KEDUA KALINYA

1K 77 4
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe KALIAN BISA SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)

HAPPY READING, COBA KASIH FIA JEJAK KALIAN DWONG. VOTE AJA JUGA GAPAPA KOK :'(

***

Tangisan Genta membuat perhatian Clara yang sibuk di dapur teralihkan. Ia segera berlari menghampiri Genta di ruang tengah dengan tergesa-gesa.

Clara menggendong Genta dan mencoba menenangkannya. Selama beberapa hari ini Clara menutup toko kue nya dan menjaga Genta yang berubah sedikit rewel jika di tinggal sebentar saja. Ia merasa kualahan mengurus Genta yang sebentar lagi menginjak usia satu tahun.

"Ssttt... Cup...Cup...Genta laper, hmm?"

Genta terus saja menangis hingga tanpa sadar kakinya menendang perut Clara. Perlahan muncul rasa sakit dan nyeri pada perutnya membuat Clara berangsur menurunkan Genta.

Clara mendudukkan Genta yang masih menangis di atas sofa, ia memegang tubuh Genta sembari meringkuk menahan sakit.

Suara bel rumah berbunyi, perlahan dengan tertatih Clara menurunkan Genta ke karpet ruang tengah agar lebih aman untuk Genta. Beruntung ruang tengah sekarang berubah menjadi hamparan luas karpet tanpa meja dan hanya satu sofa panjang hanya untuk tempat bermain Genta.

Di tengah perjalanannya menuju pintu rumah Clara meringkuk dan terjatuh, ia tekan perutnya untuk sedikit meredakan sakit. Merasa sedikit lebih baik Clara berangsur membuka pintu. Pertama yang ia lihat adalah Arfa dengan keryitan di dahi kala melihatnya.

Tatapan Clara meredup, keringat dingin bercucuran, tak lama kemudian badan Clara lemas dan ia kehilangan kesadarannya. Arfa yang hendak menanyakan sesuatu pada Clara langsung bereaksi cepat menahan tubuh Clara.

Arfa menepuk pelan pipi Clara berkali-kali, "Ra! Araaaa!!!"

🌻🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻

Arfa memangku Genta yang terlelap dalam dekapannya, ia bergegas menuju rumah sakit kala istrinya pingsan. Arfa saat itu lekas membawa Genta pula dengan rasa panik luar biasa.

Dokter yang bertugas memeriksa Clara keluar dari ruangan, ia dengan perlahan berdiri menghampiri dokter tersebut seraya tetap menggendong Genta.

"Bagaimana keadaan istri saya?"

Dokter perempuan itu tersenyum hangat, "Selamat, istri anda hamil. Usia kandungan beliau baru berumur lima minggu." jelasnya.

Sejenak Arfa berusaha memahami apa yang barusan ia dengar, detik ketiga Arfa berjingkrak senang dan membuat Genta hampir terjengkang jika saja dokter perempuan dan perawat yang bersama dokter tersebut tidak sigap mencegah tubuh Genta.

Arfa kelewat senang dan memeluk Genta erat membuat Genta menangis, Arfa merenggakan pelukannya dan mengangkat wajah Genta sejajar dengan wajahnya. Tangis Genta mereda, ia sesenggukan dan menatap wajah berbinar papanya, selanjutnya Genta langsung menangis karena mendapat ciuman bertubi-tubi di pipinya.

Dokter perempuan dan perawat itu hanya bisa tersenyum melihat betapa bahagianya Arfa sampai-sampai melampiaskan kebahagiaannya pada sosok kecil dalam gendongannya.

"Terimakasih!"

Setelah berseru seperti itu Arfa lekas memasuki ruangan Clara. Genta terus menangis membuat Clara terusik dan membuka matanya. Baru saja membuka matanya rasanya tubuh Clara akan remuk.

ARCLA 2 (Colors )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang