Saat ini keadaan ruang inap Roula begitu sepi, karna hanya ada Satya, Axel, Gilang dan Atlantik yang sedang tidur, berbeda dengan Axel yang sedang menatap Satya dengan sangat tajam.
"Lo siapanya Roula?" ucap Axel.
"Gua sama Bobby abang nya Roula, so kalo di antara kalian ada yang bikin adek kesayangan kita nangis lu tau apa resikonya kan, gua tau lu siapa dan gua yakin lu juga pasti tau kalo gua ini siapa" ucap Satya tegas, yang membuat Axel terdiam seketika karna ia tau bahwa Satya dan Bobby ini adalah anggota inti dari geng Blood Ocean yang berati geng mafia terkejam yang kini menduduki nomor urut ke dua se Asia Eropa dan tak kenal ampun dalam menghabisi mangsanya, ia tau betul mereka siapa karna ia juga kelompok mafia, namun kelompoknya tidak terlalu terkenal, namun yang ia belum tau apa hubungan adik tiri nya dengan kedua orang kejam ini.
Saat sedang memikirkan hubungan antara adiknya dengan orang kejam tiba tiba lamunannya buyar seketika saat mendengar suara ponsel yang terus berdering, hingga membuat Gilang dan Atlantik terbangun, Roula pun ikut terbangun dan mengangkat telpon yang masuk ke hp nya.
"Bangsat" gumamnya yang di dengar oleh semua orang yang berada di ruang inap Roula.
"Ca udah berapa kali abang bilang kalo manggil nama abang itu yang lengkap ga usah sepotong sepotong" ucap Satya tiba tiba yang membuat semua kaka tiri Roula menatap tak percaya akan perubahan sikap dari Satya, terlebih lagi Axel yang sangat kaget karna ia tau jika Satya dan Bobby ini adalah orang yang sangat kejam, dingin, dan tegas namun semua itu bubar ketika berhadapan dengan Roula.
"Adek gak manggil abang, lain kali bersihin telinga, biar gak budeg, Yuta mana?" ucap Roula yang membuat semua kaka tiri Roula mati matian menahan tawa nya.
"Yuta ikut Bobby, tadinya abang yang mau ikut, tapi kata Yuta dia aja abang jagain kamu" ucap Satya.
Tiba tiba ponsel Roula bergetar lagi dan dengan cepat Roula membuka pesan masuk tersebut, yang membuat ia menahan emosinya.
Roula langsung melepaskan infus yang menempel di tangan nya secara paksa yang membuat darah segar milik Roula menetes dan ia langsung berjalan menuju kamar mandi untuk berganti pakaian, Roula yang sudah memakai pakaian yang serba hitam kini mendapat beberapa tatapan aneh dari kaka tiri nya.
"Bang" ucap Roula yang memberikan beberapa tatapan mengkode kepada Satya dan seketika Satya langsung bergegas pergi keluar Ruangan.
"Satya mau kemana?" ucap Gilang.
"Ntah mules kali" ucap Roula acuh.
"Lu mau kemana, lu kan baru sadar, lu masih sakit udah mending istirahat dulu" ucap Axel.
"Gua mau ke rumah temen, kalian kalo mau pulang pulang aja, gua gapapa ko, kalo kalian mau nunggu gua balik kesini juga gapapa serah kalian" ucap Roula dengan beranjak keluar dari ruangan.
"Udah gua bilang diem di sini, lu masih sakit, ga usah kemana mana lagian ini udah malem" ucap Axel dengan menaikan satu Oktaf yang membuat Gilang dan Atlantik merinding di buatnya.
Tapi Roula tetap meninggalkannya dan menganggap semua perkataan kaka tiri nya sebagai angin lalu, Axel yang kesal dengan tinggal Roula pun langsung menarik lengan Roula yang berdarah.
"GUA BILANG DIEM DI SINI" ucap Axel dengan membentak Roula, Axel membentak Roula bukan karna ia benci, melainkan karna ia sangat menyayangi Roula, sayang sebagai adik tentunya karna sedari kecil Axel sangat menginginkan adik perempuan namun yang ia dapatkan adalah laki laki maka dari itu ia tak ingin Roula kenapa kenapa.
"GUA BILANG GUA MAU PERGI" ucap Roula yang membuat Gilang dan Atlantik tambah merinding karena mereka tau jika Axel sangat tidak suka di bantah.
"Lu nyakitin gua, darah gua mubazir deh" cicit Roula yang melihat darah nya menetes di mana mana.
"Ma..maaf gua kelepasan, gua gak mau lu kenapa napa, mulai besok lu jadi adek gua berati lu tanggung jawab gua" ucap Axel yang langsung memasangkan kalung berliontin bulan atau lambang dari kelompok mafia Dark moon.
