SALING MENYADARI

1K 84 4
                                    

SELAMAT SIANG!!!

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe KALIAN BISA SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)

SEMANGAT PUASANYA YA!

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

HAPPY READING GAEZZZZ....

🌻🌻🌻🍁🍁🍁🌻🌻🌻

Pertama yang menyambut Arfa adalah rasa pening. Arfa berniat memijat pangkal hidungnya tetapi ia merasa tangan kanannya di genggam. Arfa menatap ke arah tangan kanannya.

Clara? Sejak kapan dia pulang?

Arfa melirik jam weker di nakas, masih pukul 10 malam, kapan Clara pulang?

Arfa menguncang tubuh Clara berkali-kali, tentu saja dengan pelan. Perlahan mata Clara terbuka lebar, ia mengerjapkan matanya dan menegakkan punggungnya yang terasa pegal, serta menyelonjorkan kaki yang kesemutan.

Tersadar akan sesuatu Clara lekas berdiri dan menatap khawatir Arfa. "Kamu udah bangun?! Kamu perlu minum?! Makan?! Ah aku udah buatin kamu bubur-- Aduh!"

Celotehan Clara terhenti saat Arfa menarik tangannya, ia jatuh ke dalam pelukan Arfa. Tak lama kemudian Clara membalas pelukan Arfa, keduanya saling berpelukan dengan posisi duduk.

"Hikss.. Maafin aku... Hikss."

Arfa mengeratkan pelukannya, "Kamu nggak salah, maafin aku yang udah bikin kamu salah paham."

Clara menggeleng. Ini salahnya yang terlalu cepat menyimpulkan, bagaimana bisa ia marah pada Arfa padahal kesalahannya ada pada dirinya sendiri. Clara merasa sangat bodoh, apakah ia pantas menjadi istri yang baik untuk Arfa?

Arfa melepaskan pelukan Clara, ia menangkup pipi Clara. Istrinya itu sesenggukan dan terus mengucapkan permintaan maaf.

"Sssttt..." hibur Arfa. "Udah, semuanya udah jelas kan sekarang? Kamu nggak perlu nangis lagi," katanya seraya mengusap pipi Clara.

Clara dengan sesenggukan mengangguk, ia berangsur mengambil buburnya. "Maaf, buburnya udah dingin. Aku buatnya tadi siang setelah kak Aldo anterin kamu."

"Aldo?"

"Tadi siang kak Aldo anterin kamu pulang dalam keadaan mabuk berat. Maaf, karena aku kamu jadi menyentuh minuman beralkohol itu."

Clara kembali terisak, Arfa meletakkan mangkuk bubur yang Clara pegang ke nakas kembali. Ia kembali memeluk Clara, mencoba menenangkan tangis istrinya.

"Ra, kita buat kejadian kemarin sebagai pelajaran. Kedepannya kita harus saling pengertian, aku juga akan lebih hati-hati, Ra. Maafin aku," ucap Arfa tulus.

Dalam dekapan Arfa Clara mengangguk. "Maafin aku juga."

Teringat akan sesuatu Arfa melepaskan pelukannya, Clara mendongak dan Arfa sedikit menunduk. Mereka berdua saling tatap.

"Genta kemana?"

"Masih di rumah papa, tadinya aku mau bawa Genta pulang, tapi Tara bilang aku harus selesain masalahku dulu sama kamu. Apa aku telfon Tara untuk antar Genta?"

Arfa menimbang-nimbang tawaran Clara. Ia melirik jam weker di nakas, pukul sepuluh malam.

"Besok kita jemput Genta, sekarang kamu istirahat aja."

Clara menggeleng. "Mending kamu mandi, kamu bau alkohol. Aku tunggu di bawah, aku hangatkan bubur dulu."

Arfa menurut, ia lekas beranjak dari ranjangnya untuk mandi sementara Clara memanaskan bubur untuk Arfa.

ARCLA 2 (Colors )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang