GIANA AFSHEEN LETESHIA

887 77 2
                                    

GUMONING GUMONING.

APA KABAR? SEHAT?

ALHAMDULILLAH KALO SEHAT. OHIYA, FIA MAU UCAPIN TERIMAKASIH ATAS KONTRIBUSI PARA READERS YANG MENYEMPATKAN DIRI UNTUK VOTE DAN KOMEN.  AKU TERHARUUU TERNYATA BANYAK YANG PANTENGIN CERITA INI HUHUHU...

TERIMAKASIH BUAT PARA PEMBACA GELAP, AKU TERUS MENANTI JEJAK KALIAN.

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe KALIAN BISA SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)

HAPPY READING.

🌻🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻

Dengan rasa khawatir tingkat tinggi kelima orang di depan ruangan Clara di rawat menunggu dengan harap-harap cemas. Mereka terus berdoa untuk kebaikan kondisi Clara, mereka berdoa supaya tidak ada hal buruk yang terjadi pada Clara.

Dokter yang memeriksa Clara keluar bersama dua perawat, mereka bertiga tersenyum menenangkan.

"Bagaimana keadaan istri saya?" serobot Arfa.

"Ada yang luka?" timpal Aneta.

"Ada yang nggak beres?" timpal Gea.

"Ada yang salah?" timpal Aldo.

"Ada apa dengan semua ini?!" celetuk Tara kelewat khawatir.

Dokter dan dua perawat itu terkekeh singkat.

"Istri bapak baik-baik saja,"  jawab dokter itu seraya menatap Arfa kemudian beralih menatap Aneta, Gea, Aldo dan Tara. "Tidak ada yang luka, tidak ada yang tidak beres, dan tidak ada yang perlu di khawatirkan."

Mereka berlima bernapas lega.

"Pasien di dalam baik-baik saja, mungkin menunggu beberapa jam atau beberapa menit lagi beliau akan melahirkan. Tidak ada yang perlu di cemaskan, kondisi seperti ini wajar di alami oleh ibu hamil yang akan melahirkan. Tinggal tunggu bukaan terakhir lalu kami akan membantu persalinan pasien."

Penjelasan dokter tersebut membuat senyum merekah lebar, dari kelima orang itu Arfa lah yang paling terlihat bahagia. Anak keduanya akan lahir. Arfa meminta izin untuk memasuki ruangan dan dokter tersebut mengizinkannya, hanya Arfa. Yang lain sedikit kecewa dan memilih menunggu di luar.

Arfa berjalan tertatih, ia melihat Clara yang memejamkan matanya erat sambil mendesis sakit. Dengan perlahan Arfa duduk di sebelah Clara dan menggenggam tangan istrinya.

Clara membuka matanya dan melihat Arfa. "Sakittt..." lirihnya.

Lirihan suara kesakitan Clara membuat hati Arfa teriris, ia berjanji akan selalu menemani Clara apapun kondisinya. Melihat Clara merasakan kesakitan seperti ini membuat Arfa khawatir bukan main.

"Kata dokter kamu mau lahiran. Aku bakalin nemenin kamu sampai anak kita lahir, kamu boleh lakuin apapun sama tubuh aku buat melampiaskan sakit ini."

Clara menangis, ia terharu dengan kesetiaan Arfa dan sikap pengertian tersebut. Merasa sakit di perutnya semakin menjadi ia memilih memejamkan matanya kembali. Arfa mengelus rambut Clara, ia juga mengelap peluh keringat di wajah dan leher Clara.

Arfa beberapa kali merasakan genggamnya Clara yang semakin erat, ia rasa Clara menahan rasa sakitnya yang teramat sakit dengan mengeratkan genggamannya.

Tanpa sadar Arfa tertidur juga bersama Clara. Hanya mereka berdua yang berada di ruangan tersebut.

"ARFA!!!"

ARCLA 2 (Colors )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang