13. Fate

650 108 27
                                    


"Setelah ini kemana?"

"Belok kanan. Rumah pagar sepinggang warna putih. Cat rumahya merah. Nomor 36."

Taehyung mengikuti intruksi Miko. Kurang dari lima menit, mobilnya berhenti di rumah yang ditunjukkan Miko.

"Itu rumahmu?" tanya Taehyung sambil menatap rumah sederhana bercat merah dengan pagar putih sepinggang. Ada banyak tanaman di halamannya.

"Iya. Itu rumahku. Kapan-kapan paman main saja ke rumahku."

"Begitukah? Baiklah, kalau ada waktu aku akan main ke rumahmu."

Miko mengangguk sambil tersenyum. Taehyung pun ikut tersenyum lalu mengacak surai Miko.

"Sudah, pulanglah. Ini sudah sore, nanti mamamu mencari. Satu lagi, jangan menangis seperti tadi. Kau ini tiba-tiba menangis membuatku bingung saja."

Miko terkekeh. "Baik, paman. Terima kasih untuk hari ini."

"Sama-sama."

"Paman hati-hati di jalan, ya?"

Taehyung mengangguk. Lalu Miko turun dari mobil Taehyung dan memasuki halaman rumahnya. Dia menyempatkan melambaikan tangannya pada pada Taehyung yang mulai menancap gas mobilnya sambil melambai juga adanya.

Mobil Taehyung menghilang, Miko menghembuskan nafas setelah itu. Dia berbalik dan berjalan gontai memasuki rumahnya. Ah, lebih tepatnya sebuah bangunan tempat dia tinggal. Hanya sebuah bangunan, bukan rumah.

Miko membuka pintu perlahan lalu masuk ke rumah. Sayup dia mendengar suara tawa dari arah dapur. Miko yang masih berdiri di antara ruang tamu dan ruang keluarga itu tersenyum.

Di dapur itu, dia melihat Sina, Sammy, dan Nayeon yang tengah asik memasak. Entah mereka membuat apa, Miko tidak tau dan tidak penasaran. Yang jadi fokusnya adalah wajah cantik mamanya saat tertawa juga dua gigi bunnynya yang membuat mamanya terlihat menggemaskan.

Miko tersenyum lalu melangkah semakin ke dalam.

"Aku pulang!"

Ketiga orang yang tengah asik itu langsung mengalihkan tatapannya pada Miko.

"Selamat datang, Miko!" pekik Sina.

Miko hanya tersenyum singkat lalu melangkah kembali ke kamarnya sambil menunduk. Yah, dia cukup sadar diri jika mungkin bisa merusak suasana.

"Miko."

Langkah Miko terhenti. Dia berbalik dan tersenyum pada yang baru memanggilnya.

"Ya, ma?"

"Dari mana saja kamu? Kenapa baru pulang?"

Miko tersenyum pada sang mama. "Main, ma. Di rumah teman. Maaf kalau terlalu lama. Tapi Miko disana tadi belajar, karena itu lama."

Untuk pertama kalinya Miko berbohong pada sang mama. Tidak papa. Dia memang ke rumah temannya'kan? Lagipual mamanya tidak tau jika dia tidak memiliki teman'kan? Toh, mamanya tidak peduli juga dengannya.

"Lain kali kalau sudah siang harus sudah di rumah," kata Nayeon.

"Maaf, ma. Kalau begitu Miko ingin ke kamar. Permisi."

Lalu Miko melangkah lagi. Dia menutup rapat pintu kamarnya. Sementara sang mama--Nayeon, hanya bisa memandang pintu kamar itu.

Sejujurnya ada satu pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada bungsunya. Hanya saja, lidahnya seolah kelu untuk bertanya. Pertanyaannya sangat sederhana.

Apa Miko sudah makan siang?

***

Mendesah kesal beberapa kali. Wanita itu kini melempar begitu saja pensil di tangannya lalu memijat pelipisnya.

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang