Rain tidak menyadari akan seberapa dekat keakrabannya dengan Mikha selama ini. Dimulai dari pertemanan mereka sewaktu Rain masuk ke Landing Hight School yang mana di sana lengkap dari TK hingga SMA. Rain sekolah di sana sejak masuk SMA dan bertemu Mikha saat sama-sama lagi dihukum karena tidak menggunakan tali sepatu warna putih atau hitam. Meski tidak saling kenal, mereka kompak memakai tali sepatu warna hijau stabilo. Mereka lalu dihukum untuk memanen jeruk yang ada di kebun belakang milik sekolah. Dari situlah mereka saling bicara dan kemudian jadi sedekat sekarang.
Tapi, rupanya kedekatan itu tidak membuat Mikha menceritakan kisah hidupnya dengan lengkap. Meski terkesan tidak peduli ketika Mikha bicara, Rain sebenarnya selalu mendengarkan.
Dalam sketsa monokrom itu, Mikha terlihat sedang dipukuli oleh orangtuanya. Wajah mereka semua penuh luka dan bekas memar. Ada hitam di setiap lingkar mata masing-masing. Hubungan mereka terlihat begitu buruk.
Byur!!
Karena aksi diamnya yang seperti patung, Mikha akhirnya menjatuhkan Rain dari kasur balonnya.
Rain yang tersadar dengan apa yang dilihatnya lantas mendekati Mikha seraya memeluknya dengan erat.
"Jangan pulang. Sampai sore. Sampai malam. Sampai besok. Atau jangan pernah pulang lagi ke rumahmu." bisik Rain dalam pelukannya.
"RAIN, GUE MERINDING!" Meski benar merinding, Mikha tidak bergerak sama sekali atau mencoba untuk melepaskan pelukan Rain.
"Jangan pergi. Saya mohon. Jangan pergi Mikha."
...
Hai!
Terimakasih sudah membaca 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Forty One Day's [Completed]
Mister / Thriller(Selesai.) Ketika kematian adalah sebuah kehidupan nyata yang tidak kita sadari.. copyright© votavato 2020 ®All Right Reserved 🚫Dilarang menyalin, menjiplak, mengembangkan karya ini tanpa izin pengarang! -Keseluruhan cerita cuma fiksi.