"Rain? Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" ujar salah seorang dengan wajah yang sangat sulit Rain kenali. Wajahnya begitu buram nyaris tidak terlihat.
Ya. Rain tengah masuk ke dalam dunia monokrom lagi.
Baru kali ini ada seseorang menegurnya."Kamu kenal saya?" tanya Rain padanya.
"Aku sering melihatmu dan mendengar orang lain memanggil dengan menyebutkan namamu." jawabnya.
"Lalu kamu siapa?"
"Aku ........" suara denging memotong ucapan mahkluk itu.
"Hah? Coba ulang sekali lagi nama kamu." pinta Rain.
"Namaku ........." denging itu lagi.
"Apa?" tanya Rain lagi.
"................... Itu namaku. Kamu dengar nggak?" hanya pada bagian orang itu menyebutkan namanya saja, telinga Rain berdenging. Ini aneh.
"Saya tidak dapat mendengar namamu. Ketika kamu menyebutkannya, ketika itu pula telinga saya berdenging."
Orang itu seperti mengangguk mengerti.
"Apa yang kamu lakukan di sini sekarang?" tanyanya.
"Saya juga tidak tahu. Oh, ya. Ini pertama kalinya saya berada lebih lama di sini."
"Itulah yang menjadi pertanyaanku. Biasanya kamu hanya muncul beberapa saat lalu ketika orang lain menyebut namamu, kamu pasti akan menghilang."
"Itu berarti seseorang tidak menyadari apa yang saya lakukan direalita."
"Mungkin saja kamu di sana sedang tertidur."
"Bisakah kamu menjelaskan tentang bagaimana saya bisa muncul ke dunia ini?"
"Bukankah kamu menyimpan cincin perak itu?"
"Tapi sebelum saya menemukan cincin itu saya sudah sering melihat dunia hitam putih ini."
Tidak ada sahutan dari orang itu.
Cukup lama keheningan menjadi jeda pembicaraan mereka....
Hai!
Terimakasih sudah membaca 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Forty One Day's [Completed]
Mystery / Thriller(Selesai.) Ketika kematian adalah sebuah kehidupan nyata yang tidak kita sadari.. copyright© votavato 2020 ®All Right Reserved 🚫Dilarang menyalin, menjiplak, mengembangkan karya ini tanpa izin pengarang! -Keseluruhan cerita cuma fiksi.