Ralat, bukan hanya Hari Minggu yang membosankan utuk Miko. Tapi semua hari seolah sangat membosakan baginya.
Miko menghembuskan nafas, menatap ke luar jendela kamarnya sambil menopang dagunya.
"Apa Bibi Jung tidak datang ya?"
Miko beranjak dari tempatnya, berjalan mengambil sweeternya yang ada di lemari lalu memakainya.
Hari ini adalah Hari Minggu. Ya--Minggu lagi dan malangnya hari ini adalah hari ulang tahunnya.
Pagi buta tadi Kak Sina mengucapkan selamat upadanya sambil membawa sebuah kue kecil yang diatasnya terdapat sebuah lilin yang padam. Kakaknya itu bilang dia tidak berani memantik korek api, takut terbakar atau kalau mama tau nanti mama bisa marah.
Miko senang, sungguh. Setidaknya masih ada yang peduli dan menyayanginya. Lalu sekarang dia sedang menanti ucapan dari Bibi Jungyeonnya. Tahun lalu Bibi Jungyeon memberikannya satu set alat gambar lengkap berharga mahal.Miko tidak tau kali ini bibinya itu akan memberinya apa, ucapan selamatpun Miko sudah senang.
Tidak, tidak. Miko berdusta jika tidak ingin hadiah apa-apa. Miko tetaplah anak-anak'kan?
Miko juga sangat mengharapkan ucapan dari wanita yang telah membawanya ke dunia, sayangnya sudah dua kali ulang tahunnya, Mamanya itu tidak mengucapkan selamat padanya.
Tapi Miko berharap apa? Kak Sammy sudah bilang agar jangan berharap'kan?
"Mama."
Wanita yang sibuk berkutat dengan laptop dan beberapa gambar di meja itu bergumam.
"Mama, Miko izin keluar ya?"
Wanita itu langsung menatap Miko.
"Kemana?"
Miko memilin ujung sweeternya sambil bergumam.
"Taman, ma."
Hening beberapa saat. Miko menatap mamanya sambil harap-harap cemas.
"Pergilah."
Senyum Miko merekah.
"Terima kasih, ma."
Lalu Miko berjalan ke pintu, tapi langkahnya terhenti saat Nayeon memanggilnya.
"Miko."
"Y-ya, ma?"
"Hati-hati."
Ucapan yang terkesan sangat dingin dan bahkan bicara tanpa memandangnya itu membuat hati Miko menghangat. Membuat harapannya yang makin lama makin pupus itu kembali muncul.
"Iya, ma! Miko main dulu! Bye, Mama! Aku sayang mama!"
Lalu dari ekor matanya, Nayeon bisa melihat anak itu berlari keluar rumah dengan ceria.
Senyum tak simetris terukir di wajahnya. Entah apa arti dari senyum itu, hanya dia dan Tuhan yang tau.
***
Jalanan masih dipenuhi oleh daun maple yang berguguran. Aroma musim gugur benar-benar kental. Kendati datang lebih awal, tapi Miko senang. Toronto nampak indah dengan warna kuning keorenan.
Miko senang sekali, hari ini sangat indah. Miko berulang tahun. Kak Sina berikan kue kecil yang lucu. Mama tidak berikan apa-apa. Tapi Mama beri izin Miko keluar dan katakan hati-hati. Miko senang, sungguh. Tinggal tunggu Kak Sam dan Bibi Jung saja yang belum beri hadiahnya.
Tulisan itu kembali tertoreh pada kertas bergaris yang nampak bersih.
"Wah, jadi kau berulang tahun hari ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [END]
Фанфик[15+] Kim Taehyung, Im Nayeon, Miko, Sina, Sammy Bukan kisah cinta biasa. Miko memang tidak sempurna karena berjalan pincang. Namun, Miko anak yang cerdas, lugu, dan berhati mulia. Sayangnya keberuntungan tak berpihak padanya. Sejak kecelakaan tiga...