"Apakah tidak berbahaya jika saya tertembak oleh mahkluk-mahkluk yang ada di monokrom? Saya pernah hampir dilukai oleh mereka."
"Untuk yang itu kamu harus menghindari. Meskipun jika mengenai kulit, tidak bereaksi apa-apa, namun kamu akan tetap terus diperlihatkan sosok mereka yang berulang kali ingin membunuhmu."
"Kenapa? Kenapa saya harus merasakan hal ini? Kalau cincin itu saya kembalikan ke tempat semula, apa saya akan kembali menjadi manusia normal?"
Bumi menggeleng penuh khidmat.
"Nggak, Rain. Selama 41 hari kamu akan terus merasakan ini, hingga akhirnya kamu harus pergi atau kembali.""Maksudnya?" Rain semakin tidak mengerti dengan percakapan ini.
"Kamu akan mengerti sampai hari itu tiba."
___________
Ke esokan harinya di sekolah.
"RAIN!" Teriak Mikha seperti biasa. Sedang Rain sibuk melihat kesana kemari mencari sosok Areena.
"Lo nyariin Areena, ya? Tuh, lagi di atap!" tunjuk Mikha dengan suara normalnya.
Tampak dari kejauhan Areena baik-baik saja seperti tidak terjadi apa-apa dengannya. Ya, memang. Tadi malam memang tidak ada kejadian apa-apa. Selain Raka yang diam-diam menyerap energinya meski tidak sepenuhnya. Entahlah, ia menggunakannya untuk apa.
"Rain." Mikha memanggil sembari menggoyangkan tangan Rain agar ia tersadar.
"Hm?"
"Lo ngapain lihatin Areena sampai segitunya?"
"Eh, kamu bilang kakaknya Areena itu idol di Korea, kan?" Mikha langsung mengangguk antusias.
Rain juga ikut mengangguk lambat-lambat.
...
Hai!
Terimakasih sudah membaca 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Forty One Day's [Completed]
Mystery / Thriller(Selesai.) Ketika kematian adalah sebuah kehidupan nyata yang tidak kita sadari.. copyright© votavato 2020 ®All Right Reserved 🚫Dilarang menyalin, menjiplak, mengembangkan karya ini tanpa izin pengarang! -Keseluruhan cerita cuma fiksi.