BATASAN

723 66 0
                                    

ALOHA! JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe KALIAN BISA SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)

YUK BELAJAR MENGHARGAI DAN APRESIASI KARYA SESEORANG DENGAN DUKUNG DISETIAP KARYANYA. DITUNGGU VOTE DAN KOMENNYA :)

HAPPY READING!

***

Setelah menjalani perawatan selama beberapa hari akhirnya Giana diperbolehkan pulang. Di siang gari yang cerah ini rasanya melegakan dapat terbebas dari suntikan jsrum infus dan beberapa suntikan lainnya.

"Ma, Dares kok nggak pernah kelihatan?"

Pertanyaan Giana berdasarkan pada hari dimana ia sadar dan sampai sekarang. Dares tidak pernah menampakkan diri sekalipun bahkan hanya sekedar mengintipnya dari jendela atau menyembuhkan kepala di ambang pintu ruangannya di rawat. Apa Dares datang dan mengintip tanpa sepengetahuannya?

Tak kunjung mendapat jawaban Clara yang tengah mengepak barang-barangnya membuat Giana mendekat, wajahnya berubah menjadi serius.

"Ma," lirihnya. "Jangan bilang Dares--"

Pletak.

"Ma!"

Clara berkacak pinggang setelah menjitak kepala Giana. "Kamu itu, jangan berasumsi negatif. Dares nggak meninggal dan--"

"Ma!"

"Apa?!"

Giana ikut berkacak pinggang. "Mama yang asumsinya negatif terus. Siapa juga yang mau bilang Dares meninggal? Dares itu lelaki jantan, ma. Jangan di remehin." belanya.

"Terus kamu mau bilang apa?" sengit Clara.

"Apa jangan-jangan Dares pindah rumah?"

Gelengan kepala Clara membuat Giana dapat bernapas lega.

"Tapi mama akan kasih berita buruk ke kamu." Clara selesai menggepak. "Sekarang kita pulang dulu, Genta sama papa udah nunggu."

Giana menangguk dan membantu mamanya membawa barang-barang. Setelah menyelesaikan administrasi keduanya pulang menaiki taxi. Berselang beberapa menit dihabiskan di perjalanan akhirnya tiba juga mereka di rumah.

Giana memasuki rumah dengan senyum mengembang dan merentangkan tangannya. Tubuhnya berputar-putar. "WOAH! RUMAH KU ISTANA KU!" teriaknya.

Arfa dan Genta duduk di sofa ruang tengah, melihat reaksi berlebihan Giana membuat keduanya beralih ke film yang mereka tonton.

"SPA--"

"ORANGNYA DISINI!"

Giana memutar pandangannya ke ruang tengah, tak lama kemudian ia berlari menghampiri dua lelaki dan mendusel duduk di antara keduanya. Meskipun sudah mengajukan protes tetapi tetap saja mereka memberikan ruang untuk Giana.

"Kangen nggak sama Gia?" tanya Giana menoleh bergantian menatap Arfa dan Genta.

Keduanya menatap Giana sambil mengunyah camilan yang mereka makan. "Nggak." jawabnya singkat.

Bibir Giana mencebik kesal.

Clara datang dan menyuruh semuanya mendengarkan ucapannya. Ia duduk di sofa single menghadap ketiganya.

"Pertama mama akan bilang kalau semua masalah sudah beres. Roy sudah dijatuhi hukuman penjara selama 7 tahun--"

"Kok nggak seumur hidup sih, ma?!" potong Genta diangguki setuju olrh Giana.

"Bisa diperhatikan dulu saudara-saudara?" geram Clara dan kedua anaknya langsung membekap mulutnya masing-masing.

"Hukuman itu sudah pasti sebab dari hasil pengadilan memutuskan seperti itu." lanjut Clara.

ARCLA 2 (Colors )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang