati sosok lelaki dengan tampilan semrawutan, menggunakan kaos putih oblong dan boxer spidermen. Mengabaikan rasa ilfeelnya Rani memberitahukan bahwa dokter perlu persetujuan pembedahan dari pihak keluarga Clara.
Tara mengangguk dan menemui dokter. Tak berselang lama, ada dua lelaki paruh baya, Aldo, dan sosok gadis kecil di belakang Aldo menghampirinya.
"Bagaimana keadaan Ara?!" seloroh Tio.
Rani menjawab, "Ibu masih berada di dalam. Sedang ada pihak keluarga yang menandatangani prosedur pembedahan bersama dokter di dalam."
Tio berniat menanyakan siapa yang di maksud Rani tapi mendengar suara pintu terbuka dan wajah Tara membuat Tio sedikit bernapas lega.
"Gimana Ara?" tanya Berta.
Tara menggeleng pelan, "Kacau. Kondisi Ara kritis, bayi di perut Ara juga."
Bak di sambar petir, mereka langsung lemas. Berta langsung meluruh dan Yuda dengan cepat menahan tubuh Berta. Karena tidak tahu apa-apa Olivia menangis dan memeluk Aldo.
"Kemana Arfa?" tanya Tio.
Tara menggeleng. "Tidak bisa di hubungi." jawabnya.
Tio menghela napas panjang, kemana Arfa?! Apakah di saat seperti ini dia tidak bisa menemani istrinya yang akan melahirkan?!
Rani yang menggengam ponsel Clara teralihkan. Panggilan telfon dengan nama 'Suamiyyy' pada layar ponsel Clara membuat Rani berangsur menyerahkan ponsel tersebut pada Tara.
"Maaf, ini ponsel ibu."
Tara menerima ponsel Clara dan menangkat panggilan telepon tersebut.
"Ra, kamu dimana? Kok nggak ada di rumah?!" suara Arfa terdengar panik.
Tara mencebik, "Lo buruan ke rumah sakit cempaka! Ara melahirkan!"
Di tempatnya Arfa langsung mendelik kaget, tanpa banyak bicara ia berlari keluar rumah dan lekas menuju rumah sakit.
Begitu sampai di rumah sakit Arfa langsung tergopoh-gopoh mencari ruangan Clara. Sampai ia melihat orang-orang yang ia kenal berada di depan ruangan operasi.
Arfa memperlambat langkahnya, pikirannya kosong. Melihat Arfa Olivia lekas memeluknya, Arfa terdiam kaku. Ia melihat Berta menangis tersedu-sedu. Ia melihat Tio sedang di tenangkan oleh Tara sementara Aldo menatapnya dengan tatapan lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA 2 (Colors )
RomansS I N O P S I S Aku bersyukur bertemu denganmu. Menciptakan alur cerita bersamamu. Merindu dalam setiap dekapanmu. Tapi, Bagaimana bisa aku menemukanmu jika aku tidak sungguh-sungguh mencintaimu? Apakah jika aku memilih kepastian, kebahagiaan akan...