Orang itu mengarahkan pucuknya ke arah Rain. Dan ketika orang itu menarik pelatuknya.
Prang!
Sebuah bilik tanpa orang didalamnya pecah begitu saja. Diduga karena sebelumnya bilik kaca itu sudah ada retak di beberapa bagiannya, makanya tidak ada yang masuk untuk makan di sana. Bilik itu juga letaknya bersebelahan dengan bilik dimana ada Rain dan Mikha berada.
"PARAH BANGET SUMPAH. UNTUNG NGGAK ADA ORANG DI DALAM." Ujar Mikha yang berdiri sambil mengamati dari balik kaca bilik.
"Kenapa dia ingin menembakku?" gumam Rain. Ia lalu melihat ke sekitar stand, tapi latar monokrom tadi sudah kembali ke mode normal.
Pandangan Rain tak sengaja bertemu pandang dengan mata Areena. Dalam tiga detik mereka hanya saling melihat tanpa bergerak.
"BALIK KELAS, YUK! SELERA MAKAN GUE HILANG KARENA KAGET." Ajak Mikha yang membuat tatapan mereka akhirnya terputus. Mikha tidak menyadari itu.
Sebelum menuju kelas, Rain meminta Mikha untuk jalan duluan karena ia ingin ke toilet.
Sesampainya di toilet. Sepi. Rain kemudian mencuci mukanya ke wastafel sambil berkumur. Setelah selesai dan mendongakkan kepalanya ke cermin, seluruh latar di sekitarnya berubah jadi monokrom.
Tapi anehnya, penampakan toilet tidak menyeramkan sama sekali. Rain berjalan membuka pintunya satu per satu untuk memastikan sesuatu. Benar saja, di pintu wc terakhir seseorang yang hampir mengiris tangannya tersentak oleh keberadaan Rain.
...
Hai!
Terimakasih sudah membaca 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Forty One Day's [Completed]
Mystery / Thriller(Selesai.) Ketika kematian adalah sebuah kehidupan nyata yang tidak kita sadari.. copyright© votavato 2020 ®All Right Reserved 🚫Dilarang menyalin, menjiplak, mengembangkan karya ini tanpa izin pengarang! -Keseluruhan cerita cuma fiksi.