5. How to Say Sorry?

664 108 27
                                    

Malam harinya suasana makan malam didominasi oleh suara Sina dan Sammy. Keduanya berebut ayam bagian paha. Setelah itu ganti suara Nayeon yang mendominasi, menasehati dua anak itu agar akur, saling mengalah dan berbagi.

Miko menunduk diaam sambil menyantap makanannya. Dalam otak kecilnya itu dia terus berpikir bagaimana cara meminta maaf pada mamanya.

Memang biasanya Nayeon juga tidak banyak bicara padanya. Tapi kali ini rasanya beda.

Miko takut ingin minta maaf, tapi takut juga mamanya malah semakin marah.

"Miko kenapa?"

Bisikan itu membuatnya menoleh. Dia menatap Sina yang menatapnya.

"Tak papa," katanya.

"Miko kelihatan sedih. Ayo cerita pada kakak."

Miko menggeleng.

"Miko, Sina, jangan banyak bicara, cepat habiskan makanannya. Masuk kamar lalu kejakan tugas kalian."

Nayeon mengintuprsi membuat dua bocah itu langsung terdiam dan kembali menyantap makanannnya.

Miko melirik sebentar ke depan saat merasa ada yang menatapnya. Ternyata Sammy yang menatapnya seolah ingin memakan adiknya juga membuat Miko kembali menunduk takut.

Makan malam selesai, Nayeon sudah meminta ketiga anaknya itu masuk lagi ke kamar, belajar atau melakukan sesuatu yang lainnya. Namun, Miko masih diam di kursinya, menatap setiap gerak Nayeon yang merapikan meja.

"Ma."

"Pergi ke kamar, Miko."

Miko diam sejenak menatap mamanya sebelum turun dari kursi dan berjalan ke kamarnya.

Miko menutup pintu lalu berjalan ke meja belajarnya. Dia menghembuskan nafas, sama sekali tidak ada hasrat untuk belajar.

"Bagaimana minta maaf pada mama?" tanyanya pada entah siapa.

"Miko."

Miko menatap ke arah pintu, diamana ada kepala kakak perempuannya yang menyembul dari luar.

"Miko sibuk tidak?"

Miko menggeleng. Gadis itu lalu dengan cepat masuk ke kamar Miko dan menutup pintunya.

"Kakak tidak mengerjakan tugas di kamar?" tanya Miko saat melihat Sina membawa peralatan sekolahnya ke kamarnya.

"Kakak ingin mengerjakan dengan Miko. Miko ada tugas? Temani kakak, ya?"

Miko mengangguk antusias.

Beralaskan sebuah karpet berbulu warna biru, kedua bocah itu duduk dan mengerjakan tugas, atau lebih tepatnya hanya Sina yang mengerjakan tugas, sementara Miko hanya mencorat-coret abstrak buku gambarnya.

"Miko kelihatan tidak semangat sejak tadi? Sakit ya?"

Miko cepat-cepat menggeleng.

"Tidak kok. Hanya saja--"

"Apa?" sela Sina.

Miko bergumam.

"Miko sedang mencari tau, bagaimana cara minta maaf pada mama," katanya.

"Minta maaf?" tanya Sina.

"Untuk apa?"

Miko menunduk.

"Tadi Miko pulang sendiri, padahal mama sudah jemput. Miko terlambat pulang lagi. Mama jadi marah," kata Miko.

"Kenapa begitu? Harusnya Miko tunggu Mama menjemput. Kalau mau mampir ke suatu tempat bilang mama, pasti mama antar. Miko salah, harus minta maaf dan jangan diulangi ya? Mama pasti khawatir pada Miko."

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang