Hampir lima menit Rain memperhatikan cewek yang sama sekali tidak menyadari keberadaannya tersebut sampai akhirnya bel tanda istirahat berakhir. Cewek itu masih berada di sana. Ia masih berbicara dengan serius dan sesekali aura kemarahan terpancar dari tubuhnya. Tidak ingin berurusan dengannya Rain pun memilih beranjak pergi meninggalkannya.
"RAIN, JAHAT! TEGA LO YA NINGGALIN GUE!"
"Bodo. Minta permen." Meski dalam keadaan kesal, Mikha masih mau memberikan permen lolipop yang tadi sempat dibelinya sesaat bel berbunyi.
Rain memasukan permen ke mulutnya.
Sketsa hitam putih kembali terjadi. Kali ini disertai dengan suara yang samar.
"Pergilah sejauh mungkin." hanya itu yang Rain tangkap. Tapi apa maksudnya?
______________
"Mik, lo percaya sama gue nggak?" Mereka kali ini posisinya lagi di bangku panjang dekat lapangan base ball.
"SELAGI ITU MASUK AKAL GUE BAKAL SELALU PERCAYA." Oke. Tapi yang mau dikasih tau Rain adalah sesuatu yang tidak bisa dijelaskan secara logika. Baiklah, biarkan Rain menyimpannya saja daripada harus diolok oleh Mikha.
Rain mengedarkan pandangan ke orang-orang yang melintas. Sebagian dari mereka memiliki umur yang panjang sehingga Rain tidak dapat melihat 3 jam dari sebelum kematian mereka. Syukurlah.
Namun, ketika Rain memindahkan arah tatapannya pada cewek yang lagi berjalan di belakang tiang gawang lapangan futsal, Rain melihat gambaran mengerikan terjadi di sana.
...
Hai!
Terimakasih sudah membaca 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Forty One Day's [Completed]
Mystery / Thriller(Selesai.) Ketika kematian adalah sebuah kehidupan nyata yang tidak kita sadari.. copyright© votavato 2020 ®All Right Reserved 🚫Dilarang menyalin, menjiplak, mengembangkan karya ini tanpa izin pengarang! -Keseluruhan cerita cuma fiksi.