Bab 1 - Sebuah Pertemuan

683 103 166
                                    

Happy Reading ✨

Memiliki keluarga yang harmonis tanpa ada pertengkaran di dalamnya itu adalah mimpi setiap orang. Namun hanya beberapa orang saja yang mendapat keberuntungan itu. Sisanya terjadi pertengkaran sampai tidak kuat dan berpisah.

Indah salah satunya. Dia sangat ingin memiliki orang tua yang saling menyayangi dan saling mencintai. Tapi semua tidak berjalan dengan mulus. Dia harus rela melihat pertengkaran setiap hari dihadapan nya.

Indah adalah salah seorang siswi di SMA cempaka putih. Wajah cerianya selalu bertebaran dimana-mana. Padahal dia memiliki tekanan batin. Di sekolah dia dibully, sedangkan di rumah dia melihat orang tuanya bertengkar setiap hari.

Dia hanya memiliki Rara, sebagai sahabatnya, tempat keluh kesah nya. Rara juga sepupu Indah. Kadang Rara selalu heran, mengapa Indah mahir sekali menyembunyikan kesedihannya.

Indah selalu menangis di setiap doanya. Dia sedih, mengapa dia tak seperti yang lain? Dan juga mengapa dia memiliki nasib seburuk ini. Apa dia tak pantas untuk bahagia? Kalau memang benar, menapa? Menapa tidak pantas?

Indah Aurelia, itu nama lengkapnya. Dia lahir dari pasangan suami istri yaitu Arham Sandara dan Amalia Ullza. Amalia berkerja sebagai CEO di perusahaan kakeknya Indah. Untungnya Amalia adalah anak tunggal. Jadi seluruh harta warisan jatuh kepadanya. Sosok Arham yang selalu malas-malasan di rumah membuat Amalia bosan. Sudah sering Amalia menasehati sang suami agar tidak malas-malasan di rumah, namun selalu menjadi boomerang buat nya. Akhirnya mereka bertengkar. Belum lagi semakin hari sifat Arham selalu bertambah, yaitu selalu menghabis-habiskan uang dengan mabuk-mabukan dan berjudi.

🖤🖤🖤

Indah mengawali paginya dengan beribadah sembari memohon kepada Tuhan agar hari ini jauh lebih baik dari sebelumnya. Jujur ia sudah lelah.

Indah menuruni anak tangga, melihat sekeliling rumah. Dia menghela nafas, tidak ada orang tuanya pagi ini. Namun dia bersyukur, karena tidak melihat pertengkaran yang biasa menjadi pembuka hari. Dia melihat sepotong roti dengan selai kacang berada di atas meja. Dia menyantapnya kemudian pergi ke tepi jalan raya. Seperti biasanya, Indah selalu pergi naik angkutan umum ke sekolah.

Malu? Dia tidak malu sedikit pun. Dia lebih malu kepada Tuhan dari pada sesama makhluk-Nya.

Indah melambaikan tangan menginterupsi sebuah angkot agar berhenti. Setelah angkot itu berhenti Indah pun mulai melangkah ingin naik, namun sudah terlebih dahulu diterobos oleh seorang pria berseragam yang sama seperti dirinya. Indah pun mengalah, setelah pria itu naik lalu Indah pun ikut naik.

Keadaan angkot yang ramai membuat Indah terpaksa duduk berdekatan dengan pria itu. Indah terlihat menundukkan kepalanya. Bukan karena malu, tapi memang selayaknya pandangan wanita itu menunduk agar terlihat sopan.

Angkot itu kembali berhenti. Seorang anak lelaki yang kira-kira berusia 10 tahun pun naik. Sebelum anak itu duduk dengan baik, angkot itu pun berjalan, yang pastinya membuat anak itu kehilangan keseimbangan, dan jatuh. Tempat minum yang berisi susu ditangannya pun tumpah mengenai seragam Indah.

Bukannya marah Indah justru mempersilahkan anak itu duduk di sebelahnya. Indah pun membersihkan baju seragamnya seadanya. Dia menghela nafas kasar melihat baju nya yang sangat basah.

Tiba-tiba sebuah tangan menyodorkan Hoodie berwarna biru dongker kepadanya. Indah menoleh menghadap wajah si pemilik.

"Aku gak papa kok, makasih." Tolaknya.

"Ck, pake aja apa susah nya sih. Liat dalaman lo nampak tuh," tutur pria itu dengan wajah datarnya. Indah melotot. Cukup frontal apa yang dikatakannya. Mau tidak mau indah pun mengambilnya.

"Besok aku balikin, aku janji." Indah pun memakainya.

"Gak dibalikin juga gak papa," sahutnya dengan pandangan yang lurus ke arah jendela angkot.

"Enggak, ini harus aku balikin. Ini punya kamu." Sanggah Indah. Dia berharap seseorang itu akan membalas perkataannya. Namun, ternyata sebaliknya.

Beberapa saat kemudian, angkot yang ditumpangi oleh Indah pun berhenti di halte SMA Cempaka Putih. Indah pun turun dengan segera dan membayar ongkos lalu bergegas menuju kelas. Indah sengaja datang pagi-pagi sekali karena Lisa sudah berpesan sebelumnya.

Lisa adalah ketua geng yang sering membully di SMA cempaka Putih. Dia selalu berbuat semena-mena dengan anak-anak Introvert dan kurang bergaul seperti Indah. Dan Indah adalah sasaran Lisa setiap hari.

Indah memasuki kelas dengan nafas tersengal. Dia melihat Lisa duduk di mejanya. Indah pun berjalan mendekati mereka sembari menunduk. Lalu duduk Indah dihadapan Lisa.

"Kerjain PR gue!" Bukannya memberikan dengan baik, Lisa justru melemparnya ke sembarang arah. Indah bukannya takut. Namun dia tidak ingin mencari masalah sedangkan masalah di rumah nya saja sudah banyak. Untuk apa lagi dia mencari masalah diluar.

Indah adalah orang yang penyabar, tapi kalian tau bukan, kesabaran itu ada batasnya. kita tidak tahu kapan dan dimana kesabaran Indah akan berakhir. Hanya Tuhan yang tahu itu semua.

Indah pun bangkit ingin mengambil buku tersebut. Namun Sarah menjegal, dan membuat Indah terjatuh. Mungkin nasib memang tidak berpihak padanya, kepalanya terbentur sudut meja yang mengakibatkan darah keluar dari kepalanya. Untungnya hanya luka kecil, Indah dapat menahannya. Dia bangkit lalu mengambil buku itu dan berjalan kearah kursi yang setiap hari dia tempati dan mulai mengerjakan PR mereka.

"Ini PR kalian sudah selesai." Ujar Indah sembari menyodorkan buku-buku milik mereka.

"Nah, akhirnya selesai juga. Lama lo!" Seru Sarah lalu pergi diikuti oleh Lisa dan Vanya.

Dulu saat SMP Sarah lah satu-satunya teman Indah, dia yang selalu menjaga Indah, membela Indah, bahkan Indah sudah menganggap Sarah seperti Saudara sendiri. Namun, saat ujian akhir sekolah, tiba-tiba saja Sarah berubah. Dia menjadi cuek, judes, kasar, seperti benci dengan Indah. Tapi Indah tetap sabar menghadapi sifat temannya itu. Sampai akhirnya Indah pun memberanikan diri untuk bertanya. Namun, jawaban yang dia terima cukup membuat nya bingung.

"Lo masih tanya salah lo? Ck, dasar lo jalang, perebut!" Seru Sarah.

Kata-kata itu masih terngiang di kepala Indah. Orang yang dulu sedekat nadi kini sudah sejauh matahari. Teman yang dulu dia bangga-banggakan kini ikut membully dirinya. Miris memang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

 Miris memang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Salam dari Pohon👽
Wattpad: PohonBeringin123

Indah [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang