ALOHA! JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe KALIAN BISA SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)
YUK BELAJAR MENGHARGAI DAN APRESIASI KARYA SESEORANG DENGAN DUKUNG DISETIAP KARYANYA. DITUNGGU VOTE DAN KOMENNYA :)
HAPPY READING!
***
"SULTAN!"
Teriak Tari saat melihat sebuah kayu menimpa suaminya, Tari hendak berlari menghampiri Sultan namun lelaki itu keluar dari balik kayu terbakar dengan selamat.
"Aku baik-baik aja, hampir kejatuhan," katanya lalu kembali berusaha memadamkan api. "Cepat! Bantu mereka keluar dari sini."
Tari mengangguk dan kembali berkutat dengan borgol di tangan Arfa hingga kedua borgol tersebut berhasil terlepas. Tari membantu Clara memampah Arfa dan membawa kedua orang itu keluar gubuk terbakar tersebut.
Sampailah mereka di lataran depan gubuk yang kini sudah banyak warga yang mencoba memadamkan api dengan air di ember-ember yang mereka bawa. Tari hendak masuk ke gubuk tersebut tetapi suara ledakan terdengar dibarengi bara api yang kain membesar.
"Kamu mau kemana?!"
Clara menarik pergelangan tangan Tari yang hendak berlari masuk ke dalam kobaran api.
"Suamiku ada di dalam!" sentaknya karena kelewat panik. "Lepaskan, aku akan memadamkanj apinya. Suara ledakan itu, aku rasa itu ledakan tabung LPG."
"Tapi api semakin besar. Kamu bisa saja terluka jika memaksa masuk kesana."
Tari tidak perlu memikirkan hal itu sebab yang sekarang menjadi inti kepanikannya adalah Sultan yang masih ada di dalam gubuk sana. Jika Sultan tidak segera keluar maka peluang selamat dari api yang terus membesar semakin kecil.
Beruntungnya ia melihat Sultan keluar dari kobaran api dengan selamat dan kini berlari ke arahnya. Reflek Tari memeluk Sultan sebagai tanda bersyukur suaminya selamat dari si jago merah itu.
"Kamu kenapa?" tanya Sultan.
"Aku kira kamu ikut meledak di dalam," celetuknya ngawur.
Sultan mendengus dan melepaskan pelukannya saat melihat dua orang yang barusaja ia dan Tari selamatkan memandangnya. Sultan mendekat diikuti Tari dibelakangnya.
"Apa ada yang terluka?"
Arfa dan Clara menggeleng. "Tidak ada yang terluka, terimakasih sudah menyelamatkan saya dan istri saya," ucap Arfa tulus.
"Tapi wajahmu lebam dan lecet."
Arfa tersenyum tipis. "Ini hanya luka kecil," katanya.
Karena kesal dengan jawaban Arfa tangan Clara terayun untuk memukul lengan Arfa. "Luka kecil kakimu goyang!" matanya melotot. "Kamu habis di keroyok Roy sialan sama anak buah edannya, kamu bilang sema luka ini cuman luka kecil?!" cerocosnya sambil menunjuk lebam dan lecet pada wajah Arfa.
Suara sirine polisi dan pemadam kebakaran terdengar di tengah malam itu. Sultan berlari menghampiri petugas pemadam kebakaran sementara Tari menemani Clara dan Arfa sampai tiba dua orang polisi di hadapannya.
"Selamat malam, kami menerima laporan penculikan di daerah sini. Apa benar dengan ibu Giana?" tanyanya menatap Clara.
Giana?
Bagaimana bisa putrinya melaporkan kejadian ini? Apakah Giana ada disini? Benarkah?
Bukannya menjawab Clara malah panik menatap segala arah, mencari keberadaan Giana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCLA 2 (Colors )
RomantizmS I N O P S I S Aku bersyukur bertemu denganmu. Menciptakan alur cerita bersamamu. Merindu dalam setiap dekapanmu. Tapi, Bagaimana bisa aku menemukanmu jika aku tidak sungguh-sungguh mencintaimu? Apakah jika aku memilih kepastian, kebahagiaan akan...