"La awas di belakang arah jam 2" ucap vio.
Dan DORR...
-----------------------------------------------------------
Dor Lala langsung menembak pereman tersebut tanpa melihat ke belakang, yang langsung mendapat tatapan ngeri dari teman teman abang nya.
"Bang Vio teken bagian yang di tembak nya atau tutupin pake apa aja biar gak keluar nambah banyak darah nya, bang Dion telpon ambulan, bang Dicky bantuin bang Vio" saat sedang mengarah kan teman teman abang nya, tiba tiba Lala di hadang oleh polisi.
"Kamu salah satu dari mereka kan?" ucap polisi tersebut.
"Bukan pak" ucap Lala.
"Boong kamu terus kamu pegang senjata pasti hasil penggelapan kan" ucap polisi.
Lala meng eyes roll kemudian menunjukan kartu identitas kelompok nya dan membuka sedikit plaster pada leher nya untuk memberikan polisi itu celah agar dapat melihat ciri khas kelompok mafia nya, dengan sigap sang polisi pun meminta maaf kepada Lala.
"Maaf kan saya miss, saya belum pernah melihat langsung wajah miss, baiklah kalau begitu terimakasih atas kerja sama nya miss, dan senang bisa bertemu langsung dengan mu" ucap polisi tersebut dan langsung meninggalkan TKP.
Skip rumah sakit
Brak
Suara bantingan pintu rumah sakit yang di gebrak oleh Lala, membuatnya menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung/pasien rumah sakit.
"Abang jangan tidur dulu, PANGGIL ANDRIAN, DINDA, YOGA, IVAN MENUJU RUANG OPRASI SEKARANG, SAYA KASIH WAKTU 5 MENIT UNTUK KALIAN MEMANGGIL MEREKA JIKA LAMA SAYA PASTIKAN KALIAN SEMUA DI PECAT" ucap Lala.
"Baa.... Baik miss" ucap seluruh suster yang berada di halroom rumah sakit.
"Bang cepet ke ruang oprasi sekarang, sebelum darah nya lebih banyak lagi yang keluar" ucap Lala.
"MANA ANDRIAN HAH" Teriak Lala yang langsung mendapat perhatian dari seluruh dokter spesialis dan dokter ternama di Indonesia."Ka cepetan oprasi abang gua, gua gak mau tau pokonya jangan sampe gagal, kalo terjadi kesalahan anda tau kan konsekuensi nya" ucap Lala lagi.
"Baik miss saya akan lakukan yang terbaik, dan miss silahkan tunggu di luar" ucap Andrian.
Lala pun segera keluar dan menunggu sampai oprasi nya selesai, ia tak ada niatan sama sekali untuk pulang, karna yang ada di pikiranya saat ini hanya abangnya.
Vio pov....Saat ini gua dan temen temen gua baru balik dari sekolah, karna sekola tiba tiba di serang. Ya gua si ga tau pasti kenapa sekola bisa di serang, yang penting sekarang gua bisa pulang cepet aja dah seneng. Saat di perjalanan tiba tiba mobil Dion berhenti ternyata kita di hadang oleh puluhan pereman, menurut gua sih mereka itu suruhan, tanpa aba aba mereka langsung nyerang gua dkk, karna kita kurang persiapan kita pun kewalahan buat ngatasinya, dan saat kita udah bener bener kwalahan tiba tiba Ocean datang ntah dari mana langsung menuju abang nya yang udah tumbang karna dia ketembak di bangian perut, Ocean yang melihat semuanya tanpa pikir panjang dia langsung nyerang pereman itu membabibuta tanpa memperdulikan keadaan sekitar, dalam waktu yang singkat hampir semua pereman itu udah tepar di aspal akibat Ocean.
Ocean yang merasa udah aman pun langsung menuju abang nya untuk melihat abang nya, namun siapa sangka saat Ocean membalikan adanya, di belakang nya ada satu pereman yang hendak menembakan peluru ke arah Ocean, "awas di belakang arah jam 2" teriak gua biar Ocean bisa menghindar, bukan nya menghindar Ocean malah mengeluarkan pistol dan mengarahkanya ke arah jam 2 tanpa melihat ke belakang ia menembakan pelurunya dan tepat mengenai jantung pereman itu, tak lama dari kejadian itu ada beberapa polisi datang, ntah apa yang di bicarakan Ocean dan polisi itu karna jarak mereka yang agak jauh, setelah berbicara polisi itu pun membungkukan badanya di depan Ocean lalu pergi, siapa sebenernya Ocean pertanyaan itu yang menuhin otak gua sekarang.
