25. The Necklace

521 104 21
                                    

"Apa dia baik-baik saja?"

"Dia kelelahan, kalau terus begini, saya tidak yakin operasi bisa segera dilakukan. Jika kondisi Nyonya Jeon menurun, resikonya semakin tinggi."

Wanita itu menghembuskan nafas. Dia menatap sahabatnya yang masih tersenyum walaupun terlihat lemah.

"Baiklah, Dokter. Saya akan pastikan dia istirahat dengan sangat baik."

"Kalau begitu saya permisi."

"Terima kasih, Dokter."

Setelah kepergian dokter itu Jungyeon menatap si pembuatnya khawatir.

"Sudah ku bilang jangan banyak tingkah kan?"

Nayeon terkekeh. "Aku tidak lelah. Aku malah sangat bahagia," katanya.

"Seharusnya dari dulu aku berdamai dengan diriku sendiri kan?"

Jungyeon berdecak. "Kau ini."

"Bagaimana bisa kau sadar secepat ini? Apa karena Miko tenggelam? Kau takut kehilangan dia?"

Nayeon tersenyum. "Hum," gumamnya.

"Aku sangat menyayanginya, aku tidak bisa lagi menyembunyikannya. Taehyung benar, Miko tidak bersalah, tidak seharusnya aku membencinya."

Jungyeon berdecak. "Karena Taehyung? Woah, kau ini. Aku bertahun-tahun jadi sahabatmu dan kau tidak mendengarkanku, malah mendengarkan mantan kekasihmu itu?"

Nayeon hanya tersenyum membuat Jungyeon menghembuskan nafas kesal.

"Sudah, istirahatlah. Aku mau lihat Miko dan anak-anak.  Mereka pasti di ruangan Miko."

Nayeon mengangguk. Setelah itu Jungyeon keluar dari ruangan Nayeon, membiarkan wanita itu beristirahat.

Jungyeon membuka ruang rawat Miko yang cukup ramai. Ada Sina dan Sammy, juga Taehyung dan sekretarisnya, Eunwoo.

"Selamat sore, semua!" Sapa wanita itu.

"Bibi Jungyeon." Miko tersenyum begitu lebar begitu melihat Jungyeon berjalan ke arahnya. Jungyeon yang melihat ekspresi Miko langsung berlari kecil dan memeluknya.

"Uh, keponakan Bibi...."

"Bibi, aku rindu. Kenapa seharian tidak datang?"

Jungyeon terkekeh. "Kan Mama sudah menemanimu seharian. Apa masih kurang?" Tanya Jungyeon.

"Hum, tidak juga."

Jungyeon melepaskan pelukannya kemudian menatap Taehyung dan Eunwoo yang duduk di sofa dan tersenyum untuk menyapa mereka.

"Maaf merepotkan kalian. Kalian jadi harus menjaga Miko," kata Jungyeon.

"Apa yang kau katakan? Itu kewajibanku, Jungyeon," jawab Taehyung.

"Bibi dan Paman Taetae juga berteman seperti Mama ternyata?" Tanya Sina.

Jungyeon mengangguk. "Kami saling mengenal sejak kami bertemu di Canada. Paman Taehyung, Mama, dan Papa Sina dulu kuliah bersama di Canada, kebetulan Bibi juga kuliah di kampus yang sama. Kami sama-sama anak rantau, jadi sangat dekat, apalagi Bibi dan Mama Sina pernah seasrama dan sekamar. Sejak saat itu juga kami bersahabat."

Sina yang mendengar itu beroh ria sambil manggut-manggut.

"Jadi begitu rupanya," kata Sina.

"Tapi kenapa Paman Taehyung tidak pernah bersama?" Tanya Sina.

"Itu karena Paman ada di Inggris, Sina," sahut Taehyung.

"Paman bekerja keras disana agar bisa datang dan menemui Mama dan Papa Sina," lanjutnya.

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang