28. SEBELUM PERGI

24.7K 1.6K 48
                                    

WARNING 21+
CUMA MENGINGATKAN,
BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!

"Ooo...ini kantormu Ra? Biyuuuh..gak nyangka ya kalo Mas Ivan sekaya ini..kelihatannya dia biasa aja kan ya?" Anjar menghentikan langkahnya dan memandang gedung yang ada di depannya dengan takjub setelah mereka berjalan berdua menyusuri trotoar dari rumah kos Dara.

"Iya...Mas Ivan memang kaya sejak lahir Njar", jawab Dara pelan.

"Wowww..kamu jadi calon Ibu Boss dong!"

"Biasa aja sih..bukan karena dia kaya kalo sejak dulu aku jatuh cinta sama dia Njar!"

Anjar tersenyum menepuk bahu Dara pelan, "Aku tahu Ra..cintamu tercipta karena bola volly kan?"

"Selain bola volly..juga perhatian Mas Ivan dulu kepadaku yang melebihi Mas Bayu", jawab Dara getir.

"Karena perhatiannya sampai kamu seperti orang yang tidak waras ketika dia pergi", Anjar terkekeh pelan, dia teringat ketika berangkat ke sekolah wajah Dara terlihat kusut dengan mata bengkak selama seminggu sejak kepergian Ivan.

"Iya..kalo inget itu..jadi malu aku Njar", balas Dara dengan ikutan terkekeh. Ketika Ivan pergi..selama seminggu setiap pulang sekolah Dara selalu mengurung dirinya di kamar, dan setiap pagi ketika bangun tidur..matanya sudah membengkak karena kebanyakan menangis.

Kehadiran Galaxy tidak bisa menggantikan sepenuhnya figur Ivan yang sudah lebih dahulu mengisi relung hati dan hari-harinya. Galaxy hanya bisa menjadi kekasih..tetapi tidak bisa menjadi figur kakak yang selama ini dia dapatkan dari Ivan.

"Bentar lagi ojol yang aku pesan nyampe Ra!" Anjar membuyarkan sedikit kenangan lama Dara.

"Kamu sampai kapan di rumah tantemu? Kita bisa ketemu lagi kan?"

"Aku belum tau Ra..kalo urusanku dah kelar aku bisa bebas mungkin sehari atau dua hari sebelum balik"

"Masih kangen Njar!" Ucap Dara dengan wajah sedikit sendu. Anjar terkekeh lagi sebelum menyapa sopir ojol yang mendekat menanyakan kebenaran namanya.

"Aku akan usahakan kesini lagi sebelum balik ya! Sampaikan salamku buat Mas Ivan!" Balas Anjar ketika memberikan cipika cipiki sebelum mengenakan helm yang diberikan sopir ojol.

"InSyaa Allah..hati-hati Njar! Sampai ketemu lagi!" Balas Dara dengan rasa berat berpisah, dia masih menatap Anjar yang naik di boncengan Abang ojol.

Anjar memberikan kode dengan jempolnya. "Bye Dara.."

Dara membalasnya dengan senyuman dan bergegas memasuki pintu gerbang kantornya.

Seperti pegawai lain..dia naik melalui lift pegawai tanpa memperdulikan tatapan orang-orang di sekitarnya yang sudah mengetahui perihal hubungannya dengan Ivan.

Kali ini pikirannya hanya tertuju pada bagaimana caranya dia bisa konsentrasi bekerja menyelesaikan laporan bulanan secepatnya.

Ketika dia baru saja mendudukkan tubuhnya di kursi kerja dan menaruh tas di tempatnya..tiba-tiba ponselnya berdering. Wajah Ivan tertera di sana..kelihatan segar dan berwibawa dengan jas warna silver, kemeja putih dihiasi dasi biru bergaris merah. Untuk sesaat dia terpana...

"Hmm..." Sapa Dara ketika dia sudah menyapu layar ponsel untuk menerima video call. Tangannya bergerak menyalakan komputer.

"Yang..baru nyampe ya?"

"Seperti yang Mas Ivan lihat!" Dara menyandarkan ponselnya di kotak tissue samping layar komputernya.

"Kamu udah sarapan kan? Terus Anjar masih di kos atau gimana?"

DARA dan CINTAnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang