KEMBALI

990 70 3
                                    

ALOHA! JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe KALIAN BISA SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)

YUK BELAJAR MENGHARGAI DAN APRESIASI KARYA SESEORANG DENGAN DUKUNG DISETIAP KARYANYA. DITUNGGU VOTE DAN KOMENNYA :)

HAPPY READING!

***

Bukan suatu kebetulan jika ibu-ibu dinobatkan sebagai netijen atau teman paling asik sendiri kalau sudah dekat dan saling mengenal dekat.

Seperti halnya Clara dan Amy. Kedua ibu itu sedang asik-asiknya bersenda gurau, mengabaikan Arfa dan tiga bocah yang terlihat risih.

"Iya, kamu tau kan!" seru Clara nyaring, terlampau histeris.

"Tau, dong! Siapa sih yang nemu satpam komplek seganteng itu?! Aku jadi pengen bungkus deh!" timpal Amy, menggebu-gebu.

Genta menyandarkan kepalanya di lengah Arfa diikuti Giana yang menyandar di bahu Genta sementara Dares hanya duduk diam terpaku dengan perubahan sikap Amy.

Dulu, Amy bukanlah sosok riang dan heboh seperti saat ini. Dulu, mamanya itu lebih mengarah ke kalem, sabar, dan tidak banyak mengoceh.

Sekarang?

Dares bahkan tidak mengalihkan perhatiannya dari wajah Amy yang terus berseri-seri kala berinteraksi dengan Clara. Terbesit rasa lega dan bahagia melihat Amy tertawa terbahak-bahak, Dares menangkap Any seolah telah meringankan beban yang ia pikul saat ini.

"Pa." panggil Genta membuat Arfa teralihkan.

"Hmm?"

"Papa tau yang dibicarain mama sama tante Amy?" Arfa menoleh, sedikit menunduk menatap Genta. "Mereka berdua lagi bicaraain bang Husein. Itu, satpam baru komplek kita."

Arfa berdecak kesal. "Papa juga tau," balasnya, sedikit sewot.

"Cemburu gak, pa?" celetuk Giana.

Kini giliran Arfa dan Genta yang menatap Giana.

"Kenapa papa harus cemburu sama satpam komplek?" tanya Genta, mewakili perasaan Arfa.

Giana mengubah posisinya jadi tegak, dia menatap kedua lelaki yang tengah memasang wajah cengo.

"Mama kemaren nyuruh Gia ngasih kue ke bang Husein--"

"Terus?!" potong Arfa dan Genta.

"Jangan di potong dulu, dong!" serunya sedikit berbisik, Giana mengkode agar kedua orang itu mendekat. "Bayarannya, mama nyuruh Gia fotoin bang Husein. Katanya buat koleksi galeri sama buat bahan gosip sama tante Amy."

Kedua orang itu mendelik.

Giana mengetuk-ngetuk telunjuknya di dagu sambil berpikir. "Apa mama mulai kepicut bang Husein ganteng, ya?" ia menatap Arfa dan Genta serius, bergantian. "Apa bakalan ada papa baru setelah papa Arfa?"

"Mama!"

"Ara!"

Seru Genta dan Arfa bersamaan setelah mendengar ucapan Giana. Clara yang asik bersenda gurau dengan Amy menoleh dengan wajah bingung.

"Kenapa?"

🌻🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻

Setelah menjalani banyak perawatan dan terapi, akhirnya Amy diperbolehkan pulang ke rumah. Senyum bahagia tampak membuat Amy semakin menawan. Wajahnya berseri-seri dan terlihat tanpa beban, Hal itu membuat Clara terus memandang Amy dengan tatapan penuh arti.

Amy menoleh dan sedikit menunduk melihat Clara yang terdiam dengan senyum tulusnya. "Kenapa kamu senyum kayak gitu, Ra?"

"Kenapa?" Clara mengubah wajahnya menjadi bingung. "Serem?" tanyanya, serius.

ARCLA 2 (Colors )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang