Mimpi indahnya semalam benar-benar membuat hati Miko berbunga-bunga. Harinya juga jadi menyenangkan. Mimpi yang terasa nyata semalam itu membuat Miko tidak berhenti tersenyum membuat anak-anak lain di kelasnya semakin menjauhunya karena beranggapan anak itu gila. Biar saja, Miko tidak peduli. Toh, mereka bukan siapa-siapa.
Miko memeluk kotak bekalnya sambil berjalan ke taman belakang lapangan yang cukup sepi. Jarang sekali ada anak yang pergi kesana karena tempat itu katanya menyeramkan. Pohon-pohon rindah itu katanya berpenghuni. Tapi siapa peduli, Miko tidak percaya hantu, lebih tepatnya belum percaya karena belum pernah melihatnya. Miko belum pernah membaca soal ilmuan yang membuat riset tentang hantu. Ck, anak itu ada-ada saja memang.
Miko membuka kotak bekalnya dan isinya membuat Miko mengernyit.
"Kenapa bekalnya banyak sekali? Uh, memang aku bisa habiskan?" monolognya saat melihat bekalnya lebih banyak dari hari biasanya.
"Apa bekalnya tertukar dengan Kak Sam?"
Miko menggeleng. Tentu saja tidak. Itu kotak bekal miliknya. Tidak mungkin mamanya lupa.
Miko menggidikkan bahu memilih acuh dan mulai memakan bekal makan siangnya sebelum bel masuk kembali berbunyi.
Meaow.
Miko menunduk menatap kucing kecil yang mendusel di kakinya.
Meow.
"Uh, kucing?"
Meaow.
"Kau lapar ya?"
Miko mengangkat kucing itu lalu meletakkan di bangku kosong di sampingnya.
"Kau lapar ya, Puss?" tanya Miko sambil mengusap bulu halus kucing itu.
"Miko akan bagi bekalnya denganmu. Mama bawakan makanan lebih," kata Miko.
Dia mengambil sosis isian dari rotinya lalu memberikannya pada kucing kecil itu. Miko tersenyum saat melihat kucing itu makan dengan lahap.
"Kau lapar sekali, ya? Mau rotinya juga?"
Kemudian Miko berikan sepotong rotinya pada kucing kecil itu dan senyum Miko makin lebar saat kucing kecil itu memakannya dengan lahap.
"Woah, enak ya? Hihihi... Makanlah pelan-pelan," ucap Miko sambil terus memperhatikan kucing itu.
"Kau sendiri? Dimana Mama dan saudaramu?" tanya Miko.
Kucing kecil itu mendongak menatap Miko kemudian mengeong lagi.
Miko tidak bisa menahan gemas jadi dia meletakkan bekalnya begitu saja dan meletakkan kucing itu di pangkuannya, tidak lupa mengusap bulu halusnya.
Meaow.
"Kau ditinggalkan mamamu, ya? Atau kau yang main terlalu jauh? Kau bisa hilang, mamamu pasti sedang mencarimu."
Tidak henti-henti Miko terkikik gemas melihat kucing manis itu. Apalagi kucing itu mendusel pada Miko, seolah mengatakan jika dia menyukainya.
"Kau ditinggalkan Mamamu? Tidak papa, itu tidak berarti Mamamu membencimu. Mamamu hanya ingin kau menjadi kuat dan mandiri. Kau pasti bisa, Puss. Percayalah padaku."
Miko terus membelai bulu halus kucing itu dan melupakan bekalnya. Tanpa dia sadari, bel berbunyi dan itu memaksa Miko harus berpisah dengan kucing yang entah jantan atau betina itu, tapi Miko menamainya Marcel.
"Sampai jumpa, Marcel. Miko akan kembali besok. Miko akan bawakan makanan juga untukmu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [END]
Fanfiction[15+] Kim Taehyung, Im Nayeon, Miko, Sina, Sammy Bukan kisah cinta biasa. Miko memang tidak sempurna karena berjalan pincang. Namun, Miko anak yang cerdas, lugu, dan berhati mulia. Sayangnya keberuntungan tak berpihak padanya. Sejak kecelakaan tiga...