PRASANGKA

739 69 1
                                    

ALOHA! JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe KALIAN BISA SHARE PENGALAMAN KALIAN BACA CERITA-CERITA FIA, JANGAN LUPA DI TAG :)

YUK BELAJAR MENGHARGAI DAN APRESIASI KARYA SESEORANG DENGAN DUKUNG DISETIAP KARYANYA. DITUNGGU VOTE DAN KOMENNYA :)

HAPPY READING!

***

Pagi yang cerah ini diisi kegaduhan dua bocah yang berebut beberapa barang. Bahkan mereka sampai berebut kamar mandi meskipun di dalam kamar mereka sudah ada kamar mandi khusus. Sayangnya pagi ini ada jadwal penghentian air sebab ada perbaikan.

"Ma!"

Giana berteriak dari dalam kamar mandi. Clara kelimpungan dan mengambilkan air di kulkas lalu memberikannya pada Giana. Giana membuka sedikit pintu dan menyahut botol yang di berikan mamanya.

Di dalam kamar mandi Giana lekas membilas rambutnya. Ia dengan tergesa-gesa membuka tutup botol tersebut.

Clara mendengus kesal, tidak ada pagi yang tenang. Belum sempat masuk dapur Clara sudah mendengar dua teriakan nyaring anaknya.

"MAMA INI AIRNYA KRNAPA DINGIN! KEPALA GIA JADI NGILU!"

"MAMA AIR KOLAMNYA BERBUSA BANYAK! GENTA MANDI DI KOLAM!"

"TERSERAH KALIAN BERDUA!" seru Clara kesal.

Setelah menghadapi semua kegaduhan kedua anaknya kini Clara mengantar mereka sampai depan rumah. Sekarang Clara dapat melihat Amy yang merapikan jaket Dares dan bercengkrama dengan Dares. Pemandangan manis itu membuat Clara tersenyum.

Tak lama kemudian sebuah mobil berhenti di depan pekarangan rumah Clara, kaca mobil tersebut diturunkan dan nampaklah Arfa dengan setelah kantornya. Genta dan Giana menghampiri Dares dan berpamitan pada Amy. Ketiga bocah itu naik mobil Arfa dan lekas berangkat sekolah diantar Arfa.

Amy menghampiri Clara.

"Pagi, Ra."

"Pagi juga, Amy."

Keduanya langsung tertawa renyah. Clara mengajak Amy masuk ke rumahnya, mereka berdua langsung menuju taman belakang. Clara mengajak Amy duduk di dekat kolam renang.

"Kenapa kolam renangnya banyak busa?"

Clara menatap kolam renangnya sekilas. "Genta habis mandi di kolam. Pdam komplek kan lagi di perbaiki, jadi airnya mati."

Amy mengangguk mengerti, Clara pamit untuk ke dapur mengambil kue dan secangkir coklat panas untuk Amy kemudian ia kembali ke taman belakang.

"Oiya, minggu depan kamh ke sini ya."

"Kenapa?"

"Aku ada acara kumpul-kumpul sama teman-temanku."

"Terus kenapa kamu ngajak aku?"

"Ya mau ngenalin kamu, lah, My."

Amy melambaikan tangannya dan menggeleng cepat, "Nggak perlu, Ra. Itu kan qtime kamu sama temen-temen kamu. Kalo aku ikutan nanti pasti aneh kesannya."

"Tenang, My. Temen-temen aku masuk spesies langkah yang hampir punah. Kamu nggak perlu jaim dan malu memulai pembicaraan soalnya temenku semua pada nyablak mulutnya."

Amy terkekeh, air mukanya berubah menjadi lesu, ia memainkan jemarinya. "Kamu enak banget punya temen banyak."

"Emang kamu nggak punya temen?"

Amy tersenyum hambar. "Punya, sih. Tapi pada jauh di Medan. Aku kan asli Medan terus tinggal di Jakarta setelah menikah."

Clara mengangguk mengerti.

ARCLA 2 (Colors )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang