"Rain, terima kasih. Sekarang aku sudah menjadi makhluk yang sama dengan yang lain." Areena dalam dunia kematian berbicara pada Rain. Ia lalu berbalik meninggalkan Rain. Tak lama kemudian sosok laki-laki yang sudah jarang dilihatnya itu kini kembali lagi.
"Kenapa kamu menolongnya begitu!?" ujar si laki-laki lebih kepada membentak Rain.
Rain menggeleng berharap kalau laki-laki itu mengerti bahwa Rain pun sebenarnya tidak tahu dengan apa yang sebaiknya dia lakukan.
Plak!
Tamparan di pipi kirinya berhasil menyadarkan Rain dari kediamannya.
"Sorry, gue nggak maksud nyakitin. Tapi lo tiba-tiba diam kaya patung gitu."
"RAIN! ASTAGA, AYO PULANG!" Teriak Mikha dari ujung lorong. Terlihat ia sedang membawakan ransel Rain.
"Saya pergi duluan. Jangan gunakan jam itu lagi. Saya tahu kamu yang meledakkan bom di lab itu." ujar Rain dengan berlalu meninggalkan Areena dengan wajahnya yang pucat.
____________
Rain sekarang lagi berjalan dari minimarket sehabis beli camilan. Ia masih memikirkan tentang peristiwa aneh yang akhir-akhir ini sering terjadi di sekitarnya.
Semuanya terlalu tidak masuk akal layaknya komik yang sedang dibuatnya. Tapi Rain sadar dengan ketidakmasuk akalannya itulah bisa jadi cerita fantasi di komiknya. Namun yang sedang dialami kini bukan fantasi. Melainkan kenyataan.
Tadi saja ia bisa melihat gambaran dunia kematian yang dialami kasir minimarket tersebut, di sana ia tak lagi bekerja sebagai kasir melainkan pemilik dari sebuah kedai makanan yang akhirnya tewas karena kerampokan.
...
Hai!
Terimakasih sudah membaca 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Forty One Day's [Completed]
Mystery / Thriller(Selesai.) Ketika kematian adalah sebuah kehidupan nyata yang tidak kita sadari.. copyright© votavato 2020 ®All Right Reserved 🚫Dilarang menyalin, menjiplak, mengembangkan karya ini tanpa izin pengarang! -Keseluruhan cerita cuma fiksi.