MULAI MERASAKAN

1.2K 86 5
                                    

SELAMAT SYIANG GAIS!

GIMANA GIMANA KOMENTAR KALIAN SAMA SEQUEL INI?

KASI PENILAIAN 1-10. BERAPA BERAPA???!!!!

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe! KALIAN SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)

SENENG BANGET DEH MASIH AWAL GINI UDAH ADA YANG RESPECT BANGET SAMA SEQUEL INI.

BUAT PEMBACA YANG UDAH NGIKUTIN AKU DARI CERITA PERTAMA, AKU MAKASIH BANGET. BERKAT KALIAN AKU JADI SEMANGAT TERUS NULIS NOVEL EHEW...

SO, HAPPY READING. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA. GRATIS KOK.

🌻🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻


Suasana ruangan Clara begitu tenang, ketenangan itu akhirnya datang setelah beberapa orang sibuk berdebat. Sekarang ada Tara, Aldo, Gea, dan Aneta yang tertidur di ujung ruangan. Clara di pindah ke ruang vvip oleh Arfa.

Sementara Arfa sendiri, dia memilih tidur di posisi duduk di sebelah Clara. Jangan lupakan genggaman tangannya pada Clara. Setelah hasil pemeriksaan dokter beberapa jam yang lalu Arfa langsung memindahkan Clara ke ruang vvip dan setia menunggu Clara sadar dari pengaruh obat bius.

Malam hari tiba, Aneta memutuskan pulang diantar Tara sedangkan Gea diantar Aldo. Ruangan kini hanya tersisa Clara dan Arfa.

Arfa menatap Clara, tampilannya berantakan, ia masih menggunakan setelan kantor, bahkan ia hanya mencuci muka saja karena terlalu khawatir pada Clara.

"Cepat sadar, Ra..." lirihnya.

Lama terdiam dan memandangi Clara akhirnya membuat Arfa mengantuk dan tertidur.

Arfa menggeliat dan langsung menegakkan tubuhnya saat tidak mendapati Clara di tempatnya. Arfa kelewat panik sampai tangannya tergores benda entah apa ia tidak menyadari itu. Ia hanya mendapati luka goresan di tangannya yang lambat laun mengeluarkan setitik darah. Arfa mengabaikan itu, ia langsung pergi ke kamar mandi ruangan ketika mendengar suara muntah-muntah.

Arfa membuka pintu kamar mandi dan melihat Clara berusaha mengeluarkan isi perutnya di kloset duduk. Clara berjongkok dan terus muntah-muntah.

Arfa berjongkok, menyamakan dengan Clara. Arfa memijat tekuk Clara dan menepuk pelan punggung Clara.

Clara terus berusaha mengeluarkan isi perutnya, ia benar-benar merasakan mual tapi sendari tadi isi perutnya tidak keluar. Clara melemas, rasa mual sedikit mereda, Clara meluruh ke ubin kamar mandi, tatapannya meredup. Arfa membasuh bibir Clara dan menggendong Clara ala bridal style.

"Udah enakan?"

Clara menggeleng lemas, ia memejamkan matanya beberapa menit sampai ia merasa sudah baikan. Clara menatap tangannya yang di genggam Arfa. Ingatan Clara terlempar pada kejadian Arfa memarahinya di kantor.

"Kenapa kamu kesini?" sinisnya.

Arfa menghela napas panjang membuat Clara semakin sinis.

"Sana! Obati saja sekertaris kesayangan Anda yang terluka karena saya!"

Arfa menunduk. "Aku minta maaf, nggak seharusnya aku marahin kamu kayak kemarin."

ARCLA 2 (Colors )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang