Sesampainya di rumah sakit, keadaan orangtua Mikha sedang kritis dan koma. Untuk pertama kalinya Rain melihat Mikha menangis. Jantung Rain berdebar tidak karuan. Ia tahu, bahwa padahal harusnya yang berada di sana saat ini bukan orangtua Mikha, melainkan Mikha sendiri. Tapi Rain menahannya di rumahnya agar peristiwa itu tidak terjadi, namun yang terjadi malah orangtua Mikha yang celaka.
Rain beranjak meninggalkan Mikha sebentar demi membelikan minum ke kantin rumah sakit.
Sebelum pergi ia sempat mengusap pundak Mikha.
Rain lalu beranjak ke lorong belakang rumah sakit.
Sepanjang jalan Rain melihat penampakan orang-orang pucat. Tapi anehnya penampakan tersebut tidak semenyeramkan seperti gambaran yang dibuat oleh orang-orang indigo yang biasa ada di youtube. Mereka persis seperti manusia pada umumnya, namun bedanya wajahnya pucat pasi, dan kulitnya juga putih. Beberapa diantaranya juga memiliki bekas darah, luka, memar, atau baret di wajah dan sekitar tubuh, tapi selebihnya normal.
Rain melihat diantara mereka ternyata juga ada yang berpenampilan seperti dokter dan perawat. Mereka juga saling tegur sapa ketika berlawanan arah.
"Rain!" Seseorang menegur Rain dari lorong kanan ketika berada di persimpangan.
"Areena?"
"Ngapain disini?" tanyanya sembari mendekati kesebelah Rain. Penampakan Areena disini seperti bukan dirinya biasanya. Wajahnya sangat pucat.
"Kamu manusia bukan?" Rain bertanya hati-hati.
"RAIN, AWAS!!"
Hampir saja Rain jatuh ke bawah kalau saja tangannya tidak ditarik.
...
Hai!
Terimakasih sudah membaca 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Forty One Day's [Completed]
Mystery / Thriller(Selesai.) Ketika kematian adalah sebuah kehidupan nyata yang tidak kita sadari.. copyright© votavato 2020 ®All Right Reserved 🚫Dilarang menyalin, menjiplak, mengembangkan karya ini tanpa izin pengarang! -Keseluruhan cerita cuma fiksi.