27. ORANGTUA IVAN

24.5K 1.4K 41
                                    

'Stand By Me'
Playing for Change Band

Apa yang dirasakan Dara kali ini tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Campur aduk..antara bahagia, sungkan, segan, risih atau jengah..entahlah apa saja yang bisa disebut untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya.

Di hadapannya kini ada Om Bastian Hanggoro dan Tante Ratna, kedua orang tua Ivan sekaligus Bos besarnya. Meskipun mereka sudah mengenal Dara sejak dia bayi, tetapi kali ini terasa berbeda. Dara membawa nama pribadi dengan status sebagai kekasih Ivan untuk menghadiri undangan makan siang mereka.

"Dihabiskan lo Ra!" ucap Ratna ketika melihat Dara seperti menyisakan sedikit makanannya.

"Iya Tan!" Dara mendongak dan tersenyum menatap Ratna yang dari tadi memperhatikannya.

Bukan nya Dara tidak suka dengan masakan mamanya Ivan, tetapi Dara lagi berusaha untuk menelan makanannya dengan susah payah karena jengah menjadi perhatian kedua calon mertuanya.

"Kalian berpacaran?" tanya Bastian tiba-tiba. Dara langsung tersedak dan secepatnya meneguk air minum yang ada di hadapannya. Ivan menepuk punggungnya lembut dan tersenyum mesra kepada Dara yang menghela nafas di sampingnya.

"Iya Pa", jawab Ivan tanpa ragu. Kedua orangtuanya berpandangan sejenak dan tersenyum penuh arti. Wajah Dara memerah..

"Sejak kapan?" Sekarang giliran Ratna  yang ingin tahu.

Dara segera menyilangkan sendok dan garpu ketika piring nya dia rasa sudah bersih. Dia menatap Ivan dengan sorot mata berharap Ivanlah yang menjawab pertanyaan mamanya.

Ivan tersenyum getir...
"Kalo cintanya sudah dari dulu Ma..jadiannya baru sebulan!"

"Lho kok bisa?"

"Buktinya bisa Ma!" jawab Ivan cepat sebelum mamanya memberondong dengan pertanyaan-pertanyaan lain.

"Kamu itu ya..ditanya serius sama Mama kok jawabnya kayak gitu!" Gerutu Ratna kesal.

"Udah selesai semua kan? Pindah sofa aja Ma!" Bastian bangkit dari duduknya dan diikuti oleh Ivan.

Dara berniat untuk membawa piring-piring kotor ke dapur, tapi tangannya langsung dicekal oleh Ratna.. "Biarin bibi yang membereskan Ra, kamu ikut ke sofa aja!""

Dara mengangguk, tadinya dia berniat untuk menghindari pertanyaan yang terlalu formal begini yang bakal dilempar oleh kedua orangtua Ivan.

"Bener gak Ra yang dibilang Mas mu tadi itu!" Baru saja mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah Ratna sudah langsung menginterogasi Dara.

"Bener tante!" jawab Dara lirih. Dia berusaha melepaskan tangan Ivan yang memeluk pinggangnya. Dia merasa malu.

"Kalo sudah dari dulu kenapa jadiannya baru sekarang? Harusnya mama sekarang sudah gendong cucu..iya kan Pa?" Ratna masih menggerutu dan meminta pendapat suaminya.

Bastian mengangguk dan tersenyum memperhatikan Dara yang wajahnya memerah. "Papamu tau gak mengenai hubungan kalian?"

Dara menggeleng, "Belum Om!" jawab Dara sopan dan menghela nafas dalam. "Tolong jangan kasih tau dulu Om!"

"Lho kenapa? Kalo kalian sudah saling mencintai..ya segera diresmikan aja. Ya gak Pa?"

Dara menatap Ivan gemas, dari tadi dia hanya menampilkan senyumnya dengan mempermainkan jemari Dara tanpa mau membantu menjawab pertanyaan kedua orangtuanya.

Dara menghela nafas lagi..dia menoleh ke Ivan sejenak sebelum menjawab.. "Kami baru dua bulan ini bertemu lagi Om, Tan. Saya tidak tau dengan apa yang terjadi dengan Mas Ivan selama 8 tahun perpisahan kami. Jadi saya belum berani memutuskan ke depannya seperti apa. Tolong jangan kasih tau orangtua saya dulu!"
jawab Dara pelan.

DARA dan CINTAnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang