Miko meninggalkan buku bergambar aneh tadi. Dia berjalan lagi, mencari buku yang mungkin menarik untuknya.
"Buku apa ini?"
Jangan dibuka atau kau mati di tangan Kim Taehyung!
Miko bergidik ngeri melihat tulisan di lembar pertama buku itu.
"Apa ini buku harian?"
"Hey, sedang apa kau?"
Miko tersentak. Dia menoleh ke belakang dimana Taehyung berjalan mendekatinya.
"Paman sudah selesai?"
Pria itu mengangguk. Mata hazelnya membulat saat melihat buku di tangan Miko. Taehyung langsung mengambilnya.
"Hey, jangan seenaknya membaca diary orang!" pekik Taehyung.
Miko kaget tapi lalu dia menatap kesal Taehyung.
"Aku belum baca, paman. Baru dari depan saja. Huh!"
Taehyung mencibik kesal. "Kau mau cari apa disini? Disini tidak ada buku dongeng," katanya.
"Miko hanya penasaran. Memangnya tidak boleh? Lagipula Miko tidak terlalu suka dongeng. Lebih asik membaca buku pengetahuan."
Taehyung melongo. "Sepertinya kau tidak normal."
"Enak saja!" pekik Miko.
"Miko normal tau. Walaupun Miko cacat dan jalannya pincang, tapi menurut Miko, Miko normal kok."
Taehyung terdiam. Mendadak merasa bersalah. Anak ini ternyata cukup sensitif dan perasa. Padahal bukan maksud Taehyung menyinggung soal kakinya.
"Eum... Kau suka membaca? Mungkin aku punya buku yang cocok untukmu. Duduk disitu, aku yang carikan."
Miko mengangguk antusias lalu duduk seperti yang dititah Taehyung. Sementara Taehyung mencari buku, Miko terus memperhatikan kaktus di atas meja.
Sepertinya benar, Paman Taehyung ini cactus holic. Dimana-mana ada kaktus.
"Paman."
Pria yang berjalan mendekati Miko itu bergumam.
"Paman suka sekali pada kaktus ya? Sampai di setiap tempat ada kaktus."
"Hum, begitulah. Bagiku, kaktus itu tamanan yang penuh makna."
"Penuh makna? Maksudnya?"
Taehyung tersenyum. Dia duduk di depan Miko. Meletakkan buku di tangannya lalu beralih mengambil kaktus di pot kecil yang ada di atas meja.
"Cinta."
Miko mengernyit. "Cinta?"
"Bagiku kaktus itu seperti cinta. Terus bertahan hidup walaupun lama tidak disiram. Mampu hidup bahkan di tempat yang sangat kering. Sendirian, di gurun pasir yang panas, tertiup angin, terkena debu. Akarnya mengakar kuat. Karena itu, dia mampu bertahan. Dia akan abadi sama seperti cinta kan? Maksudku, bukankah cinta harusnya seperti itu?"
Mata Miko mengerjap. Terlalu tidak paham dengan yang dikatakan Taehyung.
"Saat menanam kaktus, aku seperti menanam cinta. Meskipun bukan di hati, tapi aku usahakan menjaga dan merawatnya supaya tetap bertahan. Bahkan saat lama tidak disiram. Berharap masih ada cadangan air untuk terus hidup."
Taehyung tersenyum.
"Jika kaktus itu cinta, maka akarnya adalah hubungan dan air adalah kenangan. Cinta itu akan tumbuh terus jika disiram dengan kenangan manis, bahkan walaupun tidak disiram, cinta itu bertahan karena ada kenangan yang masih tersimpan. Cinta itu juga tidak mudah goyah jika memiliki hubungan yang kuat."

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [END]
Fiksi Penggemar[15+] Kim Taehyung, Im Nayeon Book 2 tersedia di Karyakarsa! Miko memang tidak sempurna karena berjalan pincang. Namun, Miko anak yang cerdas, lugu, dan berhati mulia. Sayangnya keberuntungan tak berpihak padanya. Sejak kecelakaan tiga tahun lalu, M...