"Ini dari siapa" tanya Axel yang melihat Roula mengenakan kalung berliontin sebuah makhota berwarna merah dengan tiga berlian biru di ujung mahkotanya atau lambang dari gabungan kelompok Blood Ocean dan Red Eye atau kelompok mafia Yakuza yang di pimpin oleh Ryota, karena lembang dari geng Ryota dan Roula sama yaitu sama sama berlambang mahkota namun berbeda warna jika lambang milik geng Roula berwarna biru laut sedangkan lambang milik Ryota berwarna merah darah, jadi kalung yang saat ini di kenakan Roula adalah gabungan dari lambang Roula dan Ryota.
"Bukan urusan lu, udah deh mending lu minggir gua mau pergi" ucap Roula dingin.
"Gua ga akan biarin lu pergi" ucap Axel tak mau kalah.
"Denger ya, gua tau dari dulu lu pengen banget punya adek perempuan, tapi yang lu milkin laki laki, gua juga tau lu bahagia banget pas orang tua kita nikah terlebih lagi bokap tiri lu punya anak perempuan, jadi untuk membentuk suatu hubungan yang baik, lu jangan terlalu ngekang gua, gua gak suka itu" ucap Roula yang membuat ke tiga kaka tiri nya terdiam seketika dan karena situasi saat ini aman maka Roula memanfaatkanya dengan baik ia langsung lari ke luar ruangan dan meninggalkan kaka tiri nya di sana, saat Gilang akan mengejar namun Roula sudah lari menjauh.
Roula pov...."Saat gua denger markas di serang jujur gua masih santai karna gua tau kalo keamanan markas di sana cukup baik apa lagi di sana ada bang Bobby dan Ryota yang membantu, tapi tiba tiba gua dapet pesan dari salah satu team IT di sana bahwa mereka kewalahan dalam menghadapi musuh, makanya gua dan bang Satya mau nyusul ke sana, pas bang Satya udah berangkat duluan gua langsung pergi nyusul biar kaka tiri gua gak curiga, tapi pas gua mau keluar gua malah di halang sama kaka tiri gua, sampe sampe gua dan kaka tiri gua adu omong yang akhirnya di menangkan oleh gua, sebenernya gampang aja buat gua ngelawan dia tapi gua gak mau identitas gua terbongkar begitu aja, al hasil dia ngasih gua kalung berliontin lambang kelompok mafia dia yang bertujuan untuk ngelindungin gua dari penjahat di luar sana, setelah ngomong beberapa kata yang bikin dia diem akhirnya gua kabur dari rumah sakit ke markas dan begitu sampe markas gua di kejutkan dengan pemandangan yang ga mau gua liat.
Begitu sampe sana gua liat beberapa anak buah gua terluka parah, bahkan ada yang kritis tapi musuh masih banyak, gua liat bang Satya dan bang Bobby masih bertarung tapi anehnya gua gak liat Ryota. Karna gemes liat pertarungan yang gak berfaedah ini gua pun langsung terjun ke area pertarungan dan langsung menghabisi semua musuh dengan membabi buta, setelah di rasa aman dan musuh pun sudah berguguran gua langsung bawa anak buah dan abang abang gua untuk di obati di rumah sakit khusus Blood Ocean. Gua masih belum ngeliat Ryota jadi gua masih terus cari dia sampe sampe gua nemu seseorang di bawah pohon besar tanpa pikir panjang gua deketin tu orang, pas udah deket ternyata orang itu Dito salah satu anak buah gua atau temen sekelas gua yang lagi ngobatin diri nya sendiri.
"Dit, kenapa ga di obatin di Rs khusus?" ucap gua."Penuh" ucap nya.
"Yaudah ke rumah sakit umum milik gua aja" ucap gua.
"Gapapa emang?, gua takut identitas kita terbongkar" ucap nya.
"Gak papa lagian sebagian anggota juga ada di sana, bahkan Bang Bobby Satya juga ada di sana, mereka lagi dibobatin" ucap gua meyakinkan dia.
"Ya udah gua ke sana dulu" ucap Dito hendak pergi namun sebelum pergi tanganya di cekal oleh gua.
"King mana" ucap gua.
Lalu Dito pun menunjuk kan tanganya ke arah pohon besar yang berada tak jauh dari pohon yang ia duduki, dengan segera gua langsung menghampiri Ryota.
Roul Pov and....
Makasih untuk pembaca yang setia aku ucapin banya banyak terimakasih, dan inget ya jangan lupa Votee makasih.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Of Darkness (END)
Short Story"Lu gak bakal tau, bahkan sampai lu cari tau" "Setetes darah di bayar nyawa" Bahasa campur aduk.. Mau tau kelanjutan nya ? Baca yuu siapa tau tertarik kalo suka jangan lupa di vote yaaa