Vio pov and..
Dion pov.....
Dari awal Ocean datang ke tengah area pereman itu, gua selalu merhatiin gerak gerik nya, sampe bahu Ocean kena tembak gua tau tapi ga ada yang sadar, dan Ocean sendiri juga kayanya gak sadar kalo dia ketembak, karan dia bener bener khawatir sama kakak nya, sampe sampe gak menringin diri nya sendiri, dan begitu sampe rumah sakit ia langsung menuju ruang oprasi, saat abang nya sedang di oprasi wajah lala benar benar pucat mungkin karna darah yang keluar udah banyak, "La duduk dulu, nih minum" ucap gua sambil nyodorin air minum ke Ocean. Tapi omongan gua gak di tanggepin sama Ocean, gua pun langsung nelpon Queen biar bisa bujuk Ocean.
(Dion-Queen)
"Hallo Queen sini cepet ke rumah sakit Red Ocean"
"Kenapa bang?"
"Pokok nya sini aja dulu, biar nanti abang ceritain di sini"
"oke bang OTW"
Dion pov and....
10 menit kemudian..
Dengan tergesa gesa Queen segera menuju rumah sakit dan bertemu dengan bang Alfa. "Bang, tadi bang Dion nyuruh gua ke sini ada apa bang?" tanya Queen "Lu langsung ke ruang oprasi di sana ada Ocean lagi nunggu abangnya di oprasi" ucap Alfa, Queen pun langsung menuju ruang oprasi dan dia langsung bertanya pada Dion apa yang sebenarnya terjadi, setelah mengerti situasi Queen langsung mencari Lala dan ia langsung di suguhkan dengan melihat Lala dalam keadaan yang kacau, baju penuh darah, wajah pucat, dan sorot mata yang kosong Lala benar benar kacau saat ini, karna tak tega melihat sahabatnya dengan ke adaan yang seperti ini Queen pun langsung merogoh tas nya dan segera menelpon Ryota.
(Queen-Ryota)
"Ta ke Indonesia sekarang bisa, lala kacau"
"Gua ke sana sekarang, satu jam lagi gua sampesana"
"Makasih Ta"
Queen mematikan telpon sepihak kemudian langsung menghampiri Lala.
"La minum dulu" ucap Queen dengan menyodorkan air minum."Ntar aja Queen, gua pengen ganti baju aja"ucap Lala.
"Yaudah gua anter yu ke ruang pribadi lu" ucap Queen.
Setelah selesai ganti baju, Lala dan Queen pun kembali ke ruang oprasi tadi dan langsung menduduki kursi yang kosong, tak lama dokter pun datang menemui Lala.
"Gimana keadaan abang" ucap Lala.
"Tuan Fajar sudah di tangani dengan baik, kemungkinan besok pagi akan sadar karna efek dari obat bius nya lama" ucap dokter (Andrian).
"Bagus kalau gitu, pindahkan dia ke ruang VVIP sekarang, kamu dan tim yang menangani abang saya mendapat bonus 20%" ucap Lala.
"Baik miss, terimakasih" ucap Andirian dan langsung memindahkan Fajar ke ruang yang di inginkan Lala.
"Abang abang kalian pulang dulu aja, udah malem soalnya, lagian bang Fajar juga udah gapapa ko. Kan ada Lala yang jagain di sini" ucap Lala.
"Gapapa La kita nginep aja di sini, lagian gak pulang juga ga akan ada yang nyari ini" ucap bang Alfa.
"yaudah deh gimana abang aja" ucap Lala dengan senyumanya.
"Canti bener lu kalo senyum, sering sering senyum napa?" ucap ?
"Suka suka gua lah, yang senyum gua, kok situ yang repot" ucap Lala langsung melihat orang yang ngomong tadi.
"RYO..." Teriak Lala, dan langsung lari untuk memeluk orang tadi. Ya orang tadi adalah Ryoo orang yang berharga buat Lala setelah abang nya.
"Dia siapa" ucap bang Dion, kepada Queen.
"Ryota ituu..........
Makasihh buat yang baca, jangan lupa di vote yaaaaaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Of Darkness (END)
Short Story"Lu gak bakal tau, bahkan sampai lu cari tau" "Setetes darah di bayar nyawa" Bahasa campur aduk.. Mau tau kelanjutan nya ? Baca yuu siapa tau tertarik kalo suka jangan lupa di vote yaaa