"TUH! LIHAT! LO AJA SAMPAI NGGAK BISA BERKATA-KATA KAN PAS LIHAT DIA!" Seru Mikha lagi.
Sesaat mata Rain berhadapan dengan mata cewek itu, sebuah gambaran monokrom yang berlangsung singkat terjadi dalam isi kepala Rain. Sangat jelas dan terjadi begitu cepat.
Cewek yang dilihat itu pun mengerutkan dahinya mendapati cara lihat Rain padanya seperti melotot. Ia kemudian bergegas mencari tempat untuk makan, yang jelas tidak berdekatan dengan bilik Rain.
"LO NGGAK NORMAL, RA!"
Rain berbalik dan kembali memakan sisa makanannya. Sesaat ia melirik malas pada Mikha yang mengoloknya.
"DIA YANG KATA ANAK KELAS SEBELAH YANG MURID BARU ITU TAU, RA! PANTESAN COWOK-COWOK DIKELAS PADA SERING IZIN KELUAR. TERNYATA YANG DILIHAT MODELNYA BEGINI!"
"Saya tidak peduli. Bukan urusan saya." Rain lalu meminum kaleng sprit-nya dan beranjak lebih dulu.
"EH! RAIN, TUNGGUIN GUE BELUM KELAR INI MAKANNYA! RAIN! RAIIIIINNN! BENER BENER YA TU ANAK!"
Rain terus berjalan dengan mengabaikan teriakan Mikha yang terus memintanya menunggu. Tapi, bukan Rain namanya jika ia mau menurut. Ia lalu berbelok ke lorong kanan menuju kebun jeruk milik sekolah. Rain memilih tempat tepat dibawah pohon yang rimbun. Ia lalu memetik satu buah yang dirasa matang.
Ketika sedang memetik, Rain melihat cewek yang tadi dilihatnya di kantin berada kurang dari 10 meter dari tempatnya berada. Cewek itu tampak sedang berbicara dengan ponselnya.
...
Hai!
Terimakasih sudah membaca 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Forty One Day's [Completed]
Mistério / Suspense(Selesai.) Ketika kematian adalah sebuah kehidupan nyata yang tidak kita sadari.. copyright© votavato 2020 ®All Right Reserved 🚫Dilarang menyalin, menjiplak, mengembangkan karya ini tanpa izin pengarang! -Keseluruhan cerita cuma fiksi.