Yena tahu ini bukan waktu yang tepat untuk membahas hal lain terlebih ketika masalahnya dengan Baekhyun saja belum terselesaikan dengan baik. Tapi apa mau di kata ini juga penting untuknya."Aku akan melanjutkan kuliahku." Ucap Yena pelan.
Baekhyun ingat mereka pernah membahas hal semacam ini sebelumnya. Dan mereka sepakat untuk saling mengerti sekalipun jarak waktu dan tempat sangatlah berbeda , yang terpenting kala itu adalah adanya kata percaya dan setia. Tapi untuk sekarang, entahlah. Baekhyun tak memiliki kata-kata yang pas untuk dirinya ucapkan sebagai tanggapan.
Haruskah ia ikut senang atau justru merasa sedih ? Mengingat hatinya saja sampai sekarang belum sembuh dengan benar setelah apa yang Yena lakukan beberapa minggu lalu mengenai perasaan tulusnya.
Melihat Baekhyun yang tampak diam tak bersuara. Yena sungguh malu di buatnya. Seharusnya ia tahu bahwa ini semua memang tak perlu pria Byun itu ketahui. Toh Yena sendiri yang waktu itu mengakhiri hubungan mereka secara sepihak, dan sekarang apa yang Yena lakukan ? Ia seperti mempermalukan dirinya sendiri karena datang menemui Baekhyun lagi seolah meminta ijin.
"Ini memalukan.. Sepertinya aku salah memintamu untuk datang. Tolong maafkan aku." Ucapnya seraya bangkit mencoba untuk pergi tapi langkahnya terhenti kala tangan kanannya justru tertahan akibat Baekhyun yang mencekalnya kuat. Menahannya untuk tidak pergi.
Yena menolehkan kepalanya pelan menatap Baekhyun.
"Aku akan masuk ke dalam perusahaan. Menggantikan ayahku." Ucapnya yang membuat Yena sedikit bingung.
Bukan tidak tahu, tapi setahu Yena, pria Byun itu memang tak pernah tertarik dengan posisi jabatannya yang menggiurkan di perusahaan ayahnya. Tapi yang membuat gadis itu tak paham apa yang menjadi kaitannya ketika ia memberitahu bahwa ia akan pergi kuliah di luar negri ?
Terlalu lama melamun, Yena sedikit tersentak kala netranya kini bisa melihat mantan kekasihnya itu telah berdiri di hadapannya menatapnya dalam diam.
"Kau yakin akan keputusanmu ? " tanya Baekhyun lirih.
"Mwoga ?"
"Hubungan kita."
Jujur saja Baekhyun itu bukan pria yang mudah jatuh cinta pada orang lain ketika hatinya masih mencintai gadis yang di sayanginya melebihi apapun. Rasa setianya sungguh tak main-main. Dan Baekhyun selalu percaya jika Yena masih mencintainya juga.
"Aku tidak yakin."
"Tidak yakin karena ?"
"Baek.. aku tahu kau masih sangat mencintaiku, tapi aku tetap tak bisa mempertahankan hubungan kita ketika justru rasa bersalah itu selalu ada di dalam pikiranku. Dan aku tidak mau kau lebih terluka lagi karenaku. Maaf."
"Apa kau selalu seegois ini ?"
Yena menatap Baekhyun tepat di kedua mata pria itu dan gadis itu bisa melihat bahwa tatapan Baekhyun memandangnya penuh luka.
"Aku tidak pernah merasakan begitu bahagia sebelum bersamamu dan aku juga tak pernah merasakan sangat tersakiti sebelum bersamamu. Tidak bisakah kau juga memikirkan perasaanku ?" Lirihnya sendu menatap Yena sarat akan kecewa.
Tanpa sadar air matanya luruh meluncur begitu saja ketika kalimat itu terdengar jelas dalam telinganya. Ia takkan sejauh ini menyakiti Baekhyun jika perasaannya mampu terkendali dengan baik tanpa adanya rasa bersalah menyelimutinya.
Yena akui ia juga merasa sangat tersakiti akan keputusannya sendiri ketika perasaannya begitu menggebu tumbuh pada hatinya kala Baekhyun adalah pria pertama yang mampu membuat segalanya tampak berwarna.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU [ TAMAT ]
Fanfictiona true meaning of love that taught me to keep choosing you forever