26. Thank You

511 99 8
                                    

"Aku hanya punya satu permintaan untukmu."

"Apa itu Tuan?"

"Jauhi putriku. Kau sangat tidak pantas bersamanya. Bukankah sudah untung kau berteman dengannya? Kenapa kau berani menjadikannya kekasihmu?"

"Tuan..."

"Aku sudah mengatur perjodohannya dengan Jungkook. Kau tak sepadan dengan Jungkook, jadi menyerahlah."

"Tapi kami saling mencintai, Tuan. Dia bahagia bersamaku."

"Untuk saat ini, ya. Tapi nanti? Tidak ada yang tau kan?"

Taehyung diam sejenak sebelum menghembuskan nafas.

"Tuan benar, masa depan tidak ada yang tau. Hari ini Nayeon bahagia bersamaku, mungkin di masa depan nanti dia akan jauh lebih bahagia karena menjadi istriku dan menjsdi ibu dari anak-anakku."

Pria itu--Tuan Im, terkekeh sinis mendengar ucapan Taehyung.

"Kau terlalu bermimpi, Taehyung-sshi. Sampai kapanpun kau tidak akan pernah bisa menjadi suami Nayeon. Kau terlalu tidak pantas bersanding dengannya. Pernahkah kau berkaca? Apa penampilanmu ini cocok dengan penampilan putriku? Kau berjalan kaki, sementara putriku naik kereta kencana Taehyung-sshi. Kau perlu bekerja sampai harus diinjak-injak hanya untuk makan, tapi putriku cukup menjentikkan jari dan semua akan jadi miliknya. Bukankah kalian terlalu kontras untuk bersama?"

Mendengar itu tangan Taehyung terkepal kuat.

"Aku tetap tidak akan pernah menyerah untuk memperjuangkan Nayeon."

Tuan Im terkekeh. "Yah, berjuanglah. Berjuang sampai kau melihat kehancuran rumah masa kecilmu. Berjuanglah ssmpai kau melihat anak-anak tidak jelas itu terlantar di jalanan."

"Apa maksud Anda?"

"Aku punya proyek kecil-kecilan. Aku mau mrmbangun sebuah taman di tanah dimana panti asuhan itu berdiri. Yah, kau tau kan? Kalau panti itu tidak digusur, tamannya tidak bisa dibangun."

Rahang Taehyung mengeras menndengar itu.

"Jadi Anda setega itu saampai harus mempertaruhkan tempat anak-anak malang itu tinggal?"

"Mau bagaimana lagi, Taehyung-sshi. Kau yang memaksaku."

"Taehyung-sshi. Aku punya penawaran untukmu. Kau bisa pikirkan ini. Jauhi putriku, panti asuhan itu selamat, beasiswamu pun selamat. Atau... Kau memaksa bersama putriku walaupun akhirnya kalian tidak akan bersama, panti asuhan itu rata dengan tanah, dan aku mencabut beasiswamu. Kau bisa pikirkan itu dalam tiga hari. Aku yakin kau bisa memilih dengan baik karena aku dengar, kau sangat cerdas."

Jungkook-ah, aku harus pergi. Ayah Nayeon memintaku menjauh darinya. Dia bilang kalau aku tidak menjauh dari Nayeon, panti asuhan tempat tinggalku dulu akan diratakan. Kau tau apa yang akan terjadi kan? Bagaimana nasib anak-anak disana? Aku harus pergi Jungkook-ah. Tolong katakan pada Nayeon jika aku sangat mencintainya. Katakan padanya untuk menungguku. Aku akan berjuang untuknya, demi kami. Aku titip liontin ini. Dia akan berulag tahun kan? Ini hadiahku darinya. Aku harap kau membaca surat ini dan memberikan liontin ini padanya. Aku percaya padamu, Jungkook-ah. Tolong jaga dia selama aku pergi.

Taehyung menggenggam erat liontin di tangannya. Kesal, marah, benci, menyesal. Semua bertumpuk menjadi satu.

"Apa kau mengkhianatiku, Jungkook-ah?"

Tok tok

Taehyung menghembuskan nafas, dia melirik ke pintu dimana Eunwoo berdiri di saana.

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang