Tangis Ocean sangat pilu jelas terdengar ke seluruh ruangan rumah, bukan hanya menangis, Ocean juga melempar semua barang yang berada di dekatnya yang membuat kedua kakanya langsung berlari menuju kamar Ocean.
Brakkkkkk
Kedua kaka Ocean mendobrak pintu kamar Ocean, karna saat mereka mengetuk Ocean tidak menjawab akhirnya merka memutuskan untuk mendobraknya, saat mereka sudah masuk ke kamar Ocean, mereka melihat keadaan kamar yang begitu berantakan, mulai dari bantal dan boneka yang berserakan di mana mana, action figur yang sudah berserakan, hingga pecahan pecahan cermin yang Ocean tonjok dan darah Ocean yang masih menetes. Kedua kaka Ocean langsung menghampiri Ocean, tanpa ba bi bu Jay langsung memeluk Ocean sedangkan Edgar membaca salah satu kertas yang berada di tangan Ocean.
"Hiks hiks hiks hiks hiks" tangis Ocean.
"Ca udah sayang, udah jangan nangis, kita cari dia biar abang hukum dia karena udah bikin adik perempuan satu satunya abang nangis" ucap Edgar.
"Hey sayang nya abang, jangan nangis cuma gara gara cwo dong, masih banyak cwo yang mau sama kamu" ucap Jay.
Bukanya tenang Ocean malah semakin menangis dan bertambah kencang hingga membuat seluruh ART di rumahnya langsung menghampiri kamar Ocean.
"Dek, udah dong abang salah ngomong ya, maaf sayang" ucap Edgar.
"Bang kita emang salah ngomong" ucap Jay yang langsung memperlihatkan coretan yang berada di telapak tangan Ocean.
Ocean masih menangis dan membuat kedua kaka nya bingung harus melakukan apa, hingga Ocean melepaskan pelukanya dan langsung pergi menuju kamar mandi, ia langsung mencuci mukanya dan melihat pantulan wajahnya di cermin, keadaan nya sangat kacau dan saat ia melihat matanya ia langsung menangis lagi, ia melihat matanya yang berbeda warna. Mata kanannya berwara biru warna mata asli Ocean dengangkan mata kiri nya berwarna coklat gelap warna mata Daniel, kesal dengan dirinya sendiri Ocean pun langsung melempar ponselnya ke arah cermin yang ia gunakan, dan langsung keluar dari kamar mandi dengan wajah datar.
"Bang izin mau pergi bentar" ucap Ocean.
"Mau abang anter?" ucap Edgar.
"Nggak usah bang" ucap Ocean.
"Bener gak papa, kalo gak di anter abang?" ucap Jay.
"Nggak papa ko" ucap Ocean memberikan senyuman manisnya agar abang nya tau bahwa ia baik baik saja.
"Yaudah hati hati" ucap Edgar dan Jay berbarengan.
Ocean langsung pergi meninggalkan halaman rumahnya, ia pergi menuju pemakaman umum di mana terdapat dua makam orang yang sangat Ocean cintai dan sayangi, Ocean langsung terduduk di tanah bersebelahan dengan batu nissan yang terdapat ukiran nama KIM DANIEL yap makam tersebut adalah makam Daniel. Daniel berdarah campuran Indonesia Korea sama seperti kedua kaka barunya Ocean. Dengan terduduk Ocean menaburi makam Daniel dengan kelopak bunga mawar dan langsung menyiram batu nisan Daniel dengan air setelah itu Ocean mencium batu nisan itu cukup lama hingga ia meneteskan air matanya lagi.
"Makasih ka, aku janji sama kaka gak bakal sering nangis, gak bakal nabrak orang lagi, aku seneng banget bisa kenal kaka hiks ta...tapi hiks ke..kenapa hiks kaka hiks ti...tinggalin Oca hiks hiks, kalo gak ada hiks kaka hiks si..siapa yang hiks ingetin hiks Oca hiks bi..biar oca hiks gak..hiks nab..brak hiks orangg kaaaaaaaaa hiks hiks hiks O...oca sa...sayang kaka hiks good bye ka hiks hiks hiks huaaaaaaaaaa" tangis Ocean pecah begitu ia mengeluarkan semua kata kata yang ingin ia katakan.
"Oca hiks janji hiks gak bakal hiks nangis hiks" ucap Ocean dan mencium nisan Daniel kemudia pergi menuju makam seseorang yang jaraknya cukup dekat dari makam Daniel. Setelah sampai di makam Ryota Ocean juga langsung terduduk di tanah tanpa memperdulikan bajunya yang pasti akan kotor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Of Darkness (END)
Short Story"Lu gak bakal tau, bahkan sampai lu cari tau" "Setetes darah di bayar nyawa" Bahasa campur aduk.. Mau tau kelanjutan nya ? Baca yuu siapa tau tertarik kalo suka jangan lupa di vote yaaa