BERITA BAIK ATAU BURUK?

1.1K 81 4
                                    

GUD MOWNING!
GIMANA-GIMANA? UDAH KERASA NGGAK KONFLIK DI CHAPTER SEBELUMNYA?

KESEL NGGAK? PENGEN NIMPUK ARFA ATAU CHIARA?

HEHEHE...

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe! KALIAN SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)

RINDU CLARA NGAMUK NGGA SIH? AKU SIH, RINDU BANGET! SKIP---

HAPPY READING!

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA :)

🌻🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻


Begitu keluar dari gedung Clara lekas menuju parkiran. Ia sempat berhenti dan meringis memegangi pinggangnya. Demi apapun, rasa nyeri itu semakin menjadi.

Satpam yang tadi di beri kue oleh Clara langsung menghampiri Clara yang berpegangan pada sebuah motor.

"Kenapa, dik?"

Clara mendongak, ia memaksakan senyum pada bapak satpam di depannya. "Mules pak, biasa. Salah makan."

Satpam itu berubah panik, "Ya Allah, dik. Itu di situ ada kamar mandi, adik kesana aja dulu," katanya sambil menujuk ke ujung lahan parkir.

Clara menggeleng. "Saya mau pulang aja, pak. Mau tidur, biar mulesnya ilang." ia menunjuk motornya yang terletak di tengah parkiran.

"Bantuin saya keluarin motor ya, pak."

"Iya, dik."

Saat satpam itu berusaha mengeluarkan motornya Clara kembali memejamkan matanya kuat-kuat. Dia tidak boleh terlihat lemah, ia harus sampai rumah dan beristirahat agar rasa nyeri di pinggangnya mereda.

🌻🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻

Aneta turun dari sebuah taxi. Ia berhenti di depan sebuah rumah yang memang sudah niat ia kunjungi setelah menyelesaikan sidang S2 nya.

Clara memasuki pekarangan rumah tersebut dan mengetuk pintu beberapa kali. Merasa tidak ada jawaban Aneta mencoba membuka pintu tersebut.

"Kok nggak di kunci?" tanyanya.

Karena merasa ada yang janggal Aneta perlahan memasuki rumah tersebut. "Pada kemana, ya? Apa di belakang?"

Aneta meletakkan barangnya di sofa, ia berulang kali mengucapkan salam namun tidak ada jawaban. Aneta menelusuri rumah itu, ke taman belakang, ke depan lagi bahkan ke lantai atas --minus kamar-- lalu kembali ke bawah.

Aneta berjalan menuju dapur dan menemukan perempuan tergeletak di ubin. Di sebelah perempuan itu ada pecahan gelas membuat Aneta mendelik panik.

"Ara!"

Aneta menghampiri Clara, ia membantu Clara bangun. Clara pingsan, wajahnya pucat dan berkeringat dingin.

Satu yang terlintas di pikiran Aneta. Ia mendial nomor Tara.

Aneta mondar-mandir di depan ruangan Clara. Ia menunggu Tara yang sedang berbicara empat mata dengan dokter yang menangani Clara.

ARCLA 2 (Colors )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang