🌷AUTHOR POV🌷
Keesokan harinya Dara membawa motornya sendiri setelah kemarin meminta tolong teman kos untuk membawanya ke bengkel. Setidaknya dia tidak perlu menunggu Pak Rangga ataupun naik taxi online lagi.
Sampai di parkiran kantornya, dia melihat mobil sport warna silver itu sudah parkir di tempatnya. Dara menghela nafas untuk melupakan pertemuannya kemarin dengan Ivan. Pagi ini dia sudah tenang dan bersiap untuk bekerja dibandingkan kemarin akibat pertemuan tak terduganya dengan pria yang selalu dia rindukan.
Jam di tangannya masih menunjukkan seperempat jam lagi waktu kerja di mulai. Setidaknya dia masih bisa santai untuk naik ke ruangannya.
Dia bertemu dengan Elsa yang juga menunggu lift untuk naik ke lantai 3 tempat ruangannya berada.
"Kemarin lembur sampai jam berapa Ra?" tanya Elsa ketika pintu lift sudah terbuka.
"Sekitar jam tujuh...emang kenapa?"
"Lumayan masih jam segitu, biasanya Bu Diana ngajak lembur sampai jam sembilanan"
"Gak juga sih..jam segitu Bu Diana sudah kasih ijin pulang, bisa jadi laporanku juga udah selesai dan nyampe ke Pak Burhan", jawab Dara bersamaan dengan lift yang sudah sampai di tujuan mereka.
"Gak ketemu anak bos Ra?" tanya Elsa penasaran.
Belum sempat Dara menjawab dilihatnya pintu ruangan Bu Diana yang ada di seberangnya terbuka, muncul sosok Ivan dari dalam...diikuti oleh Bu Diana.
Tak sengaja mata Dara dan Ivan beradu pandang, tapi bibir Dara terkatup rapat tanpa bisa berucap. Hanya Elsa yang memberikan sapaan salam untuknya, dan dibalas dengan anggukan oleh Ivan tanpa senyum di wajahnya.
Dia berlalu dengan meninggalkan rasa sedih lagi di hati Dara. Ivan seolah-olah tidak mengenalnya lagi. Selain tubuhnya yang semakin tegap dan berotot, sikapnya juga lebih dingin dengan aura yang menakutkan.
Dara segera menyalakan komputernya. Cukup sudah dia memikirkan Ivan yang tidak pernah peduli dengan pertemuan mereka sejak terpisah 8 tahun yang lalu. Melihat kondisi Ivan yang tidak kurang sesuatu apapun setidaknya membuat hatinya lega.
Dia mulai berkonsentrasi dengan pekerjaannya yang seolah tidak pernah selesai, hingga ketika istirahat siangpun dia tidak menyadari ada chat pribadi masuk ke ponselnya...
Bersama Elsa dan dua temannya dia memasuki kantin, tapi baru saja akan memesan makanan ketika seorang OG menghampirinya.
"Mbak Dara..ada pesan dari Pak Burhan!"
Dara mengeryitkan alisnya bingung...
"Pesan apa Rin?""Pak Burhan pesan, Mbak Dara disuruh cek hp nya!" ucap Rini...OG kantor.
"Ok Rin...makasih ya"
Dara segera membuka ponselnya dan mendapatkan beberapa chat..salah satunya dari nomer yang tidak dia kenal..
081xxxxxxxx :
"Ra..istirahat temui aku d atas"Dara menghela nafasnya...chat satu jam yang lalu dan sekarang Dara sudah terlanjur ada di kantin. Perutnyapun sudah keroncongan minta diisi.
Akhirnya Dara mengabaikan chat yang dia perkirakan dari Ivan dengan nomer yang berbeda dari 8 tahun yang lalu.
Dering ponsel berbunyi ketika Dara berniat memasukkan nasinya ke mulut. Nomer yang mengirimi chat tadi..
"Hallo", sapa Dara lembut.
"Ra..", hati Dara bergetar...
"Siapa ya?", tanya Dara datar untuk menutupi kegelisahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARA dan CINTAnya
General FictionWarning 21+ IVANDER HANGGORO, pria tampan yang memiliki alis tebal yang menaungi mata tajamnya, berhidung mancung dan memiliki lesung pipi itu pernah menjadi bagian dari masa lalunya. Pernah mencintainya dan pernah ditolaknya. Seorang mahasiswa yan...