ALOHA! JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe KALIAN BISA SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)
YUK BELAJAR MENGHARGAI DAN APRESIASI KARYA SESEORANG DENGAN DUKUNG DISETIAP KARYANYA. DITUNGGU VOTE DAN KOMENNYA :)
HAPPY READING!
***
Suasana bandara yang ramai nyatanya tidak mampu meredakan perasaan sedih. Sendari tadi Clara terus menangis memeluk Tio sementara Genta menangis dalam gendongan Tara.
Arfa hanya mengamati Clara dan putranya sambil mengendong Giana. Mereka terlihat tidak rela melepaskan Tara dan Tio.
Olivia tidak terlalu dekat dengan Tara dan Tio, maka dari itu ia hanya berdiri di antara Berta dan Yuda, sekedar mengamati.
"Tar, Aldo sama yang lain nggak bisa kesini, mereka pada sibuk kerja dan ngurus yang lainnya," ucap Arfa.
Tara mengangguk maklum. "Santai, Fa." balasnya.
Pengumuman keberangkatan terdengar, Tio melepaskan pelukan Clara padanya.
"Udah, ya... Sekarang kan kamu ada Arfa, masa manja ke papa terus."
Clara menyedot ingusnya, ia sesenggukan membalas ucapan Tio. "T-tapi kan, Ara jadi jarang ketemu papa...hikss..."
Tio menghapus air mata Clara, "Bisa skype, videocall, atau lainnya, Ra. Teknologi udah maju, manfaatin sebaik-baiknya."
"Ish! Nggak asik pa kalo ketemu online."
"Sssttt.. Nggak boleh gitu, malu sama dua anakmu."
"Alay banget, sih, lo Ra." sindir Tara.
Clara menatap Tara dengan mata berkaca-kaca, selanjutnya ia beralih memeluk Tara membuat Tara hampir saja terjungkal ke belakang jika tidak kuat mempertahankan pijakannya.
"Ara bakalan kangen gelud sama Tara."
Tara terkekeh, ia membalas pelukan Clara dengan tangan kirinya sementara tangan kanan menggendong Genta.
"Tenang, aja. Sebulan sekali gue balik ke Indo."
Clara melepaskan pelukannya lalu menatap Tara dengan mata berbinar, "Beneran?" tanyanya kelewat senang.
"Tapi boong!" ralatnya lalu terbahak. "Gue bisa bangkrut kalo nurutin lo, Ra."
"Diem lo!"
Tara mingkem, rupanya leluconnya memancing emosi Clara. Tara mendekati Clara ia membisikkan sesuatu membuat Clara terkikik geli dan mengangguk. Bahkan Clara menghadiahkan dua jempol untuk Tara, sementara mereka yang memandang interaksi Clara dan Tara hanya bisa menatap bingung.
"Mama..."
Clara menatap Genta yang merentangkan tangannya. "Apa?" tanyanya.
Genta cemberut, "Ndong."
Semuanya terkekeh ringan, Genta sudah bisa berbicara walau pun hanya belakang kata saja yang ia ucapkan.
"Mau gendong?" Genta mengangguk. "Sini-sini anak mamaaa..." seru Clara seraya mengambil alih Genta dari Tara.
"Papa berangkat, Ra," kata Tio sembari mencium kening Clara, ia juga mencium pipi Genta dan Giana.
Tio menatap Yuda, Berta, Aldo dan Arfa. "Saya pamit, tolong jaga Ara untuk saya."
Setelah berpamitan Tio berjalan terlebih dahulu meninggalkan Tara yang juga mengucapkan sepatah dua patah untuk pamit. Tara tersenyum jahil, ia langsung mengecup bibir Genta membuat Genta mendelik kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA 2 (Colors )
Любовные романыS I N O P S I S Aku bersyukur bertemu denganmu. Menciptakan alur cerita bersamamu. Merindu dalam setiap dekapanmu. Tapi, Bagaimana bisa aku menemukanmu jika aku tidak sungguh-sungguh mencintaimu? Apakah jika aku memilih kepastian, kebahagiaan akan...