Eps. 39

29 2 0
                                    

Minggu ini Mikha memilih untuk bersama kedua orangtuanya. Ia merasa sudah lama tidak berkumpul bersama mereka sehangat ini.

"Mama senang kamu kembali, Nak." ujar Riana, mama Mikha sembari memeluk dan mengecup puncak kepala Mikha.

"Memangnya Mikha selama ini kemana, Ma? Bukannya yang sibuk pergi itu papa sama mama? Terus pulang-pulang aku dipukul sebagai pelampiasan rasa capeknya kalian." sahut Mikha menyuarakan perasaannya. Sudah dari beberapa minggu yang lalu orangtua Mikha sadar dari komanya. Dan kini keduanya sudah kembali beraktivitas seperti biasa.

Tampak Riana dan Adif saling berpandangan ketika Mikha menceritakan betapa jahatnya perlakuan mereka padanya. Adif menggeleng perlahan sambil sesekali memejamkan mata memberi kode agar Riana dengarkan saja yang dikatakan Mikha.

"Kamu tidak pergi hari ini kan, Nak?" tanya Adif.

Mikha menggeleng. " Aku lagi mau manja sama kalian." sahut Mikha dengan polosnya.

Adif dan Riana mengangguk sambil tersenyum.

"Pa, aku boleh minta sesuatu, nggak?" tanya Mikha sambil memainkan tangan papanya.

"Apa, Sayang?"

"Buatin lapangan basket dong, Pa. Biar aku bisa main sama Rain."

"Pa."bisik Riana sambil menggenggam erat baju belakang Adif. Mikha tidak menyadari itu.

Adif hanya mengangguk untuk istrinya agar lebih bersabar lagi.

"Rain itu anaknya seperti apa, Nak?" tanya Adif.

"Rain itu aneh, Pa. Dia suka melamun terus suka tiba-tiba jadi patung gitu nggak gerak sama sekali. Dia anaknya baik terus pintar banget di sekolah, Pa. Besok aku ajakin dia nginap di sini deh terus aku kenalin dia sama papa mama. Gimana?"

Dengan dibarengi hela napas panjang dan berat, Adif mengangguk membolehkan Mikha mengajak Rain ke rumah.






...





Hai!
Terimakasih sudah membaca 😊

Forty One Day's [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang