Chapter 26

1.1K 124 6
                                    


Yena bukan orang bodoh yang begitu mudah untuk di tipu ataupun di bohongi begitu saja. Ia tau ketika Baekhyun mengatakan sebuah kebohongan pertamanya di waktu itu, hanya saja ia masih mempertahankan rasa percayanya jika Baekhyun pasti memiliki alasannya sendiri.

Dan sekarang..

Entahlah . Yena lupa bagaimana dirinya pernah memberi harapan tinggi pada Baekhyun sebagai seorang pria yang telah mengikatnya dengan sebuah ikatan pertunangan.

Kala itu memang membiarkan tapi untuk sekarang Yena tak yakin akan diam.

Matanya justru menangkap hal yang amat menyakitkan baginya ketika Baekhyun tengah bersama Somi untuk yang kesekian kalinya dirinya melihat. Bahkan Yena ingat beberapa menit lalu Baekhyun mengiriminya pesan bahwa pria itu tak bisa menjemputnya di kampus lantaran ia memiliki jadwal kelas hari ini. Tapi lihatlah bahkan pria Byun itu kini tengah bersenang-senang dengan mantan kekasihnya seolah tengah berkencan.

"Kau membohongiku lagi Baekhyun." Lirihnya berdecih dan membalikkan badan mengambil jalan lain demi menghindari mereka.

Bodoh jika Yena tidak peduli dan tidak sakit hati, jelas gadis itu kini menyimpan banyak umpatan kasar untuk tunangannya itu.

"Apa Baekhyun benar-benar tidak bisa menjemputmu ?" Tanya Hana khawatir.

"Sepertinya dia sibuk." Ucap Yena sambil tersenyum menyembunyikan kebenarannya.

Hana menganggukkan kepalanya paham. Setidaknya sahabatnya itu tidak memiliki masalah apapun lagi dengan Baekhyun.

Yena mencoba tetap mempertahankan senyumnya meski terpaksa. Karena ia tak ingin Hana mengamuk lagi dengan Baekhyun seperti sebelumnya. Ya ampun itu memalukan.

Cring.~

Chanyeol membuka pintu cafe itu pelan sedikit terlambat datang perihal tugasnya yang harus segera di selesaikan.

Yena menyapanya seperti biasa meski tatapan matanya tak dapat membohongi Chanyeol bahwa gadis itu ingin meminta waktunya sejenak.

"Karena Chanyeol sudah datang, jadi aku pergi berbelanja sebentar." Pamit Hana sambil memakai mantelnya.

"...kau ingin menitip sesuatu selagi aku mau berbelanja ?" Tanyanya pada Yena.

"Belikan aku 1 botol susu stroberi."

"Kkamcagi ?"

"Ayolah belikan saja." Rengek Yena seraya memelas.

"Arraso.. na kkanda." Pamitnya meninggalkan cafe.

Chanyeol menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kekasihnya itu.

Sambil meletakkan 2 cangkir di hadapan Yena. Sampai gadis itu sempat mengernyit bingung. Padahal cangkir minuman miliknya sedari tadi saja belum habis terminum. Dan sekarang Chanyeol bahkan memberikannya lagi dengan minuman yang berbeda.

"Apa ini ?" Tunjuknya pada cangkir yang baru saja di letakkan Chanyeol untuknya.

"Aku meracik kopi baru tadi malam. Aku sudah meminta Hana mencicipinya tapi dia belum berkomentar apapun, jadi aku membuatkan 1 untukmu untuk mencicipinya juga. " jelas Chanyeol.

Tanpa ragu Yena langsung menyeruput kopi panas itu dan menilai akan kopi baru yang di katakan Chanyeol.

"Ini enak.. sungguh. Kau akan memasukkannya dalam menu ?"

"Sekalipun aku ingin tapi tetap Hana yang memutuskannya."

Yena tersenyum paham menanggapi.

Keduanya kembali terdiam. Seolah memikirkan hal lain dari masing-masing. Yena bahkan kini lebih fokus menatap arah luar cafe di banding harus terjebak akan kecanggungannya pada Chanyeol.

YOU [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang