"Bisa kamu buatkan saya nuget goreng?" pinta Rain ketika mereka selesai mandi.
"IYA. KEBETULAN GUE JUGA LAGI PENGEN BUAT MIE LEMONILO. MAU SEKALIAN NGGAK?"
Rain mengangguk antusias.
Ya. Setidaknya ia tidak kehilangan Mikha begitu saja."Orangtua kita sekarang kecelakaan ya." ujar Bumi yang lagi duduk di sofa sambil menonton tv.
Lalu tidak berapa lama kemudian ponsel Mikha berdering. Sesaat melihat nama dari si pemanggil, Mikha mengabaikannya.
"Kenapa tidak diangkat?" tanya Rain.
"Nggak penting." jawab Mikha kembali sibuk dengan aktivitas dapurnya.
Rain mengerjab beberapa saat, lalu menoleh ke Mikha yang masih sibuk dan kembali menatap Bumi yang juga menatapnya.
"Dia bisa ngomong normal ternyata." ujar Bumi dengan diangguki oleh Rain.
"Angkat aja, Mik, siapa tahu penting." ujar Rain dengan rasa khawatir.
"Nih, makan." Mikha meletakan nuget dan mie yang sudah siap ke mini bar yang ada di belakang sofa ---tempat Bumi duduk.
Rain menghela napas karena tidak berhasil membujuk Mikha.
Layaknya seperti drama televisi, layar tv yang tadi menampilkan kartun tiba-tiba saja berganti acara menjadi berita sekilas.
Berita di tv mengatakan terjadinya kecelakaan di sebuah tikungan tajam yang mana jalanan itu sering menelan korban. Nama korban tidak disebutkan, namun keadaan mobil yang disorot oleh kamera membuat Mikha melepaskan sendoknya.
Mikha lalu meraih ponselnya dan menelpon balik nama 'papa' yang tadi diabaikannya. Sejahat-jahatnya mereka padanya tetap statusnya orangtua Mikha.
"Rain, temenin gue ke rumah sakit sekarang!"
...
Hai!
Terimakasih sudah membaca 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Forty One Day's [Completed]
Mystère / Thriller(Selesai.) Ketika kematian adalah sebuah kehidupan nyata yang tidak kita sadari.. copyright© votavato 2020 ®All Right Reserved 🚫Dilarang menyalin, menjiplak, mengembangkan karya ini tanpa izin pengarang! -Keseluruhan cerita cuma fiksi.