Jangan lupa kasih vote dan comment donk.. biar Author lancar jaya bikin lanjutannya.
♥️⭐♥️Habis sholat subuh Dara kembali merebahkan tubuhnya di ranjang. Udara sejuk yang masuk melalui lobang angin di atas jendelanya membuatnya malas bangun dan melakukan senam pagi seperti biasanya.
Dengan sebelah kaki yang menindih guling, dia berbaring miring dan membuka aplikasi chatnya. Dia melihat lagi chat Ivan yang memberitahunya kalau dia baru balik ke Jakarta kemarin malam. Kepulangannya diundur karena dia pergi menemui kedua orangtua Dara.
Dara menghela nafasnya... Begitu antusiasnya Ivan ingin menikahinya, sementara dia belum siap 100 % mempercayai Ivan. Dia masih butuh waktu melangkah ke jenjang yang lebih serius.
Dia memang mencintai Ivan, tapi perasaan takut diselingkuhi setelah menikah membuat dirinya terlihat lemah. Selama ini dia tertutup akan semua masalah pribadinya, apalagi dengan kedua orangtuanya. Dia hanya ingin terlihat kuat di depan orang lain, meskipun hatinya berkecamuk.
Suara ketukan di pintu kamarnya membuat dia mengernyitkan dahi, entah siapa yang datang sepagi ini. Dengan malas dia beringsut turun dari ranjang dan membuka tirai jendela sebelum memutar kunci...
"Hai sayangku..!" Wajah Ivan yang segar terlihat di hadapannya dengan senyum sumringah. Dia mengecup kening Dara sekilas sebelum memasuki kamar dan mengabaikan Dara yang berdiri termangu di depan pintu. Kemeja biru muda dengan dasi warna merah terlihat serasi di tubuhnya.
"Kok bengong sih, yang? Sini di dekat masmu sini lo!" Ujar Ivan dengan menepuk ranjang yang dia duduki.
"Kok pagi banget sih Mas?" Ucap Dara..antara kaget, senang dan rindu. Dia duduk di kursi menghadap Ivan dan menatapnya sendu..
"Emang gak boleh pagi-pagi kesini ya? Lagian juga udah jam berapa sekarang, yang?" Ivan melihat jam tangan mahal di pergelangannya, "Jangan bilang kamu malas bekerja ya!"
Dara menggeleng, "masih ngantuk Mas!"
"Ya udah mandi dulu biar segar! Habis ini kita cari sarapan!"
"Sebentar Mas...lima menit lagi ya!" Dara menyandarkan kepalanya ke tembok dengan wajah yang masih menatap Ivan. "Gimana kabar Surabaya Mas? Lancar gak kerjaan di sana?"
"Ada masalah sedikit, tapi udah bisa diselesaikan kok!"
"Terus..gimana tanggapan papa mamaku waktu Mas Ivan datang?"
"Menurutmu?"
"Mereka pasti bilang yes...!" Dara menebak dengan ragu..
"Enggak juga..mereka menunggu kamu yang berbicara pada mereka!"
"Aku malu Mas...lagian aku malas pulang juga?"
"Kenapa mesti malu? Usia kita kan sudah pas untuk menikah! Atau kamu masih pingin bebas sama cowok-cowok lain gitu?" Tanya Ivan gusar, dia teringat lagi ketika Dara bermain volly dengan cowok lain.
"Gak juga sih? Memang kalo sudah menikah gak boleh berteman sama cowok gitu?"
"Lha menurutmu gimana?"
"Kok menurutku lagi sih ? Kalo Mas Ivan boleh dekat atau berteman sama cewek...kenapa aku gak boleh berteman sama cowok?" Dara beranjak dari duduknya dan melangkah ke kamar mandi tanpa menunggu jawaban dari kekasihnya.
Ivan menghela nafas kasar... Dia takut Dara berpaling darinya lagi, dan dia ingin segera mengikatnya dengan pernikahan..tapi dia merasa Dara ragu dengan dirinya. Perbuatan buruknya di masa lalu membuatnya menderita sekarang dengan perasaan cinta yang dia punya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARA dan CINTAnya
General FictionWarning 21+ IVANDER HANGGORO, pria tampan yang memiliki alis tebal yang menaungi mata tajamnya, berhidung mancung dan memiliki lesung pipi itu pernah menjadi bagian dari masa lalunya. Pernah mencintainya dan pernah ditolaknya. Seorang mahasiswa yan...