Chapter 10

1.8K 185 0
                                    


Yena masih berdiam diri di dalam kamarnya menatap langit di malam hari dari jendela kaca miliknya. Mengingat kembali atas kejadian yang ada di pesta milik Baekhyun beberapa jam lalu.

Mimpikah ini semua ?

Ia tidak pernah membayangkan sedikitpun tentang bagaimana hidupnya di masa depan. Seperti apa sosok suaminya kelak ataupun bagaimana kehidupan pernikahannya nanti. Yena tidak pernah berpikir sampai sejauh itu. Yang dirinya lakukan selama ini adalah menikmati perjalanan hidupnya dengan apa yang dirinya sukai.

Ingatannya kembali melayang pada wajah bahagia Baekhyun di pesta ulang tahunnya itu. Senyuman pria itu adalah alasan di mana Yena sering mengumpat kasar pada Baekhyun bahwa senyum pria itu senyuman paling menyebalkan baginya. Tapi kini semua tampak berbeda.

Senyuman Baekhyun ternyata alasan utama mengapa detak jantungnya tak bekerja dengan baik meski Yena juga tidak tahu pasti kapan perasaan itu muncul pertama kali.

Ceklek

"Kau belum tidur sayang ?"

"Ibu ? Kenapa ibu juga belum tidur ?" Tanya Yena menghampiri ibunya itu menuntunnya duduk di sofa bersama.

"Lampu kamarmu masih menyala jadi ibu tahu kau belum tidur. Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu ?"

Yena tersenyum hangat menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban. Memeluk ibunya erat, selama ini hanya orang tuanya lah yang paling tahu dan mengerti apa yang Yena inginkan.

"Ibu ?"

"Hem ?"

"Sejak kapan ibu mulai jatuh cinta dengan ayah ?" Tanya Yena dengan mendongakkan kepalanya menatap ibunya itu tanpa melepas pelukan hangatnya.

Ibunya tampak terdiam berpikir sejenak. "Sejak ibu SMA kalau tidak salah."

"Apa sebesar itu rasa cinta ibu terhadap ayah sampai-sampai ibu selalu memuji ayah sampai sekarang bahkan setiap hari ?"

Ibunya itu tersenyum menatap putrinya itu sayang. Tangannya terulur mengelus surai panjang Yena pelan.

"Karena cinta itu tidak akan pernah berhenti meski waktu telah berhenti berdetak. Cinta itu tidak sama dengan waktu sayang. Kau akan paham ketika cinta yang sesungguhnya itu hadir di dalam hidupmu kelak. " jelas ibunya itu lembut.

"Ku harap ibu dan ayah akan selalu bersama-sama selamanya."

"Tentu saja. Karena kami sangat menyayangimu sayang." Balas ibunya memeluk putrinya itu dengan sayang.

"...kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti ini ? Apa kalian bertengkar lagi ?" Ibunya itu melepas sejenak pelukannya demi melihat putri kesayangannya itu khawatir.

Yena menggeleng pelan. "Tidak ada ibu. Aku dan Baekhyun baik-baik saja. " ucapnya dengan kembali menyembunyikan wajahnya di pelukan ibunya itu.

Sebenarnya Yena sendiri cukup iri melihat kebersamaan dari orang tua Baekhyun setelah pria itu menceritakan bagaimana romantisnya ayah ibunya itu. Jangankan Baekhyun sebagai anaknya, bahkan Yena pun yang orang lain juga ikut iri di buatnya.

☕☕☕

Baekhyun merapikan kembali jas biru miliknya yang semalam ibunya itu siapkan. Hari ini ayahnya ingin membawa Baekhyun ikut serta dalam rapat pemegang saham di kantornya. Jika saja Baekhyun bisa menolak maka pria itu sudah menolak lebih dulu sebelumnya. Tapi karena ibunya yang memaksa maka Baekhyun tidak ada pilihan selain mengiyakan. Lagipula hari ini ia tidak memilki jadwal apapun apalagi di kampusnya.

Ddrrtt

Ddrtt

Baekhyun tersenyum menatap layar ponselnya yang bergetar saat telepon masuk.

YOU [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang