"RAIN! MEMANGNYA SEBAGUS APA SIH CINCIN KAKI ITU SAMPAI LO NGGAK BERENTI-BERENTI LIHATINNYA DARI TADI!?" seru Mikha saat mereka lagi di kantin.
Untung kantin mereka di sekat pakai kaca per mejanya dan masuknya juga lewat pintu plastik transparan yang dibuka dengan sleting. Tiap bilik ada AC kecil di dalamnya. Sekolah ini memang terkenal selain lulusannya yang terbaik juga fasilitas yang digunakan begitu mewah dan kreatif. Beda dari yang lain. Sehingga, meski Mikha mau teriak sampai urat lehernya putus juga tidak akan terdengar sampai meja yang ada di sebelahnya. Karena dinding kacanya dilapis peredam.
"Berisik kamu. Makan saja itu baksonya. Sudah mangkok ke berapa sih itu." Rain berkata sambil melirik tumpukan mangkok bergambar ayam yang ada di depannya sambil melihat ke Mikha bergantian.
"INI MANGKOK KE LIMA!" jawab Mikha sembari menghirup kuahnya dari mangkok.
Rain menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan kelakukan temannya itu.
"RA! ADA CEWEK CANTIK BANGET! GILA!" seru Mikha sambil mulut penuh mie dan pentol.
"Saya memang jomblo dari lahir, Mikha. Tapi saya tidak seputus asa itu untuk mengarah ke jalan yang sesat." ujar Rain seraya menikmati pop mie nya dengan santai.
Sesaat cewek yang dimaksud Mikha melintas dari balik bilik kaca mereka yang mana itu membelakangi Rain, Mikha justru memberikan tatapan memujanya.
"Astaga, Mikha, sadar. Kamu tidak boleh seperti ini." Rain mencoba menutupi mata Mikha dengan tangannya namun terus ditepis oleh Mikha.
"Ck, siapa sih emang---"
Ketika menoleh ke belakang. Saat itu juga cewek yang disebut oleh Mikha tadi melihat tepat ke mata Rain dari luar bilik kaca.
...
Hai!
Terimakasih sudah membaca 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Forty One Day's [Completed]
Misteri / Thriller(Selesai.) Ketika kematian adalah sebuah kehidupan nyata yang tidak kita sadari.. copyright© votavato 2020 ®All Right Reserved 🚫Dilarang menyalin, menjiplak, mengembangkan karya ini tanpa izin pengarang! -Keseluruhan cerita cuma fiksi.